Penerapan pola hidup sehat melalui “pesan tangan” Latihan Rangkuman

Program Ko-Kurikuler 10 kesegaran jasmaninya.

2. Komponen Kesegaran Jasmani

Komponen kesegaran jasmani dibagi menjadi dua bagian, yaitu yang berkaitan dengan kesehatan health-related fitness dan komponen yang berkaitan dengan keterampilan skills related fitness. kom- ponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan, terdiri dari daya tahan jantung dan paru-paru; komposisi tubuh, fleksibilitas; kekuatan dan daya tahan otot. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan, meliputi: daya ledak, kecepatan, kelincahan, koordinasi, kecepatan reaksi dan keseimbangan. Untuk dapat menjalankan tugas rutin sebagai PNS dan sebagai anggota masyarakat yang bersosialisasi, minimal komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatanlah yang lebih perlu mendapat perhatian. Sedangkan komponen kesegaran jasmani yang berkaitan dengan keterampilan lebih dibutuhkan oleh orang yang memelihara prestasi fisik, seperti atlet dan penari.

a. Daya Tahan Jantung

Daya tahan jantung dan paru-paru di kenal juga dengan istilah daya tahan kardiorespirasi atau kapasitas aerobik, yang diartikan sebagai kemampuan jantung, paru-paru dan peredaran darah Modul Diklat Prajabatan Golongan III 11 untuk mampu melakukan tugas-tugas fisik yang berat dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan setelah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Jika daya tahan jantung dan paru-paru seseorang lemah, maka orang tersebut akan mudah lelah dan sulit pulih setelah melakukan kerja berat.

b. Komposisi Tubuh

Komposisi tubuh merupakan perbandingan proporsi tubuh yang di pengaruhi oleh berat badan, tinggi badan dan ukuran anggota tubuh lainnya termasuk tebal lemak, jumlah cairan tubuh dan sel- sel tubuh lainnya. Cara untuk mengetahui apakah berat badan seseorang itu proporsional akan dijelaskan dalam bab selanjutnya.

c. Fleksibelitas

Fleksibelitas atau kelenturan selalu dikaitkan dengan ruang gerak sendi dan elastisitas otot-otot, tendon dan ligamen. Dengan demikian orang yang lentur adalah yang memiliki ruang gerak luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot yang elastis.

d. Kekuatan Otot

Kekuatan otot sangat penting guna meningkatkan kondisi kesegaran jasmani karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, yang memegang peranan pula dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cedera. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari kekuatan otot amat diperlukan, Program Ko-Kurikuler 12 misalnya untuk mengangkat sesuatu. Jika salah satu otot cedera dan tidak dapat digerakkan, maka akan terasa betapa pentingnya memelihara kekuatan otot.

e. Daya Tahan Otot

Daya tahan otot mengacu kepada suatu kelompok otot yang mampu untuk melakukan kontraksi yang berturut-turut, atau mampu mempertahankan suatu kontraksi statis untuk waktu yang lama. Contohnya, atlet yang melakukan push-up atau seseorang ibu yang mengulek sambal.

3. Pemeliharaan dan Peningkatan Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani seseorang perlu terus di pelihara agar selalu berada dalam kondisi yang prima. Untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani perlu dibiasakan hidup sehat dan selalu menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan latihan kesegaran jasmani yang teratur. Manfaat dari latihan fisik, bukan saja meningkatkan derajat kesehatan dan daya tahan tubuh, tapi juga berdampak kepada peningkatan rasa percaya diri, perbaikan kualitas tidur dan menurunkan tingkat stress. Disamping itu, jangan lupa meluangkan waktu untuk rekreasi. Berikut ini diuraikan prosedur, prinsip dan macam latihan kesegaran jasmani. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 13

a. Prosedur Latihan Kesegaran Jasmani

Dalam melakukan latihan kesegaran jasmani perlu diikuti prosedur latihan berikut ini agar latihan dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan cedera. 1 Sebelum latihan fisik, pastikan badan dalam keadaan sehat. Terutama jika baru sembuh dari sakit atau cedera, sebaiknya dilakukan dulu pemeriksaan kesehatan. 2 Gunakan pakaian olah raga yang memungkinkan tubuh bergerak bebas, menyerap keringat dan sopan, bersepatu olah raga dan gunakan topi jika berolahraga di luar gedung. 3 Mulailah latihan dengan pemanasan warming-up, yang merupakan gerakan umum yang ringan ditambah dengan senam peregangan stretching selama sekitar 10 menit. Jika denyut nadi sudah mencapai 110 - 120 per menit, dapat dikatakan bahwa tubuh sudah cukup panas untuk melakukan latihan inti. 4 Fokus awal dari latihan fisik adalah latihan dengan intensitas rendah yang bertujuan meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru, yaitu latihan aerobik seperti jogging, jalan cepat, senam, aerobik, bersepeda statis. 5 Dalam latihan inti yang bersifat aerobik, target latihan dapat dipantau dengan menetapkan zona latihan training zone seseorang berdasarkan denyut nadinya. Denyut nadi latihan harus mencapai denyut nadi optimal jika latihan ingin di Program Ko-Kurikuler 14 rasakan manfaatnya. Untuk menentukan denyut nadi optimal perlu terlebih dahulu diketahui denyut nadi maksimal dan usia. Berikut ini cara menghitung denyut nadi optimal, dengan contoh usia 25 tahun. DN maksimal: 220 - usia = 220 - 25 = 195 denyutmenit. DN optimal : 80 x DN maksimal = 80 x 195 = 156 denyutmenit. DN minimal : 60 x DN maksimal = 60 x 195 = 117 denyutmenit. Jadi, agar latihan aerobik yang dilakukan PNS yang berusia 25 tahun tersebut efektif, denyut nadinya saat melakukan latihan inti berkisar antara 117 sampai dengan 156 denyut per menit. Apabila denyut nadi latihannya dibawah 117 maka latihan yang dilakukan tidak akan meningkatkan daya tahan tubuhnya, maka sebaliknya, jika denyut nadinya diatas 156 maka latihan tersebut terlalu berat, dan akan berbahaya bagi kesehatan jantungnya. Semakin terlatih daya tahan seseorang, maka akan semakin lama dapat bertahan latihan dalam denyut nadi optimalnya. 6 Timbulnya rasa pegal setelah latihan adalah hal yang biasa, namun jika ada rasa nyeri setelah melakukan latihan fisik, itu Modul Diklat Prajabatan Golongan III 15 merupakan pertanda ada sesuatu yang tidak beres pada tubuh. Oleh karena itu biasa lakukan pendinginan cooling-down setelah latihan inti, terutama dengan melakukan peregangan otot sampai denyut nadi kembali normal. Jika tidak hilang segera periksa ke dokter. 7 Lakukan gerakan-gerakan fisik yang tidak beresiko menyebabkan cedera.

b. Prinsip Latihan Kesegaran Jasmani

Program latihan fisik yang baik harus dapat menghasilkan peningkatan kualitas fisik dari orang yang melakukan latihan tersebut. Untuk bisa mencapainya program latihan harus mengikuti prinsip-prinsip latihan sebagai berikut: 1 Prinsip dasar overload, yaitu suatu prinsip latihan dimana pembebanan latihan harus ditambah pada waktu tertentu, artinya beban latihan tidak monoton, ada saatnya semakin berat namun di selingi dengan latihan ringan. 2 Latihan untuk mencapai kondisi fisik yang baik setidaknya harus dilakukan tiga sampai lima kali dalam seminggu, dengan hari yang diselang-seling, misalnya Selasa, Jumat, Minggu. Kalau latihan hanya satu atau dua kali seminggu, latihan tersebut tidak cukup untuk meningkatkan kualitas fisik. Sebaliknya, jika terlalu banyak sampai hampir setiap hari tanpa istirahatpun akan berbahaya bagi kerusakan fungsi Program Ko-Kurikuler 16 tubuh. 3 Latihan harus progresif, artinya secara berangsur angsur disesuaikan dengan perkembangan prestasi orang yang melakukan latihan, misalnya dalam minggu pertama latihan jogging selama 20 menit, maka minggu berikutnya bisa di tingkatkan menjadi 25 - 30 menit dan seterusnya. Latihan juga mengandung unsur individualitas, karena sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocok untuk semua orang. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam prinsip individualitas ini antara lain: jenis kelamin, usia, tingkat kesegaran jasmani, selera, komposisi dan tipe tubuh serta karakter kepribadiannya.

4. Pengukuran Tingkat Kesegaran Jasmani

Tingkat kesegaran jasmani PNS dapat diketahui dengan mengukur berbagai komponen kesegaran jasmaninya, ataupun dengan mengukur tingkat kesegaran jasmani umum yang biasanya dilakukan dengan suatu rangkaian tes fisik. Namun dalam pelatihan ini, hanya tiga macam pengukuran yang berhubungan dengan kesegaran jasmani yang akan dibahas dan dipraktekkan, yaitu pengukuran denyut nadi, pengukuran berat badan proposional, dan pengukuran kapasitas aerobik. Setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan para calon PNS peserta pelatihan akan memiliki kebiasaan untuk melakukan pengukuran Modul Diklat Prajabatan Golongan III 17 kesegaran jasmaninya, sehingga para PNS dapat mengontrol tingkat kesegaran jasmaninya.

a. Pengukuran Denyut Nadi

Pengukuran denyut nadi, khususnya denyut nadi istirahat, perlu dilakukan setiap hari. Kegunaannya adalah kita dapat memonitor kondisi tubuh, apakah mengalami kelelahan atau kurang istirahat. Saat terbaik mengukur denyut nadi istirahat adalah saat setelah bangun tidur, pada saat masih terbaring. Denyut nadi ini disebut sebagai denyut nadi basal. Cara penghitungan denyut nadi yang paling sederhana adalah dengan meraba pergelangan tangan sebelah dalam arteri radialis atau leher arteri carotis. Setelah denyut nadi teraba, hitung denyutnya selama satu menit, untuk mempercepat penghitungan, dapat dihitung dalam 15 detik lalu dikalikan 4, atau selama 30 detik lalu hasilnya dikalikan dua. Denyut nadi istirahat yang normal pada orang dewasa berkisar antara 60 - 80 denyut permenit. Jika saat bangun tidur denyut mendekati 100 maka itu salah satu pertanda tubuh tidak sehat.

b. Pengukuran Berat Badan

Yang dimaksud dengan berat badan proporsional adalah keseimbangan antara berat badan dan tinggi badan. Salah satu cara yang praktis untuk mengetahui berat badan porposional Program Ko-Kurikuler 18 tersebut adalah dengan menghitung indeks massa tubuh body mass index = BMI. Untuk itu terlebih dahulu harus diketahui berat badan dan tinggi badannya. Perhitungan BMI menggunakan rumus sebagai berikut: Contoh: Berat badan= 60 kg, Tinggi badan = 160 cm BMI = 60 kg1,6 m x 1,6 m = 602.56 = 23,4 kg M2 .

c. Pengukuran Kapasitas Aerobika

Sebelum melakukan pengukuran atau tes kapasitas aerobik, ikuti dahulu hal-hal berikut ini: 1 Peserta tes harus dalam kondisi sehat berdasarkan pemeriksaan dokter. Jika tekanan darah sedang terlalu tinggi atau terlalu rendah, lebih baik tes dilakukan di lain hari. Demikian juga jika peserta sedang merasa pusing, kurang tidur, denyut nadi mendekati 100 per menit, atau tidak sehat, jangan mengikuti tes. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 19 2 Malam sebelum mengikuti tes, peserta harus cukup tidur. 3 Sebelum melakukan tes peserta tidak melakukan latihan fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol ataupun obat- obatan. 4 Gunakan pakaian olah raga yang ringan dan tidak mengganggu gerakan. 5 Tes sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00, atau jika terpaksa dapat dilakukan pada sore hari setelah matahari tidak menyengat, dan peserta tidak dalam keadaan lelah. Ada beberapa macam jenis mengukuran tes aerobik yang bisa dilakukan perorangan maupun secara massal. Tes yang paling mudah dilaksanakan adalah tes lari 2,4 km dan tes jalan cepat 4,8 km protokol test cooper. Ada pula tes lari 15 menit Baike, tes naik turun bangku Harvard step test dan tes lari multi tahap Bleep-test. Dalam uraian ini hanya kedua tes yang pertama di sebut tadi yang akan dibahas dan di praktekkan pelaksanaannya. 1 Tes Lari 2,4 km Tujuan dari pada tes ini adalah untuk mengukur daya tahan jantung dan paru-paru. Untuk itu diperlukan lintasan lari sepanjang 2,4 km yang bisa berbentuk lintasan atletik standar keliling 400 meter, atau lintasan lurus, bahkan Program Ko-Kurikuler 20 dapat dilakukan di jalan raya atau lintasan lari. Yang penting, jaraknya harus terukur benar sejauh 2,4 km. Alat bantu yang diperlukan adalah stop watch. Jika tes dilakukan terhadap orang banyak massal, maka diperlukan petugas pencatat waktu dan pencatat jarak. Tes dilakukan dengan start berdiri. Tes dimulai saat aba-aba start biasanya petugas start teriak ya atau sambil mengibaskan bendera start bersamaan dengan mengaktifkan stop watch. Lalu peserta tes berlari secepatnya menempuh jarak 2,4 km dengan kecepatan yang diatur sendiri. Peserta boleh mengurangi kecepatan lari jika ia merasa lelah, namun harus tetap lari atau berjalan jangan berhenti. Pada saat peserta tes melewati garis finish di kilometer 2,4 stop watch dimatikan. Waktu yang tertera untuk menempuh jarak 2,4 km itulah prestasi yang dicapai. Hasil waktu tes kemudian dilihat dalam Tabel 1 sesuai dengan jenis kelamin dan usia. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 21 Tabel 1 Norma Tes Lari 2,4 Km Cooper 2 Tes Jalan Cepat 4,8 km Pelaksanaan tes jalan cepat ini mirip tes lari dengan tes lari 2,4 km. Bedanya jarak yang ditempuh adalah 4,8 km dan dalam tes jalan cepat ini peserta harus berjalan kaki secepatnya, namun tidak boleh berlari. Yang dikatagorikan berlari adalah pada saat yang bersamaan kedua telapak kaki Program Ko-Kurikuler 22 melayang tidak menginjak tanah. Tes jalan cepat ini lebih sering di berikan kepada PNS yang usianya di atas 40 tahun. Cara start, finish dan penghitungan waktu sama dengan tes lari 2,4 km. Katagori hasil waktu tes dapat dilihat dalam Tabel 2 sesuai dengan jenis kelamin dan usia. Tabel 2 Norma Tes Jalan Cepat 4,8 Km Cooper Agar para peserta lebih memahami dan dapat mengerti cara pelaksanaan pengukuran kesegaran jasmani ini, akan dilakukan praktek yang sekaligus untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani peserta. Idealnya, pengukuran kesegaran Modul Diklat Prajabatan Golongan III 23 jasmani dilakukan secara berkala, misalnya setiap tiga bulan sekali, agar perkembangan tingkat kesegaran jasmani hasil latihan fisik dapat diketahui manfaatnya.

D. Latihan

Bentuklah kelompok sesuai dengan jumlah peserta untuk mengkaji hal- hal sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi siapa yang dianggap dan apa kreteria sehat itu? 2. Mengidentifikasi jenis yang berkatagori sehat? 3. Mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan yang diperlukan pada setiap jenis-jenis sehat tersebut. 4. Waktu penyelesaian mulai dari proses sampai menjadi kajian sehat. 5. Mengapa kita melakukan latihan kesegaran jasmani? 6. Apa saja yang harus kita lakukan sebelum melakukan kegiatan kesegaran jasmani? 7. Kegiatan kesegaran jasmani bagi yang berusia 40 tahun ke atas, bagaimana bentuknya

E. Rangkuman

1. Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa merasakan kelelahan yang berlebihan, serta masih memiliki cadangan tenaga. 2. Komponen-komponen kesegaran jasmani dibagi menjadi 2 dua Program Ko-Kurikuler 24 bagian, yaitu Komponen yang berkaitan dengan kesehatan health related fitness dan komponen yang berkaitan dengan keterampilan skills related fitness. 3. Untuk memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani perlu dibiasakan hidup sehat dan selalu menjaga kebugaran tubuh dengan melakukan latihan. 4. Dalam melaksanakan kegiatan kesegaran jasmani perlu diukur tingkatan kesegaran tersebut, yaitu untuk melakukan pengukuran denyut nadi, pengukuran berat badan dan pengukuran kapasitas aerobiknya. 25

BAB III PERATURAN BARIS BERBARIS

A. Pengertian Baris Berbaris

Peraturan Baris Berbaris PBB ini adalah dalam rangka pembinaan dan kerjasama antar peserta. Salah satu dasar pembinaan disiplin adalah melalui latihan PBB. Jadi PBB berarti bukanlah mengarahkan peserta menjadi TNI atau Militer tetapi untuk mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima pula. PBB tujuannya adalah antara lain, membentuk sikap, membentuk disiplin, membina kebersamaankesetiakawanan, dan lain-lain. Pokok-pokok baris-berbaris diberikan peserta untuk mengikuti upacara serta digunakan untuk pelaporan kesiapan belajar di kelas dengan gerakan-gerakan di tempat dan berjalan yang serba tertib guna mendukung penegakan disiplin.

B. Manfaat

1. Peraturan baris-berbaris dimaksudkan untuk mengatur sekelompok orang dalam barisan melakukan gerakan Program Ko-Kurikuler 26 bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan ditempat maupun gerakan berjalan. 2. Pengetahuan PBB sangat bermanfaat bagi peserta Diklat Prajabatan Golongan III baik selama mengikuti Diklat maupun setelah Diklat, guna mendukung tugas pokok. Pembinaan disiplin dan memupuk rasa kebersamaan antar peserta dilakukan melalui PBB. Gerakan-gerakan enerjik dari kedisiplinan yang tinggi serta rasa karsa yang dihasilkan dari latihan PBB sangat diperlukan dalam pelaksanaan tugas.

C. Gerak Ditempat

Gerakan ditempat diperlukan untuk mempersiapkan atau merapikan barisan dalam menghadapi upacara-upacara, melaksanakan apel kerja pagisiang, apel belajar pagipersiapan pelaporan belajar pagisiang di kelas

1. Contoh-Contoh

Gerakan-gerakan di tempat yang umum dilakukan adalah: a. Sikap sempurna; b. Lencang kanan; c. Lencang depan; d. Berhitung; e. Hadap kanan; f. Hadap kiri; Modul Diklat Prajabatan Golongan III 27 g. Hadap serong kanankiri; h. Balik Kanan; i. Istirahat ditempat.

2. Latihan

Untuk melaksanakan gerakan-gerakan ditempat dilakukan melalui aba-aba yang diberikan oleh pelatih atau pimpinan barisan. Aba-aba yang diberikan terdiri dan aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperlukan jarak waktu beberapa detik agar anggota barisan dapat mempersiapkan diri dan melaksanakannya secara serempak.

a. Sikap Sempurna

Membentuk sikap sempurna dengan aba-aba siap ... Gerak, berdiri atau duduk siap ... gerak dalam keadaan duduk. 1 Begitu mendengar aba-aba siap gerak dilapangan berdiri. a Kaki kiri ditarik rapat-rapat lurus ke kaki kanan dan ujung kaki membentuk sudut 45°; b Pandangan lurus kedepan; c Dagu ditarik; d Dada dibusungkan dan perut ditarikdikempiskan; e Tangan lurus ke bawah rapat dengan paha dan jari- jari dikepalkan serta ibu jari menempel di paha.