Pengertian Problem Solving Langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving

benar Skor maksimal: 2 Skor maksimal: 4 Skor maksimal: 2 Skor maksimal: 2 Keterangan : bila skor maksimum suatu soal lebih dari 10 maka tinggal dilakukan penyesuaian.

2.1.5 Model Pembelajaran Problem Solving

2.1.5.1 Pengertian Problem Solving

Sebelum memberikan pengertian tentang pembelajaran problem solving terlebih dahulu membahas tentang masalah atau problem. Sebagian besar ahli pendidikan matematika menyatakan bahwa masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Mereka juga menyatakan bahwa tidak semua pertanyaan otomatis akan menjadi masalah. Suatu pertanyaan akan menjadi masalah jika pertanyaan itu menunjukan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui oleh siswa. Menurut Bell 1978:309 , pemecahan masalah matematika adalah solusi dalam matematika yang dianggap sebagai masalah oleh orang yang memecahkan masalah tersebut.

2.1.5.2 Langkah-langkah model pembelajaran Problem Solving

Menurut Bell 1978:309, ada lima langkah dasar untuk problem solving adalah sebagai berikut. Langkah pertama adalah menyajikan masalah dalam bentuk umum. Langkah kedua adalah mengemukakan kembali suatu masalah ke dalam gambaran secara operasional. Langkah ketiga adalah merumuskan hipotesis alternatif dan langkah-langkahnya untuk memecahkan masalah. Langkah keempat adalah menguji hipotesis dan melaksanakan prosedur atau langkah-langkah untuk mendapatkan solusi atau sekumpulan solusi yang potensial. Sedangkan langkah yang kelima adalah menganalisis dan mengevaluasi solusipenyelesaian, strategi penyelesaian dan metode yang digunakan untuk menemukan strategi untuk memecahkan masalah. Sem ent ara it u t erkait dengan pem belajaran m at em at ika, Nurhadi 2005: 111 m enyebut kan lim a t ahapan ut am a pada m odel pem belajaran berdasarkan m asalah sepert i t erlihat pada t abel 2.2. Tabel 2.2 Tahapan-tahapan pada Pembelajaran berdasarkan Masalah Tahapan Peran Guru Tahap 1 Orientasi siswa kepada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut Tahap 3 Membimbing penyelidikan individual dan kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalahnya. Tahap 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video dan model serta membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya. Tahap 5 Guru membantu siswa untuk Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan M enurut Posam ent ier dalam Widdihart o 2004:10, beberapa st rat egi yang sering digunakan dalam pem ecahan masalah m atem at ika sekolah adalah sebagai berikut . 1. Membuat gambar atau diagram Strategi ini terkait dengan pembuatan sket atau gambar untuk mempermudah memahami masalah dan mendapatkan penyelesainnya. 2. Bergerak dari belakang Strategi ini dimulai dengan menganalisa bagaimana mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Strategi ini bergerak dari yang diinginkan kemudian menyesuaikan dengan yang diketahui. 3. Memperhitungkan setiap kemungkinan Strategi ini terkait dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh siswa selama proses pemecahan masalah sehingga tidak ada satupun alternatif yang diabaikan. 4. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana Strategi ini terkait dengan penggunaan contoh khusus tertentu pada masalah tersebut agar lebih mudah dipelajari, sehingga gambaran umum penyelesaian yang sebenarnya dapat ditemukan. 5. Membuat tabel Strategi ini digunakan untuk membantu menganalisis permasalahan, sehingga segala sesuatunya tidak dibayangkan hanya oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas. 6. Menemukan pola Strategi ini terkait dengan pencapaian keteraturan-keteraturan pola. 7. Memecah tujuan Strategi ini terkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak dicapai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan yang sesungguhnya. 8. Berpikir logis Strategi ini berkaitan dengan penggunaan penalaran maupun penarikan kesimpulan yang sah atau valid dari berbagai informasi atau data yang ada. 9. Mengabaikan hal yang tidak mungkin Dari berbagai alaternatif yang mungkin, alternatif yang sudah jelas tidak mungkin agar dicoret atau diabaikan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkin saja. 10. Mencoba-coba Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba dari yang diketahui. M encerm at i m odel pem belajaran problem solving di at as, m aka kelebihannya dapat dikem ukakan ant ara lain: sisw a lebih t erlat ih dalam ket eram pilan pem ecahan m asalah, m endorong sisw a unt uk berpikir alt ernat if, m elat ih kerunt ut an berpikir logis sisw a, sedangkan, kekurangannya ant ara lain : kadang sisw a belum menyadari akan adanya m asalah, dan sisw a sering mengalami kebingungan st rat egi at au kiat m ana yang akan digunakan. Contoh penerapan model pembelajaran problem solving pada materi pokok segiempat adalah sebagai berikut. Lantai rumah Pak Badu berbentuk persegi panjang dengan ukuran m m 6 12  . Pak Badu akan memasang ubin untuk menutupi seluruh lantai. Ubin tersebut berbentuk persegi panjang dengan ukuran cm cm 30 40  . a. Berapa banyak ubin yang dibutuhkan oleh Pak Badu untuk menutupi seluruh lantai? b. Jika harga sebuah ubin adalah Rp 2.500,00, berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Badu? Langkah-langkah pemecahan masalah menurut Polya dalam Suherman 2003:105 adalah sebagai berikut. 1 Memahami masalah a Banyaknya ubin yang dibutuhkan oleh Pak Badu untuk menutupi seluruh lantai merupakan hasil bagi dari luas seluruh lantai dengan luas sebuah ubin. b Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Badu merupakan hasil kali antara banyaknya ubin yang dibutuhkan dengan harga satuan ubin. 2 Merencanakan penyeleaian Menentukan terlebih dahulu luas seluruh lantai dan luas sebuah ubin kemudian menyamakan satuannya. luas lantai = m m 6 12  = 72 2 m = 720000 2 cm luas ubin = 2 1200 30 40 cm cm cm   3 Menyeleaikan masalah a banyak ubin yang diperlukan = ubin luas lantai luas = 600 1200 720000 2 2  cm cm Jadi banyaknya ubin yang diperlukan oleh Pak Badu untuk menutupi seluruh lantai adalah 600 buah ubin b Biaya = banyaknya ubin  harga sebuah ubin = 00 , 2500 600 Rp  = Rp 150000,00 Jadi biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Badu adalah sebesar Rp 150000,00 4 Memeriksa kembali a Lantai rumah milik Pak Badu berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang dan lebarnya sudah diketahui. Sehingga luas lantai merupakan hasil kali ukuran panjang dan lebarnya. b Ubin yang digunakan untuk menutupi lantai juga berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang dan lebarnya sudah diketahui. Sehingga luas sebuah ubin merupakan hasil kali ukuran panjang dan lebarnya. c Banyaknya ubin yang dibutuhkan oleh Pak Badu untuk menutupi seluruh lantai merupakan hasil bagi dari luas seluruh lantai dengan luas sebuah ubin d Banyaknya biaya yang harus dikeluarkan oleh Pak Badu merupakan hasil kali antara banyaknya ubin yang dibutuhkan dengan harga satuan ubin.

2.1.6 Model Pengajaran Langsung

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24