Luas ABCD = luas segitiga ABC + luas segitiga BCD =
t
CD t
AB 2
1 2
1
=
CD AB
t
2 1
Karena AB dan DC adalah sis-sisi yang sejajar. Maka luas daerah trapesium dapat dituliskan sebagai berikut.
Luas daerah trapesium =
t
2 1
jumlah sisi sejajar
2.2 Kerangka Berpikir
Pembelajaran matematika memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai, diantaranya
adalah mengembangkan
kemampuan pemecahan
masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu bentuk kemampuan
matematika tingkat tinggi. Dalam kegiatan pemecahan masalah terangkum kemampuan matematika seperti penerapan aturan pada masalah yang tidak rutin,
penemuan pola, penggeneralisasian pemahaman konsep maupun komunikasi matematika.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah, diperlukan model pembelajaran yang tepat di mana dalam proses belajar mengajar
matematika guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dalam memahami materi
pelajaran yang disampaikan.
Model pengajaran langsung menurut Arends dalam Trianto 2007 :29 adalah model pembelajaran yang dirancang secara khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati dipihak guru.
Agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detil keterampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta jadwal pelatihan direncanakan
dan dilaksanakan secara seksama. Tujuan pembelajaran dalam model pengajaran langsung dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa. Pengajaran langsung
tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi mengecek pemahaman dengan tanya jawab berhubungan erat dengan model pengajaran
langsung. Pengajaran langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama dalam analisis tugas. Pengajaran langsung masih berpusat
pada guru, tetapi tetap menjamin terjadinya keterlibatan siswa dalam proses belajar.
Model pembelajaran problem solving memungkinkan siswa menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan baik dalam pembelajaran matematika
maupun pelajaran lain. Hal ini dimungkinkan karena siswa telah mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mengumpulkan informasi, menganalisis bahkan
mampu meneliti kembali hasil yang diperoleh. Model pembelajaran problem solving merupakan pembelajaran yang didesain guru dalam rangka memberi
tantangan kepada siswa melalui penugasan pertanyaan matematika. Guru sebagai motivator siswa agar mau menerima tantangan dan membimbing siswa
dalam proses berpikir secara sistematis, mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapi, dapat belajar menganalisis suatu masalah dari
berbagai aspek dan dapat mendidik siswa percaya diri. Materi pokok segiempat merupakan salah satu aspek dalam geometri.
Geometri merupakan materi yang dianggap siswa masih abstrak dan memerlukan kemampuan pemecahan masalah, serta dapat membantu siswa memeperoleh
pengetahuannya melalui siswa lain dalam diskusi kelompok. Berdasarkan paparan di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
matematika dengan menggunakan model problem solving diduga memberikan kemampuan pemecahan masalah matematik yang berbeda dengan pembelajaran
dengan menggunakan model pengajaran langsung . Bagan Kerangka Berpikir
PEMBELAJARAN DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL POBLEM SOLVING
PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL PENGAJARAN LANGSUNG
TES KEMAMPUAN
PEMECAHAN MASALAH TES
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
PEMBELAJARAN SEGIEMPAT
Kemampuan pemecahan masalah matematik
2.3 Hipotesis Penelitian