2 Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
3 Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
4 Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
5 Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
6 Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Menurut Gagne dalam Suherman 2003:33, belajar dapat dikelompokan menjadi delapan tipe belajar, yaitu belajar isyarat, stimulus respon, rangkaian
gerak, rangkaian verbal, membedakan, pembentukan konsep, pembentukan aturan, dan pemecahan masalah. Belajar pemecahan masalah merupakan tipe
belajar yang tingkatannya paling tinggi.
Dari beberapa uraian sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan perilaku individu yang disebabkan oleh
pengalaman. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen, yang berarti bahwa perubahan itu akan bertahan dalam waktu relatif lama, sehingga
pada suatu saat hasil belajar tersebut dapat dipergunakan kembali ketika menghadapi situasi baru.
2.1.2 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan
tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga
komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya Hamalik, 2001:57.
Menurut Darsono 2000:25, ciri-ciri pembelajaran dapat dikemukakan sebagai berikut.
1 Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis
2 Pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar
3 Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang
bagi siswa 4
Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik 5
Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
6 Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik
maupun psikologis. Beberapa teori belajar dalam Sugandi 2004:9 mendeskripsikan
pembelajaran yang berorientasi pada guru adalah sebagai berikut. 1
Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus lingkungan dengan tingkah laku
siswa. 2
Cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.
3 Memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sedangkan pembelajaran yang berorientasi pada siswa, memberikan makna bahwa
pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak terlepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa, oleh karena
itu, guru harus memperhatikan sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Suherman 2003:68, beberapa sifat atau karakteristik
pembelajaran matematika di sekolah adalah sebagai berikut. 1
Pembelajaran matematika adalah berjenjang atau bertahap Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu
dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks, atau dapat dikatakan dari konsep yang
mudah menuju konsep yang lebih sukar. 2
Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu
memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari siswa sebelumnya. 3
Pembelajaran matematika mengikuti pola pikir deduktif Matematika adalah ilmu deduktif, matematika tersusun secara deduktif
aksiomatik. Seorang guru harus dapat memilih pendekatan yang cocok dengan kondisi siswa, misalnya sesuai dengan perkembangan intelektual siswa di
SMP, maka dalam pembelajaran matematika belum seluruhnya menggunakan
pendekatan deduktif tetapi masih dicampur dengan pendekatan induktif. 4
Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi. Kebenaran dalam matematika sesuai dengan struktur deduktif aksiomatiknya.
Kebenaran-kebenaran dalam matematika pada dasarnya merupakan kebenaran konsistensi , tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan
yang lainnya.
2.1.3 Hasil Belajar