57
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Setelah dilakukan pembelajaran dengan model pebelajaran problem solving dan model pengajaran langsung, diperoleh data berupa nilai tes
kemampuan pemecahan masalah terhadap kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2, selanjutnya data tersebut dianalisis.
4.1.1 Uji Normalitas
Dari perhitungan data kelas eksperimen 1 setelah perlakuan dengan mean adalah 71,03; simpangan baku adalah 13,12; nilai tertinggi adalah 97,5; nilai
terendah adalah 42,5; banyak kelas interval adalah 7; dan panjang kelas interval adalah 8 diperoleh
2 hitung
= 4,01. Dengan banyak data 42 dan dk = 7 – 3 = 4,
diperoleh
tabel 2
9,488, dengan demikian
tabel hitung
2 2
. Ini berarti data kelas
eksperimen 1 berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 58.
Dari perhitungan data kelas eksperimen 2 setelah perlakuan dengan mean adalah 66,35; simpangan baku adalah 10,37; nilai tertinggi adalah 82,50; nilai
terendah adalah 47.50; banyak kelas interval adalah 7; dan panjang kelas interval adalah 5 diperoleh
2 hitung
= 6,52. Dengan banyak data 42 dan dk = 7 – 3 = 4,
diperoleh
tabel 2
9,488, dengan demikian
tabel hitung
2 2
. Ini berarti data kelas
58
eksperimen 2 berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 59.
4.1.2 Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua varians didapat varians kelas eksperimen 1
2 1
s = 172,14 dengan dk = 41 dan varians kelas eksperimen 2
2 2
s = 107,59 dengan dk = 41, diperoleh
hitung
F
= 1,59 dan pada 5
, dengan dk pembilang = 42 – 1 = 41 dan dk penyebut = 42 – 1 = 41 diperoleh
64 ,
1
tabel
F .
Karena
64 ,
1 59
, 1
, maka Ho diterima, berarti tidak ada perbedaan varians kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran 60.
4.1.3 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan ANOVA dua jalur. Uji perbedaan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematik
materi segiempat kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. a
Ho :
2 1
tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematik materi pokok segiempat antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
problem solving dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung.
Ha :
2 1
ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematik materi pokok segiempat antara siswa yang
diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving dengan siswa yang diajar dengan
menggunakan model pengajaran langsung. b
Ho :
22 12
21 11
tidak ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematik materi pokok segiempat antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
problem solving
pada kelas
dengan siswa
berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah dan siswa yang diajar dengan menggunakan model
pengajaran langsung pada kelas dengan siswa berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah.
Ha :
22 12
21 11
ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah
matematik materi pokok segiempat antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran
problem solving
pada kelas
dengan siswa
berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah dan siswa yang diajar dengan menggunakan model
pengajaran langsung pada kelas dengan siswa berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan ANOVA dua jalur
Sumber JK
dk RJK
F
Kemampuan Siswa Faktor A
9847,569602 1 9847,569602
474,5882 Model Pembelajaran
Faktor B 258,9900568
1 258,9900568 12,48162
A X B 532,5095881
1 532,5095881 25,66346
Inter 82,9886364
40 20,74971591 a
Diperoleh
hitung
F
= 12,48162 dan
tabel
F = 4,08 untuk
5
. Karena
tabel hitung
F F
maka Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematik materi pokok segiempat antara siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran problem solving dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung. Skor rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematik materi segiempat siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving adalah 71,03 sedangkan
siswa yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung adalah 66,35. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah
matematik materi pokok segiempat siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving lebih baik daripada siswa yang diajar
dengan menggunakan model pengajaran langsung. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 61.
b Diperoleh
hitung
F
= 25,66346 dan
tabel
F = 4,08 untuk
5
. Karena
tabel hitung
F F
maka Ho ditolak. Jadi, ada perbedaan kemampuan pemecahan
masalah matematik materi pokok segiempat antara siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran problem solving pada kelas dengan siswa
berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pengajaran langsung pada kelas dengan siswa
berkemampuan tinggi dan kemampuan rendah. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 61.
4.2 Pembahasan