Konsep Rencana Penataan Sistem Penghubung Linkage System Jalur Pejalan Kaki Pedestrian Way Ruang Terbuka Hijau dan Landscape

50 “raja” dalam aktivitasnya bersirkulasi. Karena seperti diketahui, keberadaan jalur pejalan kaki saat ini, kenyataannya tidak hanya berfungsi untuk pejalan kaki tetapi juga untuk berbagai aktifitas yang tidak seharusnya, seperti parkir kendaraan, penampungan sampah, tempat pedagang kaki lima berjualan bahkan sering digunakan sebagai jalur kendaraan bermotor ketika terjadi kemacetan. Menilik hal tersebut, dengan menjadikan manusia sebagai raja, maka manusia akan bertindak sebagai pelaku utama pada jalan setapak tersebut. Untuk mendukung hal tersebut maka juga diperlukan regulasi pendukung. Selain itu juga humanis memiliki pengertian desain dari perencanaannya bersifat alami dan manusiawi. 2 Dinamis Dinamis memiliki pengertian bahwa jalan setapak ini dapat melewati beragam peruntukan sepanjang masih memiliki keterkaitan dan saling mendukung untuk pengoptimalan fungsi tersebut. Dinamis disini juga memiliki pengertian bahwa perencanaan jalan setapak ini melalui beragam karakter bentang alam terkait deliniasi lokasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 3 Berkelanjutan Berkelanjutan memiliki pengertian dilihat dari rute jalur jalan setapak yang menerus, melingkar dan kembali bertemu di titik awal dimulainya rute tersebut. Berkelanjutan juga bermakna bahwa perencanaan ini tetap berusaha untuk mengenal dan menjada kelestarian lingkungan yang ada.

4.4. Konsep Rencana Penataan

Konsep rencana penataan akan terbagi dalam beberapa sub bab yang akan dijabarkan sebagai berikut :

a. Sistem Penghubung Linkage System

Konsep rencana penataan sistem penghubung linkage system dapat diterjemahkan sebagai berikut : 1 Mendukung visi penataan kawasan. 2 Menjamin keterkaitan sistem sirkulasi antar fungsi, antar wilayah segmen dan kelancaran pergerakan sepanjang rute jalan setapak. 3 Saling mendukung antara sirkulasi eksternal jalan raya dengan internal jalan setapak, terutama dalam mengakses angkutan umum dan Trans Sarbagita. 51 4 Memberikan pencapaian yang mudah dan jelas. 5 Mengupayakan pemisahanpengaturan antara sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan bermotor. 6 Sirkulasi jalan setapak memungkinkan pencapaian bagi kendaraan darurat, kebutuhan pemeliharaan, dan pelayanan. 7 Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana parkir. 8 Sirkulasi yang dilengkapi dengan elemen signage dan street furniture.

b. Jalur Pejalan Kaki Pedestrian Way

Konsep rencana penataan jalur pejalan kaki pedestrian way dapat diterjemahkan sebagai berikut : 1 Memisahkan jalur berjalan kaki jogging track dengan bersepeda perbedaan level, material, warna, petanda, dan lain-lain. 2 Menjaga hubungan yang harmonis dan serasi antar fungsi peruntukan guna mendukung pengembangan lingkungan dan kawasan. 3 Menjaga kontinyuitas pergerakan sepanjang jalan setapak yang direncanakan. 4 Mengakomodasi jalur pejalan kaki yang sudah ada termasuk beberapa rencana usulan pengembangan jalan setapak yang sudah ada di wilayah perencanaan. 5 Memanfaatkan lampu pengatur lalu lintas traffic light yang sudah ada, untuk kegiatan menyeberang di Jalan Bypass Ngurah Rai. 6 Terintegrasi dengan penataan ruang terbuka hijau dan landscape, perabot jalan dan petanda.

c. Ruang Terbuka Hijau dan Landscape

Konsep rencana penataan ruang terbuka hijau dan landscape dapat diterjemahkan sebagai berikut : 1 Akomodatif terhadap rencana kebutuhan dan kemungkinan pengembangan. 2 Menghadirkan ruang-ruang publik yang manusiawi dalam khasanah budaya Bali. 3 Mampu menampung pertumbuhan kegiatan kawasan yang bervariasi seperti olahraga dan rekreasi. 4 Menunjang keberlangsungan proses ekologis ekosistem kawasan. 5 Konservasi landscape bersifat khusus. 6 Mendukung terjadinya interaksi. 52

d. Perabot Jalan Street Furniture