Perabot Jalan Street Furniture Sistem Petanda Signage

13  RTH di Bawah Jalan Layang;  RTH Fungsi Tertentu.

2.5. Perabot Jalan Street Furniture

Secara umum, elemen perabot jalan street furniture terdiri atas lampu penerangan jalan, lampu taman, lampu parkir dan pedestrian, tempat sampah, papan informasi, bangku taman, halte, rambu lalu lintas, dan pos keamanan. Dalam perencanaannya harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut, yaitu : a. Bahan yang dipergunakan mampu mendukung keawetan, daya tahan, dan kemudahan perawatan. b. Pemilihan bahan, warna, bentuk, skala, dan tata letak memungkinkan pengintegrasiannya dengan lingkungan sekitar. c. Peran dan fungsinya terhadap pembentukan citra dan wajah kawasan serta manfaatnya harus bisa dirasakan langsung oleh pemakai dan masyarakat. d. Mampu mengantisipasi dan mencegah kemungkinan terjadinya tindakan vandalisme perusakan.

2.6. Sistem Petanda Signage

Sebuah kawasan tidaklah lengkap apabila tidak terdapat sistem petanda signage seperti papan iklan yang menghiasi sudut-sudut jalan maupun papan identitas toko-toko dan bangunan komersial. Semakin berkembang suatu kawasan, maka kuantitas dan kualitas petanda pun akan ikut berkembang. Sebagai alat komunikasi, petanda merupakan elemen visual yang menggunakan media ruang luar. Munculnya coreng moreng dan kekacauan wajah suatu kawasan akibat pemasangan papan reklame yang tidak terkendali, sampai saat ini masih merupakan suatu permasalahan yang cukup pelik dan dilematis. Karena tidak dapat dipungkiri Pendapatan Asli Daerah PAD yang bersumber dari pajak reklame memang cukup signifikan dalam mendukung kelanjutan program pembangunan suatu wilayah. Perencanaan sistem petanda, baik yang bersifat komersial reklameiklan maupun non komersial harus didasarkan atas ketentuan umum sebagai berikut, yaitu : a. Pengaturan skala, dimensi ukuran, dan konstruksi. 14 b. Mampu mencerminkan karakter khas lingkungan, kawasan, bahkan kota. c. Pengaturan kualitas dan desain guna mencegah adanya saling mendominasi yang memicu munculnya company image. d. Memperhatikan jarak pandang terkait dengan lokasi, standard, bahan yang memantulkan, dan yang mudah dibaca. e. Pemilihan background warna. f. Jarak antar reklame, rambu, dan spanduk yang memadai. g. Keselarasan dengan arsitektur gedung tempat pemasangan. h. Tidak mengganggu pandangan pejalan kaki. i. Penataan cahaya yang tepat. j. Pemasangan petanda harus pada lokasitempat yang mudah dipantau.

2.7. Visi dan Misi Pembangunan Kota Denpasar a. Visi Pembangunan Kota Denpasar