Bakteri Bacillus cereus Uraian Bakteri

21 sinar inframerah dan gelombang radio Pratiwi, 2008. 5. Oksigen Bakteri dibagi menjadi empat golongan berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen yaitu: Aerobik membutuhkan oksigen, Anaerobik tidak membutuhkan oksigen, Anaerobik falkutatif tumbuh pada keadaan aerobik dan anaerobik dan mikroaerofilik baik tumbuh bila sedikit oksigen Dzen, dkk., 2003. 6. Nutrisi Sumber zat makanan nutrisi bagi bakteri diperoleh dari senyawa karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, unsur logam natrium, kalsium, magnesium, mangan, besi, seng, tembaga dan kobalt, vitamin, air untuk fungsi metabolik dan pertumbuhannya Pratiwi, 2008.

2.5.4 Bakteri Bacillus cereus

Menurut Dwidjoseputro 1978, klasifikasi bakteri Bacillus cereus adalah sebagai berikut: Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Bacillaceae Marga : Bacillus Jenis : Bacillus cereus Bacillus cereus adalah bakteri gram positif, berbentuk batang basil, bersifat anaerob fakultatif, biasanya bersifat mesofilik tumbuh pada suhu antara 10-50ºC suhu optimum 28-37ºC, pH 4,3-9,3 dan tersebar luas di alam terutama 22 di tanah, air, abu dan olahan makanan. Bacillus cereus juga dapat membentuk spora endospora, spora Bacillus cereus lebih tahan pada panas kering daripada pada panas lembab dan dapat bertahan lama pada produk yang kering. Selnya berbentuk batang besar bacillus dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya. Spora Bacillus cereus lebih tahan pada panas kering daripada pada panas lembab dan dapat bertahan lama pada produk yang kering. Selnya berbentuk batang besar bacillus dan sporanya tidak membengkakkan sporangiumnya Rohman, 2009. Gambar 2.5 Koloni Bacillus cereus Gambar 2.6 Spora Bacillus cereus Bakteri ini menghasilkan enterotoksin yang dapat menimbulkan keracunan lewat makanan. Masa inkubasi berbeda-beda, berkisar 2-6 jam setelah menyantap makanan yang mengandung toksin. Gejala keracunan ini timbul mendadak, mencakup diare berat, nyeri perut, mual dan terkadang muntah Arisman, 2009. Selain itu juga dapat menyebabkan infeksi lokal pada mata, endokarditis, meningitis dan pneumonia Jawetz, dkk., 2005. Keracunan akan timbul jika seseorang menelan makanan atau minuman yang mengandung bakteri atau bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan 23 yang telah mengandung toksin tersebut. Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu toksin yang menyebabkan diare disebabkan oleh protein dengan berat molekul besar dan toksin yang menyebabkan muntah atau emesis disebabkan oleh peptida tahan panas Arisman, 2009. Tabel 2.2 Karakteristik penyakit akibat Bacillus cereus Tipe Diare Tipe Muntah Dosis infektif Produksi toksin Tipe Toksin Masa inkubasi Lama penyakit Gejala Pangan yang sering tercemar 10 5 – 10 7 sel g Pada usus halus penderita Protein 8 – 16 jam 12 – 24 jam bias 24 jam Mual, nyeri perut seperti kram, dan diare berair Produk asal daging, sup, sayuran, susu, pudding, dll. 10 5 – 10 8 sel g Terbentuk pada pangan Peptida siklik 1 – 6 jam 6 – 24 jam Mual dan muntah Nasi, pasta, mie, dll. Sumber: Granum dan Lund, 1997.

2.5.5 Bakteri Escherichia coli