Hasil Skrining Fitokimia Hasil Analisis KLT Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

47 Hasil penetapan kadar air dari simplisia dan ekstrak kulit buah petai diperoleh 7,99 dan 9,29, yang menunjukkan bahwa kadar air simplisia dan ekstrak memenuhi persyaratan yaitu tidak melebihi dari 10 Depkes RI, 1995. Penetapan kadar air dilakukan untuk memberi batasan atau rentang besarnya kandungan air di dalam simplisia atau ekstrak, karena tingginya kandungan air dapat mempercepat pertumbuhan bakteri dan jamur Depkes RI, 2000. Penetapan kadar sari yang larut dalam air dilakukan untuk mengetahui zat- zat yang tersari dalam pelarut air. Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol menyatakan zat-zat yang tersari dalam pelarut etanol. Penetapan kadar abu total untuk mengetahui kandungan mineral yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Penetapan kadar abu tidak larut asam untuk mengetahui kadar senyawa anorganik yang tidak larut dalam asam Depkes RI, 2000.

4.4 Hasil Skrining Fitokimia

Hasil skrining fitokimia dari serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit buah petai dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak etanol kulit buah petai No Parameter Hasil Simplisia Ekstrak 1 Alkaloid - - 2 Glikosida + + 3 Glikosida antrakinon - - 4 Saponin + + 5 Flavonoid + + 6 Tanin + + 7 Triterpenoidsteroid + + Keterangan: +: mengandung senyawa, -: tidak mengandung senyawa 48 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol kulit buah petai menunjukkan adanya senyawa glikosida, flavonoid, saponin, triterpenoidsteroid dan tanin. Adanya glikosida ditandai terbentuknya cincin ungu dengan pereaksi Molish Depkes RI, 1995. Flavonoid ditentukan dengan penambahan serbuk Mg atau Zn dengan HCl pekat terjadi warna kuning atau jingga. Tanin dengan penambahan pereaksi FeCl 3 1 terjadi warna biru kehitaman Farnsworth, 1966. Triterpenoidsteroid ditandai dengan timbulnya warna hijau biru dengan pereaksi Liebermann Buchard Harborne, 1987.

4.5 Hasil Analisis KLT Ekstrak Etanol Kulit Buah Petai

Hasil analisis KLT ekstrak etanol dengan fase gerak n-heksana:etilasetat dan kloroform:metanol dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan 4.4. Tabel 4.3 Data hasil analisis KLT ekstrak etanol kulit buah petai dengan fase gerak n-heksana:etilasetat No. Fase gerak n-heksana : etilasetat Harga Rf Penampak bercak Liebermann-Bourchard 1 60:40 0,92 hijau 0,85 ungu 0,06 ungu muda 2 70:30 0,76 merah muda 0,66 hijau 0,58 ungu 0,49 kuning 3 80:20 0,84 merah muda 0,66 merah muda 0,44 ungu 0,39 hijau 0,24 hijau 4 90:10 0,29 merah muda 0,16 ungu 0,09 hijau 0,04 kuning 49 Tabel 4.4 Data hasil analisis KLT ekstrak etanol kulit buah petai dengan fase gerak kloroform:metanol No. Fase gerak kloroform : metanol Harga Rf Penampak noda FeCl 3 5 1 60:40 0,99 hijau 0,78 biru muda 0,71 biru kehitaman 0,61 biru kehitaman 0,39 biru kehitaman 2 70:30 0,54 biru muda 0,49 biru muda 0,40 biru kehitaman 0,32 biru kehitaman 0,16 biru kehitaman 3 80:20 0,38 biru muda 0,32 biru kehitaman 0,19 biru kehitaman 4 90:10 0,28 Biru kehitaman 0,18 Biru kehitaman Pada Tabel 4.3 terlihat pola kromatografi ekstrak etanol menunjukkan bahwa fase gerak yang terbaik adalah n-heksana:etilasetat 80:20, yaitu diperoleh 5 noda dengan 3 senyawa triterpenoidsteroid Rf 0,84; 0,66 dan 0,44. Pada Tabel 4.4 pola kromatografi ekstrak etanol fase gerak yang terbaik diberikan oleh kloroform: metanol 60:40, yaitu diperoleh 5 noda dengan 3 senyawa fenol Rf 0,71; 0,61 dan 0,39. Gambar kromatogram dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 74-75.

4.6 Hasil Analisis KLT Fraksi n-Heksana Kulit Buah Petai