Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

3.5.2 Pengujiian Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah, yang meliputi :

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah daam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal Ghozali, 2006. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik Histogram dan Normal P-Plot dan analisis statistic : 1. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal p-plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan : • Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. • Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau garis miring dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis statistik, yaitu dengan melihat uji statistic Non- Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila hasil atau nilai Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dan nilai Asyimp. Sig 2-tailed atau probabilitasnya di atas 0.05 tingkat probabilitas, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjad i korelasi diantara variabel independen. Jika dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Masalah multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Ghozali, 2006. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel- variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matriks korelasi antar variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antarvariabel tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Uji multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai 1 tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabel bebas yang terilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi VIF=1tolerance dan menunjukkan adanya multikolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤0.10 atau nilai VIF ≥10. Jadi harus dapat menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, dan meskipun nilai multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, namun tidak dapat menjelaskan variabel-variabel mana saja yang berkorelasi.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs

0 0 11

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tah

0 0 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indo

0 0 8

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTASI, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013

1 0 12