dapat merealisasikan investasi tersebut. Dana yang akan digunakan tersebut pada umumnya diambil dari laba ditahan perusahaan. Apabila perusahaan
menggunakan dana yang besar, maka akan semakin besar pula bagian laba bersih perusahaan yang akan dijadikan sebagai laba ditahan, yang pada
akhirnya laba bersih yang akan dibagikan untuk pembayaran dividen akan menjadi lebih sedikit. Oleh karenanya MBV memiliki pengaruh negatif
terhadap DPR. Hal tersebut juga sama dengan penelitian Armajit Gill et. al. 2010 yang menyatakan bahwa MBV mempengaruhi DPR secara
signifikan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
alternatif keempat H
4
yang diambil adalah : H
4
: MBV berpengaruh negatif terhadap DPR.
2.3.5 Hubungan Corporate Tax dan Dividend Payout Ratio
Corporate memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan dividend payout ratio Takumi, 2012. Hal tersebut dapat kita lihat dalam
laporan keuangan perusahaan, bahwa laba yang akan dialokasikan untuk laba di tahan dan dividen merupakan laba sesudah pajak. Oleh karenanya
pajak yang sebagai pengurang dalam laba tersebut memiliki pengaruh yang besar. Semakin besar pajak perusahaan maka akan semakin kecil laba yang
dialokasikan, yang artinya dividen yang akan dibagikan juga akan semakin kecil. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa corporate tax memiliki
hubungan negatif terhadap dividend payout ratio.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis alternative kelima H
5
sebagai berikut : H
5
: Corporate Tax berpengaruh negatif terhadap DPR.
2.3.6 Hubungan Sales Growth dan Dividend Payout Ratio
Smith dan Watts 1992 menunjukkan dasar teori pada pengaruh dari ukuran yang diukur melalui pertumbuhan penjualan sales growth sangat
kuat terhadap kebijakan dividen yang sangat kuat. Perusahaan yang memiliki akses pasar yang baik, seharusnya membayarkan dividen yang
lebih besar daripada perusahaan yang memiliki akses pasar yang tidak baik, sehingga sales growth dan DPR memiliki hubungan positif Laksono,
2006. Sama halnya dengan penelitian Armajit Gill et. al. 2010 yang menyatakan bahwa sales growth memiliki hubungan positif yang signifikan
terhadap DPR. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis
alternative keenam H
6
sebagai berikut : H
6
: Sales Growth berpengaruh positif terhadap DPR.
2.3.7 Hubungan Cash Flow dan Dividend Payout Ratio
Menurut Jensen 1986 pengaruh free cash flow terhadap DPR bersifat positif yang artinya bahwa semakin tinggi free cash flow makin tinggi DPR
atau semakin rendah free cash flow akan semakin rendah DPR. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Smith dan Watts1992 dalam
Rosdini 2009 yang menyatakan bahwa untuk menghindarinya
overinvestment free cash flow problem, manajer akan membagikan dividen dalam jumlah yang tinggi. Sehingga semakin tinggi tingkat free
cash flow akan berpengaruh positif terhadap DPR kepada pemegang saaham, tindakan tersebut dilakukan untuk mengurangi agency cost pada
perusahaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Dimas Abri 2013 dan Yunior Andreas 2010 yang menyatakan bahwa free cash flow
memiliki pengaruh positif terhadap DPR. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan hipoteesis
alternative ketujuh H
7
sebagai berikut : H
7
: Free Cash Flow FCF berpengaruh positif terhadap DPR. 2.4 HIPOTESIS PENELITIAN
Dari perumusan hipotesis dan penjelasan teori serta kerangka konseptual yang di atas, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
H
1
: Return on Assets ROA berpengaruh positif terhadap DPR. H
2
: Current Ratio CR berpengaruh positif terhadap DPR. H
3
: Debt to Equity DER berpengaruh negatif terhadap DPR. H
4
: Market to Book Value MBV berpengaruh negatif terhadap DPR. H
5
: Corporate Tax TAX berpengaruh negatif terhadap DPR. H
6
: Sales Growth SG berpengaruh positif terhadap DPR. H
7
: Free Cash Flow FCF berpengaruh positif terhadap DPR.
H
8
: Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow
berpengaruh secara simultan terhadap DPR.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri atas dua jenis, yakni :
3.1.1 Variabel Dependen Variabel Terikat Variabel dependen adalah variabel yang tergantung pada variable lainnya.
Dalam penelitian ini variabel dependen variabel Y yang digunakan adalah Dividend Payout Ratio, yaitu perbandingan antara dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen kas dengan laba per saham Yuniningsih, 2002. Dividend Payout Ratio DPR dapat
dirumuskan sebagai berikut : DPR =
�������� ��� �ℎ��� ������� ��� �ℎ���
3.1.2 Variabel Independen Variabel independen adalah jenis variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variable yang lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.1.2.1 Profitability ROA Profitability dalam penelitian ini diproksikan oleh Return on
Assets ROA. ROA merupakan perbandingan antara earning after
tax dan total assets. ROA menjelaskan sejauhmana asset suatu perusahaan dapat menghasilkan laba yang maksimum. Sehingga,
semakin tinggi ROA perusahaan maka kinerja perusahaan tersebut adalah baik, dan sebaliknya. ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut Marietta, 2013 : ROA =
������� ����� ��� ��� ����� ������
3.1.2.2 Current Ratio CR
Rasio ini seringkali disebut dengan rasio lancar. Current ratio merupakan salah satu ukuran dari rasio likuiditas, dihitung dengan
membagi aset lancar current asset dengan hutang atau kewajiban lancar current liabilities. Semakin besar tingkat current ratio
perusahaan menyatakan bahwa semakin besar kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban lancarnya.
Dengan kata lain, investor akan semakin percaya terhadap perusahaan untuk membayarkan dividennya. CR dirumuskan
sebagai berikut Primawstri, 2011: CR =
Aset Lancar Hutang Lancar
3.1.2.3 Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity Ratio DER merupakan rasio antara total hutang dan ekuitas pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini
menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya adalah baik. Peningkatan hutang ini akan
mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedian bagi pemegang saham, artinya semakin banyak hutang perusahaan,
maka akan semakin kecil dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan. DER dirumuskan sebagai berkut Hadiwidjaja,
2010: DER =
����� ���� ����� ������
3.1.2.4 Market to Book Value Ratio MBV
Market to Book Value Ratio MBV merupakan suatu rasio yang mengindikasikan antara market value perusahaan per lembar
saham dengan book value per sahamnya. Raja dan Zingales 1995 menyatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar harga saham yang ada di pasar dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Data MBV diambil dari data tahun
lalu n-1. MBV dirumuskan sebagai berikut Musthikawati, 2010:
��� = Harga per Lembar Saham
Book Value per Lembar Saham Book value per lembar saham Musthikawati, 2010 :
�� = Jumlah
������ ������ Jumlah Lembar Saham yang Beredar
3.1.2.5 Corporate Tax TAX
Corporate tax ini diukur dengan rasio yakni antara corporate tax dan earning before tax EBT. Adapun rumus Takumi, 2012 :
Corporate Tax = ��������� ���
������� ������ ��� EBT
3.1.2.6 Sales Growth SG
Rasio ini merupakan rasio antara net sales t sekarang dengan net sales sebelumnya t-1. Adapun rumus Laksono, 2006 :
����� �����ℎ = ��� ������ − ��� ����� � − 1
��� ����� 3.1.2.7
Cash Flow FCF Cash flow dalam penelitian ini diproksikan oleh Free Cash FLow
FCF. Free cash flow merupakan dana yang tersedia pada perusahaan untuk didistribusikan kepada pemegang saham, namun
dana ini dapat pula disebut sebagai aliran kas diskresioner perusahaan yang dapat digunakan perusahaan untuk tambahan
investasi, pembayaran utang, membeli saham kembali, atau untuk menambah likuiditas. FCF dapat dirumuskan sebagai berikut
Istiningtyas, 2013 : FCF =
Laba Bersih Setelah Pajak −Dividen +Penyusutan Aset
Total Aset
x 100
Tabel 3.1 Pengukuran Operasional Variabel-Variabel Penelitian
No Variabel
Definisi Skala
Pengukuran
1. Dividend
Payout Ratio
DPR Rasio antara
dividen yang dibagikan
kepada pemegang
saham dalam bentuk dividen
kas dengan laba per
saham. Rasio
�������� ��� �ℎ��� ������� ��� �ℎ���
2. Profitabili
ty ROA ROA
merupakan perbandingan
antara earning after tax dan
total assets. Rasio
������� ����� ��� ��� Total Assets
3. Current
Ratio CR
Current ratio merupakan
rasio antara aset
lancar current asset
dengan hutang atau kewajiban
lancar current liabilities.
Rasio Aset Lancar
Hutang Lancar
4. Debt to
Equity Ratio
DER Debt to Equity
Ratio DER
merupakan rasio antara
total hutang dan ekuitas
pemegang saham.
Rasio ����� ����
����� ������
5. Market to
Book Value
Ratio MBV
Market to Book Value
Ratio MBV merupakan
suatu rasio Rasio
Harga per Lembar Saham Book Value per Lembar Saham
yang mengindikasik
an antara market value
perusahaan per lembar saham
dengan book value per
sahamnya.
6. Corporate
Tax TAX
Corporate tax ini merupakan
perbandingan antara
corporate tax dan earning
before tax EBT.
Rasio Corporate Tax
Earning Before Tax EBT
7. Sales
Growth SG
Rasio ini merupakan
rasio antara net sales
t sekarang
dengan net sales tahun
sebelumnya sebelumnya t-
1. Rasio
��� ������ − ��� ����� � − 1 ��� �����
8. Cash Flow
FCF Free cash flow
merupakan dana yang
tersedian pada perusahaan
untuk didistribusikan
kepada pemegang
saham. Rasio
Laba Bersih Setelah Pajak − Dividen + Penyusutan Aset
Total Aset x
Sumber : Kumpulan penelitian terdahulu dan jurnal.
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi