Uji Autokorelasi Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F

dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, namun tidak dapat menjelaskan variabel-variabel mana saja yang berkorelasi.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Masalah autokorelasi ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan antar yang satu dengan yang lainnnya. Keadaan tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak hanya karena variabel independen namun juga variabel dependen periode lalu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson Test, dan hipotesis yang akan diuji yaitu : H0 : tidak ada autokorelasi p=0 Ha : ada autokorelasi p ≠0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Tabel 3.4 Kriteria Keputusan Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak ddl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤d≤du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl d4 Tidak ada autokorelasi negative No decision dud4-du Tidak ada autokorelasi positif Tidak Tolak Sumber : Ghozali 2005 Keterangan : d : Durbin Watson hitung dl : Durbin Watson lower du : Durbin Watson upper Nilai d hitung ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel pada tingkat signifikan 5, jika jumlah sampel 5 N=5. Dan jumlah variabel bebas independen variabel adalah 7 k=7. Jika nilai d hitung berada diantara interval nilai du dan 4 – du maka tidak terdapat autokorelasi, sebaliknya jika d hitung nilai berada di luar interval nilai du dan 4 – du, maka terdapat penyimpangan dari asumsi ini.

3.5.2.4 Uji Heterokedasititas

Uji heterokedasititas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedasititas dan jika berbeda disebut Heterokedasititas Ghozali, 2006. Cara untuk mendeteksi daya heterokedasititas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikatnya ZPRED dengan niali residualnya SRESID. Deteksi adanya heterokedasititas dapat dilakukan dengan meihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya Ghozali,2006. Dasar analisisnya : 1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur gelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasititas.

2. Jika tidak terdapat pola-pola tertentu atau titik-titik yang

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasititas. 3.5.3 Pengujian Hipotesis 3.5.3.1 Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat Ghozali, 2006. Nilai koefisien determinasi antara satu dan nol. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Menurut Ghozali 2006 bahwa kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model yang terbaik. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

3.5.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model apakah mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhdap variabel dependen. Langkah-langkah Uji F adalah : 1. Menentukan hipotesis null dan hipotesis alternative • Ho : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 = 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF tidak mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio DPR. • Ho : b b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 ≠ 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio DPR. 2. Kriteria penerimaan sebagai berikut : • Terima H bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel • Tolak H terima H 1 bila t hitung ˃ t tabel atau t hitung ˂ - t tabel

3.5.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs

0 0 11

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tah

0 0 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indo

0 0 8

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTASI, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013

1 0 12