Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Analisis Statistik Deskriptif

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria setiap perusahaan sampel dari tahun 2009 sampai dengan 2013. Sumber yang digunakan adalah laporan keuanganperusahaan sampel yang terdapat pada Indonesian Stock Exchange IDX dan Indonesian Capital Market Directory ICMD.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan metode dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data sekunder yang dipublikasikan oleh IDX dan Indonesian Capital Market Directory ICMD tentang perusahaan industri makanan dan minuman yang terdaftar di bursa Efek Indonesia BEI periode 2009-2013.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk pengujian hipotesis. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dikarenakan penelitian ini menggunakan variabel independen yang berjumlah lebih dari satu variabel. Analisis regresi berganda ini selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dengan variable independen Ghozali, 2006.

3.5.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Model analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda yang akan diolah dengan menggunakan SPSS. Analisis linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan variable independen Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Corporate Tax TAX, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF dengan variable dependen Dividend Payout Ratio DPR. Model analisis data dalam penelitian ini adalah : Y = a +b 1 X 1 +b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + e Keterangan : Y : Dividend Payout Ratio a : konstanta X 1 : Profitability ROA X 2 : Current Ratio CR X 3 : Debt to Equity Ratio DER X 4 : Market to Book Value Ratio MBV X 5 : Sales Growth SG X 6 : Cash Flow FCF b 1 ,…, b n : Koefisien Regresi e : error term Dalam analisis regresi, tidak hanya mengukur hubungan antara variable independen dan dependen tetapi juga menunjukkan arah hubungan antara variable dependen dan independen diasumsikan memiliki nilai tetap Ghozali, 2006.

3.5.2 Pengujiian Asumsi Klasik

Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Pada penelitian ini juga akan dilakukan pengujian penyimpangan asumsi klasik terhadap model regresi yang telah diolah, yang meliputi :

3.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah daam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal Ghozali, 2006. Cara untuk melihat normalitas residual adalah melalui analisis grafik Histogram dan Normal P-Plot dan analisis statistic : 1. Analisis grafik, yaitu dengan melihat grafik histogram dan grafik normal p-plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan : • Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. • Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau garis miring dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis statistik, yaitu dengan melihat uji statistic Non- Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Apabila hasil atau nilai Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S dan nilai Asyimp. Sig 2-tailed atau probabilitasnya di atas 0.05 tingkat probabilitas, maka data telah memenuhi asumsi normalitas.

3.5.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model korelasi yang baik seharusnya tidak terjad i korelasi diantara variabel independen. Jika dalam model terdapat multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang besar sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi. Masalah multikolinieritas juga akan menyebabkan kesulitan dalam melihat pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Ghozali, 2006. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi, tetapi secara individual variabel- variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2. Menganalisis matriks korelasi antar variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antarvariabel tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3. Uji multikolinieritas ini dapat dilihat dari nilai 1 tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Tolerance mengukur variabel bebas yang terilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi VIF=1tolerance dan menunjukkan adanya multikolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance ≤0.10 atau nilai VIF ≥10. Jadi harus dapat menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir, dan meskipun nilai multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, namun tidak dapat menjelaskan variabel-variabel mana saja yang berkorelasi.

3.5.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau periode sebelumnya. Masalah autokorelasi ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntutan sepanjang waktu berkaitan antar yang satu dengan yang lainnnya. Keadaan tersebut mengakibatkan pengaruh terhadap variabel dependen tidak hanya karena variabel independen namun juga variabel dependen periode lalu. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin-Watson Test, dan hipotesis yang akan diuji yaitu : H0 : tidak ada autokorelasi p=0 Ha : ada autokorelasi p ≠0 Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi: Tabel 3.4 Kriteria Keputusan Durbin Watson Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak ddl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤d≤du Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4-dl d4 Tidak ada autokorelasi negative No decision dud4-du Tidak ada autokorelasi positif Tidak Tolak Sumber : Ghozali 2005 Keterangan : d : Durbin Watson hitung dl : Durbin Watson lower du : Durbin Watson upper Nilai d hitung ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai d tabel pada tingkat signifikan 5, jika jumlah sampel 5 N=5. Dan jumlah variabel bebas independen variabel adalah 7 k=7. Jika nilai d hitung berada diantara interval nilai du dan 4 – du maka tidak terdapat autokorelasi, sebaliknya jika d hitung nilai berada di luar interval nilai du dan 4 – du, maka terdapat penyimpangan dari asumsi ini.

3.5.2.4 Uji Heterokedasititas

Uji heterokedasititas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedasititas dan jika berbeda disebut Heterokedasititas Ghozali, 2006. Cara untuk mendeteksi daya heterokedasititas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel terikatnya ZPRED dengan niali residualnya SRESID. Deteksi adanya heterokedasititas dapat dilakukan dengan meihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual Y prediksi-Y sesungguhnya Ghozali,2006. Dasar analisisnya : 1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur gelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasititas.

2. Jika tidak terdapat pola-pola tertentu atau titik-titik yang

menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedasititas. 3.5.3 Pengujian Hipotesis 3.5.3.1 Analisis Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengetahui sampai seberapa besar presentasi variasi variabel bebas pada model dapat diterangkan oleh variabel terikat Ghozali, 2006. Nilai koefisien determinasi antara satu dan nol. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam menjelaskan variasi dependen amat terbatas. Menurut Ghozali 2006 bahwa kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R 2 pada saat mengevaluasi mana model yang terbaik. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.

3.5.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang digunakan dalam model apakah mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhdap variabel dependen. Langkah-langkah Uji F adalah : 1. Menentukan hipotesis null dan hipotesis alternative • Ho : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 = 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF tidak mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio DPR. • Ho : b b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 ≠ 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio DPR. 2. Kriteria penerimaan sebagai berikut : • Terima H bila - t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel • Tolak H terima H 1 bila t hitung ˃ t tabel atau t hitung ˂ - t tabel

3.5.3.3 Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji t

Uji statistik t, pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variable bebas secara individual dalam menerangkan variable terikat. Langkah-lngkah Uji t adalah : 1. Menentukan hipotesis null dan hipotesis alternative • Ho : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 = 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF tidak mempunyai pengaruh terhadap Dividend Payout Ratio DPR. • Ho : b b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 ,b 6 ≠ 0 ; secara parsial Profitability ROA, Current Ratio CR, Debt to Equity Ratio DER, Market to Book Value Ratio MBV, Sales Growth SG, dan Cash Flow FCF mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio DPR. 2. Menentukan nilai F tabel pada df 1 = k dan df 2 = n – k - 1 3. Kriteria penerimaan sebagai berikut : • Jika F hitung ˃ F tabel berarti H ditolak Artinya variabel-variabel bebas variabel independen tersebut secara simultansrempak berpengaruh terhadap variabel terikat variabel dependen. • Jika F hitung ≤ F tabel berarti H ditolak Artinya variabel-variabel bebas variabel independen tersebut secara simultansrempak tidak berpengaruh berpengaruh terhadap variabel terikat variabel dependen.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Statistik Deskriptif

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan analisis data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data terebut. Urutan pembahasan secara sistematis adalah deskripsi umum hasil penelitian, pengujian asumsi klasik, analisi data yang berupa hasil analisis regresi, pengujian variabel secara parsial dan simultan dengan model regresi. Defenisi sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2013 yang telah mengeluarkan laporan keuangan dan yang membagiikan dividen, sehingga tidak seluruh perusahaan manufaktur yang dijadikan sebagai sampel. Dari 131 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hanya 7 perusahaan yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka di dalam Tabel 4.1 berikut akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: jumlah sampel N, rata-rata sampel mean, nilai maksimum, nilai minimum serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Perusahaan Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DPR 35 .01 .63 .3231 .16662 ROA 35 .01 .66 .1671 .13221 CR 35 .03 3.58 1.3151 .88981 DER 35 .01 2.06 .4826 .42415 MBV 35 .01 5.18 1.5671 1.68859 TAX 35 .10 .74 .2649 .13053 SG 35 -.18 .65 .1083 .12828 FCF 35 .20 .90 .4240 .17922 Valid N listwise 35 Sumber : Data Sekunder yang Diolah Software SPSS Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan perusahaan sebanyak 35. Rata-rata dari nilai variabel DPR adalah 0.3231 dengan rata-rata penyimpangan sebesar 0.16662. Nilai DPR yang tertinggi maximum sebesar 0.63 yaitu pada perusahaan Astra Otoparts. Rasio ini tinggi disebabkan karena earning per share yang rendah, sedangkan dividend per share nya tinggi. Variabel ROA yang paling rendah minimum adalah 0.01 yang dimiliki oleh perusahaan Goodyear Indonesia. Sedangkan variabel ROA yang tertinggi maximum adalah 0.66 yaitu perusahaan Mandom Indonesia. Rata-rata variabel ROA sebesar 0.1671 dan rata-rata penyimpangan variabel ROA sebesar 0.13221. Nilai variabel CR yang tertinggi maximum sebesar 3.58 yang dimiliki oleh perusahaan Semen Indonesia. Sedangkan variabel CR yang terendah minimum dimiliki oleh perusahaan Mandom Indonesia, yakni sebesar 0.03. Rata-rata variabel CR sebesar 1.3151 dan rata-rata penyimpangannya sebesar 0.88981. Variabel Debt to Equity Ratio DER memiliki nilai tertinggi maximum yakni sebesar 2.06 dan nilai terendah minimum dari variabel DER sebesar 0.01. Niali rata- rata variabel DER adalah sebesar 0.4826 dan rata-rata penyimpangan variabel DER sebesar 0.42415. Varibel Market to Book Value Ratio MBV memiliki nilai tertinggi maximum sebesar 5.18 yang dimiliki oleh perusahaan Semen Indonesia. Sedangkan nilai MBV terkecil minimum dimiliki oleh perusahaan Goodyear Indonesia, yakni sebesar 0.01. Rata-rata variabel MBV adalah sebesar 1.5671 dan rata-rata penyimpangannya sebesar 1.68859. Hal ini mengartikan bahwa penyebaran variabel ini sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel MBV tidak bagus. Variabel Corporate Tax TAX nilai terendah minimum dari variabel DER sebesar 0.10 dan nilai variabel TAX tertinggi maximum yakni sebesar 0.74 yang dimiliki oleh perusahaan Gudang Garam. Perusahaan ini memiliki rasio TAX yang besar dikarenakan perusahaan tersebut memliki pajak terutang yang besar pada tahun yang bersangkutan. Nilai rata-rata variabel TAX adalah sebesar 0.2649 dan rata-rata penyimpangan variabel TAX sebesar 0.13503. Nilai variabel Sales Growth SG yang tertinggi maximum yakni sebesar 0.65, sedangkan nilai SG yang terendah minimum adalah sebesar -0.18 yang dimiliki oleh perusahaan Multi Bintang Indonesia. Rata-rata nilai variabel SG sebesar 0.1083 dan nilai rata-rata penyimpangan variabel Sales Growth ini sebesar 0.12828. Variabel ini memiliki nilai rata-rata penyimpangan yang lebih besar daripada nilai rata-rata variabelnya. Hal ini mengartikan bahwa penyebaran variabel ini sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data pada variabel SG tidak bagus. Variabel Free Cash Flow FCF memiliki nilai terendah minimum sebesar 0.2 dan nilai tertinggi maximum sebsar 0.90. Rata-rata variabel FCF sebesar 0.4240 dan rata-rata penyebarannya sebesar 1.7922. Dengan melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih kecil daripada rata- rata penyimpangannya, maka data-data yang digunakan dalam variabel DPR, ROA, CR, DER, TAX dan SG memiliki sebaran yang kecil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan merupakan data yang bagus.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Dokumen yang terkait

Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield, dan Market to Book Ratio Terhadap Stock Return Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3 56 82

Analisis Pengaruh Return On Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Price to Book Value (PBV) dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Price Earning Ratio (PER) Sebagai Dasar Penilaian Saham Perusahaan yang Tergabung Dalam LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia

0 15 112

PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, CURRENT RATIO, RETURN ON ASSET TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 3 20

PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2009-2011.

0 1 21

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Dividend Payout Ratio - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan

0 0 26

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Burs

0 0 11

Analisis Pengaruh Profitability, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Market to Book Value Ratio, Corporate Tax, Sales Growth, dan Cash Flow Terhadap Dividend Payout Ratio Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tah

0 0 9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 - PENGARUH RETURN ON ASSETS, OPERATING CASH FLOW, CORPORATE TAX, SALES GROWTH, MARKET-TO-BOOK VALUE, DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indo

0 0 8

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, INVESTASI, DEBT TO EQUITY RATIO DAN CURRENT RATIO TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013

1 0 12