Deklarasi Cebu Penyusunan Cetak Biru Sejarah Pembentukan ASEAN Economic Community Masyarakat

24 dalam Vientianne Action Programme VAP sebagai landasan program jangka pendek sampai menengah periode 2004 —2010. 22

2.2.4 Deklarasi Cebu

Optimisme dan antusiasme negara anggota ASEAN dalam membentuk Komunitas ASEAN semakin kuat dengan ditandatanganinya Deklarasi Cebu mengenai Percepatan Pembentukan KomunitasASEAN pada tahun 2015 Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015 oleh para Pemimpin ASEAN pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, tanggal 13 Januari 2007. Dengan demikian, pembentukan Komunitas ASEAN dipercepat dan tahun 2020 menjadi tahun 2015. 23

2.2.5 Penyusunan Cetak Biru

Untuk mencapai terbentuknya Komunitas ASEAN 2015, ASEAN menyusun Cetak Biru Blue Print dan ketiga pilar tersebut. Cetak Biru Komunitas ASEAN itu merupakan pedoman arah pembentukan Komunitas ASEAN di tiga pilar. Dan ketiga pilar itu, Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN disahkan pada KTT ke-13 ASEAN tahun 2007 di Singapura. Selanjutnya, Cetak Biru Komunitas Politik Keamanan ASEAN dan Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN disahkan pada KTT ke-14 ASEAN tahun 2009 di Cha Am Hua Hin, Thailand. Di samping itu, pada KTT tersebut para Kepala NegaraPemerintahan ASEAN menandatangani Deklarasi ChaAm Hua Hin 22 Ibid. hal. 6 23 Ibid. hal. 6 Universitas Sumatera Utara 25 Mengenai Petajalan Pembentukan Komunitas ASEAN 2009--2011 [Cha Am Hua Hin Declaration on the Roadmap for an ASEAN Community 2009-2011]. 24

2.2.6 Piagam ASEAN

Langkah tegas ASEAN berikutnya dalam memperkokoh kerja sama ASEAN adalah penyusunan suatu piagam charter sebagai dokumen kerangka hukum dan kelembagaan ASEAN legal and Institutional framework for ASEAN. Usulan penyusunan Piagam ASEAN ASEAN charter disampaikan pada KU ASEAN di Kuala Lumpur tahun 2005. Penyusunan Piagam ASEAN dimulal sejak tahun 2006 melalui pembentukan Kelompok AhIi Eminent Persons Group EPG dan dilanjutkan oleh Gugus Tugas Tingkat Tinggi High Level Task Force dalam melakukan negosiasi terhadap isi draft Piagam ASEAN. Piagam ASEAN resmi ditandatangani oleh para Kepala Negara Pemerintahan ASEAN pada KU ke-13 ASEAN di Singapura pada 20 November

2007. Selanjutnya, setelah instrumen ratifikasi masing-masing negara

disampaikan kepada Sekretaris Jenderal ASEAN, Piagam ASEAN resmi diberlakukan sejak tanggal 15 Desember 2008. Dengan piagam ini, ASEAN berubah dan organisasi yang Ionggar loose association menjadi organisasi yang berdasarkan hukum rules-based organization dan menjadi subjek hukum legal personality. Peresmian 24 Ibid. hal. 5 Universitas Sumatera Utara 26 pemberlakuan Piagam ASEAN tersebut dilakukan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Sekretanat ASEAN. Implementasi Piagam ASEAN ditegaskan pada KU ke-14 ASEAN di Hua Hin, Thailand, pada tanggal 28 Februari —1 Maret 2009. Bagi Indonesia, pemberlakuan Piagam ASEAN mi disahkan melalui Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2008 tentang Pengesahan Piagam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara Charter of The Association of Southeast Asian Nations. 25

2.3 Gambaran Umum tentang ASEAN Community

Pada KTT XI ASEAN di Kuala Lumpur tahun 2006 telah disepakati suatu persetujuan bersama, yang dikenal sebagai “One Vision, One Identity, One Community”, di mana kesepuluh pimpinan ASEAN menyambut baik kemajuan dari integrasi ASEAN dan upaya pembangunan komunitas yang tengah berlangsung, serta “pengakuan atas Deklarasi Kuala Lumpur tentang pendirian ASEAN Charter Piagam ASEAN sebagai dokumen konstitusi yang mencakup prinsip fundamental, tujuan, sasaran, dan struktur dari kerjasama ASEAN yang mampu memenuhi kebutuhan dari Komunitas ASEAN. Kemudian, pada KTT XII ASEAN di Cebu, Filipina,13 Januari 2007, para pemimpin ASEAN bersepakat untuk berkomitmen menciptakan One Caring and Sharing Community pada 2015, serta melakukan sosialisasi agar rakyat ASEAN 25 Ibid. hal. 5 Universitas Sumatera Utara 27 memiliki We Feeling, 26 adapun bentuk dari komitmen tersebut yaitu membentuk ASEAN Community . Sebagai wadah terciptanya One Caring and Sharing Community di kawasan Asia Tenggara, maka pembentukan Komunitas ASEAN 2015 tersebut dilandasi oleh tiga pilar, yaitu Pilar Politik-Keamanan, Pilar Ekonomi dan Pilar SosialBudaya. Koordinasi kerja sama ketiga pilar tersebut dilakukan melalui Dewan Koordinasi ASEAN ASEAN Coordinating CouncilACC yang terdiri atas para Menteri Luar Negeri ASEAN. ACC bertemu sekurang-ktirangnya dua kali setahun dengan tugas mengoordinasikan tiga Dewan Komunitas ASEAN yang terdiri dan Dewan Komunitas Politik-Keamanan ASEAN Political Security Community CouncilAPSCC, Dewan Komunitas Ekonomi ASEAN Economic Community CouncilAECC dan Dewan Komunitas Sosial Budaya ASEAN Socio- Cultural Community CouncilASCCC. Dewan Koordinasi ASEAN didukung oleh pejabat-pejabat tinggi yang terkait. 27 Pembentukan Komunitas ASEAN 2015 diharapkan dapat menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berpusat dan berorientasi kepada masyarakat 26 Dikutip dari http:www.politik.lipi.go.idindex.phpinkolompolitik-internasional406-menuju- masyarakat-asean-peran-indonesia-dalam-kepemimpinan-asean-2011 diakses pada hari Senin, 2 Maret 2015 27 Op.Cit, ASEAN Selayang Pandang Edisi Ke-20, hal. 11 Universitas Sumatera Utara 28 people people centered, memelihara stabilitas perdamaian di kawasan ASEAN, dan meningkatkan kredibilitas ASEAN. 28

2.4 ASEAN Economic Community Masyarakat Ekonomi ASEAN

Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. Pada awalnya kerjasama ekonomi difokuskan pada program-program pemberian preferensi perdagangan preferential trade, usaha patungan joint ventures, dan skema saling melengkapi complementation scheme antar pemerintah negara-negara anggota maupun pihak swasta di kawasan ASEAN, seperti ASEAN Industrial Projects Plan 1976, Preferential Trading Arrangement 1977, ASEAN Industrial Complementation scheme 1981, ASEAN Industrial Joint-Ventures scheme 1983, dan Enhanced Preferential Trading arrangement 1987. Pada dekade 80-an dan 90-an, ketika negara-negara di berbagai belahan dunia mulai melakukan upaya-upaya untuk menghilangkan hambatan-hambatan ekonomi, negara-negara anggota ASEAN menyadari bahwa cara terbaik untuk bekerjasama adalah dengan saling membuka perekonomian mereka, guna menciptakan integrasi ekonomi kawasan. 28 Dikutip dari majalah PELUANG Edisi III tahun 2014. Hal. 22 Universitas Sumatera Utara 29

2.4.1 Sejarah Pembentukan ASEAN Economic Community Masyarakat

Ekonomi ASEAN Pada KTT ke-5 ASEAN di Singapura tahun 1992 telah ditandatangani Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area AFTA pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Effective Preferential Tariff CEPT sebagai mekanisme utama. Pendirian AFTA memberikan impikasi dalam bentuk pengurangan dan eliminasi tarif, penghapusan hambatan-hambatan non-tarif, dan perbaikan terhadap kebijakan-kebijakan fasilitasi perdagangan. Dalam perkembangannya, AFTA tidak hanya difokuskan pada liberalisasi perdagangan barang, tetapi juga perdagangan jasa dan investasi. KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 menyepakati pembentukan komunitas ASEAN yang salah satu pilarnya adalah Komunitas Ekonomi ASEAN AEC. AEC bertujuan untuk menciptakan pasar tunggal dan basis produksi yang ditandai dengan bebasnya aliran barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih bebas. KTT juga menetapkan sektor- sektor prioritas yang akan diintegrasikan, yaitu: produk-produk pertanian, otomotif, elektronik, perikanan, produk-produk turunan dari karet, tekstil dan pakaian, produk-produk turunan dari kayu, transportasi udara, e-ASEAN ITC, kesehatan, dan pariwisata. Dalam perkembangannya, pada tahun 2006 jasa logistik dijadikan sektor prioritas yang ke-12. Universitas Sumatera Utara 30 KTT ke-10 ASEAN di Vientiene tahun 2004 antara lain menyepakati Vientiane Action Program VAP yang merupakan panduan untuk mendukung implementasi pencapaian AEC di tahun 2020. ASEAN Economic Ministers Meeting AEM di Kuala Lumpur bulan Agustus 2006 menyetujui untuk membuat suatu cetak biru blueprint untuk menindaklanjuti pembentukan AEC dengan mengindentifikasi sifat-sifat dan elemen-elemen AEC pada tahun 2015 yang konsisten dengan Bali Concord II dan dengan target-target dan timelines yang jelas serta pre-agreed flexibility untuk mengakomodir kepentingan negara-negara anggota ASEAN. KTT ke-12 ASEAN di Cebu bulan Januari 2007 telah menyepakati ”Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015 ”. Dalam konteks tersebut, para Menteri Ekonomi ASEAN telah menginstruksikan Sekretariat ASEAN untuk menyusun ”Cetak Biru ASEAN Economic Community AEC”. Cetak Biru AEC tersebut berisi rencana kerja strategis dalam jangka pendek, menengah dan panjang hingga tahun 2015 menuju terbentuknya integrasi ekonomi ASEAN. Pada KTT ASEAN Ke-13 di Singapura, bulan Nopember 2007, telah disepakati Blueprint for the ASEAN Economic Community AEC Blueprint yang akan digunakan sebagai peta kebijakan roadmap guna mentransformasikan ASEAN menjadi suatu pasar tunggal dan basis produksi, kawasan yang kompetitif dan terintegrasi dengan ekonomi global. AEC Blueprint juga akan mendukung Universitas Sumatera Utara 31 ASEAN menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi yang makin berkurang. Sebagai upaya untuk memfasilitasi perdagangan di tingkat nasional dan ASEAN sebagaimana tertuang dalam AEC Blueprint 2015, Indonesia telah melakukan peluncuran National Single Window NSW dalam kerangka ASEAN Single Window ASW pada tanggal 17 Desember 2007. Menurut rencana ASW akan diimplementasikan pada tahun 2009.

2.4.2 Penjelasan tentang ASEAN Economic Community Masyarakat