Perpajakan Pendekatan koheren terhadap Hubungan Ekonomi Eksternal Peningkatan Partisipasi dalam Jaringan Pasokan Global Pasar Potensial Dunia Negara Pengekspor

39 daerah.Mengalokasikan dalam skema pendanaan yang inovatif untuk menarik keterlibatan sektor swasta yang lebih besar sangat demikian penting.

d. Perpajakan

Melengkapi jaringan perjanjian bilateral tentang penghindaran pajak berganda antar semua negara anggota pada tahun 2010, serendah mungkin.

e. E-Commerce

Meletakkan kebijakan dan infrastruktur hukum terkait perdagangan elektronik dan mengupayakan perdagangan barang on-line e-commerce dalam ASEAN melalui penerapan Kerangka Perjanjian e-ASEAN dan berdasarkan kerangka acuan umum.

2.4.2.3 Pembangunan Ekonomi Berkeadilan a. Pembangunan Usaha Kecil-Menengah UKM

Cetak Biru Kebijakan ASEAN untuk Pengembangan UKM APBSD 2004-2014 menguraikan kerangka kerja untuk pengembangan UKM di kawasan ASEAN. Kebijakan Ini terdiri dari program kerja strategis, langkah-langkah kebijakan dan keluaran yang indikatif. Tujuannya adalah untuk:  Mempercepat laju pembangunan UKM, mengoptimalkan pada keragaman Negara Anggota ASEAN Universitas Sumatera Utara 40  Meningkatkan daya saing dan dinamisme UKM ASEAN dengan memfasilitasi akses mereka terhadap informasi, pasar, pengembangan sumber daya manusia dan kemampuan, keuangan serta teknologi  Memperkuat ketahanan UKM ASEAN untuk lebih baik dalam menanggulangi kerugian ekonomi makro dan kesulitan keuangan, serta tantangan dari situasi perdagangan yang lebih liberal  Meningkatkan kontribusi UKM terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan.

b. Inisiatif Integrasi ASEAN

Mengingat tingkat perkembangan yang berbeda antara Negara-Negara Anggota ASEAN, timbullah kebutuhan untuk memastikan pendalaman dan perluasan integrasi ASEAN disertai dengan teknis dan kerja sama pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi ekonomi Negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang sehingga manfaat dari integrasi ASEAN dapat dibagi dan dinikmati oleh semua negara anggota ASEAN. Hal ini akan memungkinkan Negara anggota ASEAN untuk bergerak secara terpadu. Inisiatif Integrasi ASEAN IAI, diluncurkan pada bulan November 2000, memberikan arah dan mempertajam fokus upaya kolektif untuk mempersempit kesenjangan pembangunan tidak hanya di ASEAN tetapi antara ASEAN dan Universitas Sumatera Utara 41 bagian lain dunia juga. IAI saat ini mencakup wilayah prioritas berikut, yaitu infrastruktur, pengembangan sumber daya manusia, Teknologi, informasi dan komunikasi ICT, pengembangan kapasitas untuk integrasi ekonomi regional, energi, iklim investasi, pariwisata, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kualitas hidup. Menghadapi AEC, CLMV Cambodia, Laos, Myanmar, Vietnam akan ditantang untuk mengembangkan kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperkuat daya saing ekonomi, meningkatkan investasi langsung dalam dan luar negeri, memperluas perusahaan swasta sambil memenuhi tujuan publik negaranya.

2.4.2.4 Integrasi dalam Ekonomi Global

ASEAN beroperasi dalam lingkungan yang semakin global, dengan pasar yang saling bergantung dan industri - industri global. Untuk memungkinkan bisnis ASEAN bersaing secara internasional, untuk membuat ASEAN sebagai segmen rantai pasokan global yang lebih dinamis dan lebih kuat dan untuk memastikan bahwa pasar internal tetap menarik untuk investasi asing, sangat penting bagi ASEAN untuk melihat melampaui perbatasan AEC. Aturan dan peraturan eksternal harus semakin diperhitungkan saat mengembangkan kebijakan yang berkaitan dengan AEC. Universitas Sumatera Utara 42

a. Pendekatan koheren terhadap Hubungan Ekonomi Eksternal

ASEAN akan bekerja ke arah mempertahankan Sentralisasi ASEAN dalam hubungan ekonomi eksternalnya, termasuk, namun tidak terbatas pada, negosiasinya pada perjanjian perdagangan bebas FTA dan kemitraan ekonomi komprehensif CEPS.

b. Peningkatan Partisipasi dalam Jaringan Pasokan Global

ASEAN juga akan meningkatkan partisipasi dalam jaringan pasokan global

2.5 Kerjasama Eksternal ASEAN

29 Kerjasama eksternal ASEAN merupakan sebuah kerjasama yang dibangun oleh ASEAN dengan negara – negara di luar ASEAN maupun organisasi – organisasi internasional lainnya. Adapun kerjasama ini bertujuan untuk mempermudah aliran perdagangan dan peningkatan ekonomi bagi kedua belah pihak.

2.5.1 ASEAN – Jepang

Kerja sama ASEAN-Jepang, yang pada awalnya ditekankan pada hubungan kerja sama ekonomi, secara formal dimulal dan pembentukan Forum ASEAN-Jepang pada bulan Maret 1977. Forum mi kemudian diikuti dengan 29 Op.cit. ASEAN Selayang Pandang Edisi Ke-20, hal. 79-109 Universitas Sumatera Utara 43 pendirian Pusat Promosi Perdagangan, Investasi, dan Pariwisata yang saat mi Iebih dikenal sebagai ASEAN-Japan CentreAJC. Kerja sama ASEAN-Jepang memberikan prioritas pada bidang kontra terorisme, lingkungan hidup, penanganan bencana alam, kesehatan dan kesejahteraan, keamanan maritim, termasuk penanganan pembajakan laut, dan pertukaran pemudamasyarakat. Jepang juga mendukung implementasi Master Plan of ASEAN Connectivity melalui kerja sama pengembangan konektivitas. Pada KU ke-14 ASEAN-Jepang di Bali tanggal 18 November 2011, para pemimpin ASEAN dan Jepang membahas berbagal bidang kerja sama seperti ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership, disaster management, ASEAN Connectivity, People-to-People Contact, Narrowing Development Gap, dan isu politik mengenai Myanmar. Dalam KTT tersebut juga dikeluarkan dokumen Joint Declaration for Enhancing ASEAN-Japan Strategic Partnership for Prospering Together Bali Declaration dan ASEAN-Japan Plan of Action 2011-2015 sebagal pedoman bagi kerja sama politik dan keamanan, ekonomi, perdagangan dan investasi, dan hubungan sosial budaya yang bermuara pada terbentuknya Komunitas ASEAN 2015. Disepakati bahwa implementasi kerja sama dituangkan melalui berbagai mekanisme seperti ASEAN Regional Forum ARF, ASEAN Plus Three APT, East Asia Summit EAS, dan ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus ADMM Plus. Universitas Sumatera Utara 44 Komitmen Jepang terhadap peningkatan hubungan dengan ASEAN serta dukungan terhadap proses integrasi ASEAN juga tercermin di dalam Chairman’s Statement KTT ke-lO ASEAN-Jepang pada tahun 2007, yaitu adanya inisiatif Jepang ‘Asia Gateway”. Inisiatif Jepang tersebut terdiri atas tiga konsep, yaitu: 1. Towards an Open Japan, 2. Working Together Towards an Open Asia, dan 3. Respect for a Diverse Asia. Kerja sama dalam bidang ekonomi antara ASEAN dengan Jepang pertama kali diwujudkan melalui penandatanganan Joint Declaration of the Leaders on the Comprehensive Economic Partnership between ASEAN and Japan, Phnom Penh — Kamboja, 5 November 2002, dan Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between ASEAN and Japan, Bali — Indonesia, 8 Oktober 2003. Dalam perkembangannya,ASEAN dan Jepang kemudian menandatangani kesepakatan Agreement on Comprehensive Economic Partnership among Member States of the ASEAN and Japan AJCEP secara ad-referendum pada April 2008. AJCEP menyepakati ketentuan perdagangan barang trade in goods. Adapun kesepakatan mengenai ketentuan perdagangan di bidang investasi dan jasa masih dalam proses perundingan. Dalam Pertemuan ke-7 AJCEP di Da Universitas Sumatera Utara 45 Nang tanggal 5 — 8 Maret 2012 menyepakati agar perundingan di bidang jasa dan investasi untuk sementara dihentikan karena ASEAN dan Jepang tidak dapat mencapai kesepakatan deadlock dalam perundingan jasa dan investasi AJCEP. Namun, pertemuan mencatat bahwa tidak tertutup kemungkinan bagi perundingan di bidang Jasa dan Investasi untuk kembali berjalan jika salah satu pihak bersedia menerima proposal pihak yang lain atau jika telah ditemukan solusi yang saling menguntungkan bagi masing-masing pihak. Di bawah program IAI, Jepang memberikan bantuan pembangunan sub regional Greater Mekong, yang meningkatkan Official Development Assistance ODA ke wilayah Mekong sampai dengan tahun 2010, dan ke kawasan pertumbuhan Brunei Darussalam —Indonesia—Malaysia—Philippines—East ASEAN Growth Area BIMP —EAGA.

2.5.2 ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok

Hubungan kerja sama ASEAN dengan Republik Rakyat Tiongkok RRTsecara informal dimulai pada tahun 1991 dan kemudian RRT dikukuhkan menjadi mitra wicara ASEAN pada tahun 1996. Kerja sama kemitraan ASEAN dan RRT memiliki 11 prioritas bidang kerja sama, yaitu pertanian, energi, informasi dan teknologi komuni kasi, sum berdaya manusia, investasi bersama, pembangunan wilayah Mekong, transportasi, kebudayaan, pariwisata, kesehatan publik dan lingkungan hidup, infrastruktur, sumber daya alam dan energi. Universitas Sumatera Utara 46 Di bidang ekonomi, perdagangan antara ASEAN dan RRT pada tahun 2010 kembali mengalami peningkatan setelah sempat turun pada tahun 2009 sebagai akibat krisis keuangan global. Ekspor ASEAN ke RRT yang meningkat sebesar 39,1 dan US 81,6 miliar pada 2009 menjadi US 113,5 miliar di tahun 2010, membuat RRT menjadi tujuan ekspor kedua terbesar ASEAN. RRT mempertahankan posisinya sebagai mitra dagang terbesar ASEAN dihitung dan 11,3 total perdagangan ASEAN. Sementara itu, ASEAN merupakan mitra dagang terbesar ke-4 RRT dihitung dan 98 total perdagangannya. Kerja sama ASEAN —RRT dalam kerangka area perdagangan bebas dimulai sejak penandatangangan Trade in Goods Agreement dan Dispute Setlement Mechanism Agreement oleh Menteri bidang Ekonomi negara anggota ASEAN dan RRT pada bulan November 2004. Sementara itu, Agreement on Services dan Second Protocol to Amend the Framework Agreement ditandatangani pada bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina. Implementasi FTA ASEAN-RRT di bidang perdagangan barang telah dilakukan sejak 1 Januari 2010. Dalam menyikapi hal tersebut, ASEAN dan RRT telah meluncurkan ASEAN-China FTA Business Portal BIZ Portal pada penyelenggaraan Forum ASEAN-China Free Trade Area di Nanning City, Guangxi Zhuong tanggal 7 Januari 2010. BIZ Portal tersebut menyediakan informasi penting kepada para pelaku usaha dalam kerangka FTA ASEAN-RRT. Selanjutnya BIZ Portal diharapkan dapat berkembang menjadi e-commerce sebagai salah satu sarana transaksi bisnis antara perusahaan ASEAN dan RRT. Universitas Sumatera Utara 47 Pada akhir rangkaian KTT ke-14 ASEAN-RRT, diresmikan pendirian ASEAN-China Centre ACC yang berfungsi sebagai pusat promosi kerja sama perdagangan, investasi, pariwisata, pendidikan, dan kebudayaan antara ASEAN dan RRT.

2.5.3 ASEAN – Republik Korea

Kemitraan ASEAN dan Republik Korea pertama kali terjalin pada bulan November 1989 dan sejak tahun 1991 Republik Korea menjadi mitra dialog penuh ASEAN. Dalam bidang ekonomi dan perdagangan, ASEAN —Republic of Korea Free Trade Agreement AKFTA secara khusus dimulai dengan penandatanganan Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation don Dispute Settlement Mechanism under the Framework Agreement on Comprehensive Economic Partnership di pada 13 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kerangka kerja tersebut bertujuan untuk memperkuat sekaligus meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Tujuan itu dicapai dengan meliberalisasikan dan meningkatkan perdagangan barang dan jasa, serta menciptakan rezim investasi yang transparan, bebas, dan fasilitatif. Perjanjian mi kemudian dilkuti dengan penandatangan Agreement on Trade in Goods 2006, ASEAN-Republic of Korea Agreement on Trade in Services 2007, dan ASEAN-Republic of Korea Agreement on Trade in Investment 2009. Universitas Sumatera Utara 48 Guna memaksimalkan kerangka AKFTA khususnya dalam bidang perdagangan barang, para Menteri Ekonomi ASEAN dan Republik Korea telah menandatangani Second Protocol to Amend Trade in Goods Under AKFTA di sela – sela KTT ke-19 ASEAN pada 18 November 2011, Nusa Dua, Bali.

2.5.4 ASEAN-India

India menjadi Mitra Wicara ASEAN pada saat KTT ke-5 ASEAN di Bangkok tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara sektoral sejak 1992. ASEAN dan India berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang perdagangan dan investasi, pengembangan SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi, dan hubungan antar masyarakat. Komitmen ASEAN dan India tersebut dikukuhkan melalui penandatanganan 1 ASEAN-India Partners hip for Peace, Progress and Shared Prosperity dan 2 Plan of Action to Implement the ASEAN-India Partnership for Peace, Progress and Shared Prosperity PoA pada KTT ke-3 ASEAN-India di Vientiane, Laos tanggal 30 November 2004. Kedua dokumen tersebut merupakan dasar pelaksanaan kerja sama kemitraan ASEAN —India hingga saat ni. Kerja sama ekonomi ASEAN dan India diatur antara lain dalam Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between Universitas Sumatera Utara 49 ASEAN and India yang ditandatangani para Kepala Negara Pemerintahan ASEAN dan India pada bulan Oktober 2003. Kesepakatan tersebut kemudian diikuti dengan penandatanganan ASEAN-India Trade in Goods Agreement enam tahun berselang, atau tepatnya pada 13 Oktober 2009, yang mulai berlaku sejak 1 Januari 2010. ASEAN-India Trade in Goods Agreement mencakup liberalisasi sekitar 90 produk yang diperdagangkan di kedua kawasan, termasuk produk yang dikenal dengan sebutan “Special Product”, seperti minyak sawit, kopi, teh hitam, dan merica. Sekitar 4.000 tarif akan dihapus pada tahun 2016.

2.5.5 ASEAN-Australia

Kerja sama ASEAN —Australia dimulai pada tahun 1974, diawali dengan pembentukan ASEAN-Australia Consultative Meeting AACM yang kernudian diikuti dengan berbagai dialog ASEAN —Australia pada berbagai tingkatan al. ASEAN Regional Forum ARF, ASEAN-Australia Forum dan berbagai kelompok kerja seperti di bidang perdagangan dan investasi, telekomunikasi, pendidikan dan pelatihan, industri dan teknologi, lingkungan hidup serta kebudayaan dan informasi. Untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan, ASEAN dan Australia serta SeIàndia Baru telahrnenandatangani persetujuan FTA ASEAN — Australia danlandia Baru ASEAN-Australla New Zealand Free Trade Universitas Sumatera Utara 50 AreaAANZFTA di sela-sela penyelenggaraan KTT ke-14 ASEAN di Hua Hin, Thailand pada 27 Februari 2009. Kesepakatan AANZFTA itu mengamanatkan’pengurangan tarif secara bertahap dimulai pada 1 Januari 2010. Kesepakatan AANZFTA merupakan FTA pertama ASEAN dengan mitranya yang mencakup berbagai elemen secara lengkap yaitu perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, jasa keuangan, telekomunikasi; electronic commerce, Movement of Natural Person, Hak Kekayaan Intelektual, persaingan usaha, dan kerjäsama ekonomi.

2.5.6 ASEAN-Amerika Serikat

Kerja sama ASEAN dan Amerika Serikat yang berlangsung sejak tahun 1977 meliputi bidang kerja sama yang luas, antara lain di bidang politik dan keamanan: nonproliferasi senjata nuklir di kawasan, kejahatan lintas negara, kontra terorisme, pembangunan kapasitas, penegakan hukum, dan promosi HAM. Sedangkan di bidang ekonomi meliputi: perdagangan, investasi, dukungan Amerika Serikat untuk implementasi konektifitas ASEAN, pembangunan tatanan ekonomi global, dan kerja sama keuangan.. Landasan kerja sama bidang ekonomi dan perdagangan adalah US —ASEAN Trade and investment Framework Agreement TIFA yang ditandatangani pada tahun 2006 pada Pertemuan ke-38 AEM di Kuala Lumpur, tanggal 25 Agustus 2006 oleh Menteri Ekonomi Negara Anggota ASEAN dan United States Trade RepresentativeUSTR yang khusus menangani kerja sama yang terkait dengan perdagangan dan investasi, Visi Universitas Sumatera Utara 51 Pembangunan ASEAN untuk Memajukan Integrasi Ekonomi ASEAN Development Vision to Advance Economic integrationADVANCE. Pembentukan TIFA secara regional didasari oleh gagasan Enterprise for ASEAN Intiative EAI yang disepakati pada Pertemuan Informal ASEAN Economic Ministerial Meeting-United States Trades Representatives AEM- USTR, November 2002, di Manila-Filipina. TIFA merupakan mekanisme untuk meningkatkan perdagangan dan arus investasi antara ASEAN dengan Amerika Serikat. Kerja sama yang dilakukan berupa pembangunan kapasitas dan bantuan teknis untuk pengembangan dan implementasi 1 ASEAN Single Window, 2 Pharmaceutical Regulation, dan 3 Sanitary and Phytosanitary SPS Regulations. Selain itu, ASEAN —Amerika Serikat sepakat membentuk Joint Council on Trade and investment dengan mengadakan pertemuan setidaknya setahun sekali guna menindaklanjuti implementasi dan kesepakatan tersebut. Pada the Southeast Roadshow ke Amerika Serikat, tanggal 2 —5 Mei 2010, telah dilakukan dialog informal dengan USTR. Dalam dialog informal tersebut dibahas lima inisiatif dalam kerangka ASEAN-US TIFA, yaitu Universitas Sumatera Utara 52 1 Kesepakatan fasilitasi perdagangan, 2 dialog antara pemerintah dan dunia usaha, 3 dialog dalam bidang perdagangan dan keuangan, 4 dialog dalam bidang perdagangan dan lingkungan, dan 5 kerja sama di bidang standar produk. Kerja sama ASEAN-Amerika Serikat mengalami peningkatan pesat pada tahun 2011 dan menjadi momentum bersejarah bagi kerja sama kedua pihak, saat Amerika Serikat untuk pertama kalinya menjadi peserta EAS dengan kehadiran Presiden Barack Obama di Bali tanggal 17 —19 November 2011. Peningkatan kerja sama ASEAN-Amerika Serikat tercermin dalam Joint Statement of the 3rd ASEAN- US Leaders’ Meeting dan Plan of Action to Implement the ASEAN-US Enhanced Partnership for Enduring Peace and Prosperity 2011-2015. Kedua dokumen itu disepakati pada Pertemuan ke-3 ASEAN-US Leaders Meeting tanggal 19 November 2011 di Bali. Kerja sama tersebut meliputi; 1 peningkatan hubungan dagang dan investasi, 2 dukungan Amerika Serikat untuk konektivitas ASEAN, 3 kerja sama pendidikan Universitas Sumatera Utara 53 Mekanisme kerja sama di bidang pembangunan dan ekonomi perdagangan ASEAN —Amerika Serikat yang telah berlangsung dengan baik antara lain adalah Rencana Kerja sama ASEAN-Amerika Serikat ASEAN-US Cooperation PlanACP. Sementara itu, untuk ADVANCE Pemerintah Amerika Serikat memberikan komitmen untuk memberikan dana mendukung proyek - proyek kerja sama selama 5 tahun. Sebagian besar dana implementasi ACP dikoordinasi melalul USAID sehingga pada dasarnya dana-dana tersebut terikat pada ketentuan Bantuan Pembangunan Luar Negeri Amerika Serikat Overseas Developmen tAssistanceODA. Sehubungan dengan itu, lima negara ASEAN telah memenuhi syarat menerima bantuan, yaitu Indonesia, Filipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Selain itu, terdapat juga proyek-proyek khusus untuk ASEAN, terutama untuk penguatan Sekretariat ASEAN dan mekanisme kerja sama ASEAN-Amerika Serikat.

2.5.7 ASEAN-Kanada

Kerja sama ASEAN dan Kanada pertama kali dimulai pada tahun 1977 saat itu Kanada menyampaikan komitmen bantuan program pembangunan untuk ASEAN dan berkeinginan menjalin kerja sama di bidang ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan kerja sama pembangunan. Dalam perkembangan kemudian kedua belah pihak juga menyepakati untuk bekerja sama di bidang kontra Universitas Sumatera Utara 54 terorisme internasional, kejahatan lintas negara, keamanan kesehatan, dialog antarkeyakinan, dan bantuan teknis serta pengembangan kapasitas Sekretariat ASEAN. Di bidang kerja sama ekonomi khususnya bantuan teknis dan pengembangan kapasitas Sekretariat ASEAN, Kanada telah memberikan persetujuan atas proposal ASEAN-Canada Cooperation on Technical Initiatives for the VAP ACTIV sebagai fasilitas dukungan para ahli dan Kanada melalui Sekretariat ASEAN. Kemudian, pada KTT ke-14 ASEAN disahkan Declaration on the Roadmap for an ASEAN Community 2009-2015 yang kemudian ASEAN meminta Kanada untuk menyetujui merevisi Terms of Reference ToR on ASEAN-Canada Technical Initiatives yang sebelumnya didasarkan atas Vientiane Action Program yAP. Pertemuan formal ASEAN dan Kanada pertama kali dilaksanakan melalui ASEAN Standing Committee ASC, Februari 1977. Pada Pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Kanada menyamapaikan komitmen bantuan program pembangunan untuk ASEAN. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penandatanganan ASEAN-Canada Economic Cooperation Agreement ACECA pada tanggal 25 September 1981 di New York, Amerika Serikat. Persetujuan tersebut diikuti oleh pembentukan ASEAN-Canada Joint Cooperation Committee iCC pada tanggal 1 Juni 1982 yang berfungsi sebagai forum dialog bagi ASEAN Universitas Sumatera Utara 55 dan Kanada guna membahas kerja sama di bidang-bidang ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan kerja sama pembangunan. Pejabat ekonomi senior negara-negara ASEAN dan Kanada pada ASEAN Senior Economic Officials Meeting SEOM 138 di Kuala Lumpur, Januari 2007 sepakat bahwa pertemuan konsultasi SEOM ASEAN —Kanada tidak cukup diadakan hanya setahun sekali. Dalam hal mi ASEAN mengusulkan untuk mengadakan pertemuan secara back to back dengan konsultasi SEOM ASEAN dengan negara mitra wicara lainnya, yang telah dimulai sejak pertemuan SEOM 238. Kedua belah pihak sepakat untuk melihat draf awal TIFA agar dapat dijadikan sebagai basis bagi kerja sama yang Iebih luas, seperti halnya TIFA antara ASEAN dengan Amerika Serikat. guna meningkatkan kerja sama perdagangan, perindustrian dan investasi serta lebih memfasilitasi peran swasta, khususnya UKM, Menteri bidang Ekonomi ASEAN dan Kanada telah menandatangani Joint Declaration between ASLAN and Canada on Trade and Investment di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2011. Pada tahun 2011 Kanada telah menandatangani 3rdProtocolAmending the Treaty of Amity and Cooperation TAC setelah sebelumnya mengaksesi TAC tersebut tahun 2010 di Hanoi, Vietnam. ASEAN dan Kanada juga telah mempersiapkan berbagai kegiatan dalam kerangka memperingati 35 tahun kerja sama dialog ASEAN-Kanada tahun 2012. Pada pertemuan AMMPMC ke-44 di Universitas Sumatera Utara 56 Bali, Indonesia tanggal 22 Juli 2011, telah diadopsi List of Activities to Commemorate the 35th Anniversary of ASEAN-Canada Relations yang telah disusun oleh para SOM Leaders pada pertemuan 8th ASEAN-Canda Dialogue di Vancouver, Kanada tanggal 2-3 Juni 2011.

2.5.8 ASEAN-Rusia

Dialog kerja sama ASEAN-Rusia telah dimulai sejak tahun 1991 dan Rusia secara resmi menjadi Mitra Wicara ASEAN pada tahun 1996. Pertimbangan ASEAN untuk menjalin kemitraan adalah status Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, serta besarnya pasar Rusia dan sumber daya alam yang dimilikinya. Hal-hal tersebut juga merupakan peluang bagi ASEAN untuk Iebih meningkatkan hubungan dengan Rusia di bidang-bidang pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perdagangan, sumber daya manusia, investasi dan ekonomi, lingkungan hidup, pariwisata, kebudayaan, serta peningkatan people-to- people contact. Para Pemimpin ASEAN dan Rusia serta Sekjen ASEAN pada KTT ke-2 ASEAN Rusia di Hanoi. 30 Oktober 2010 Pendatanganan Agreement between the Governments of the Member Countries of the Association of Southeast Asian Nations and the Government of the Russian Federation on Economic and Development Cooperation dilakukan pada tanggal 10 Desember 2005 di Kuala Lumpur, Malaysia. Universitas Sumatera Utara 57 Pembahasan hubungan kerja sama perekonomian dilakukan melalui ASEAN-Russia Senior Officials Economic Consultations, namun perkembangan konsultasi tersebut belum terlalu signifikan. Berdasarkan data dan Kedubes Rusia di Jakarta, volume perdagangan ASEAN-Rusia pada tahun 2008 tercatat sebesar US10 miliyar, atau meningkat hampir 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009 volume perdagangan ASEAN-Rusia mencapal US 6,9 miliyar. Nilai ekspor Rusia ke ASEAN pada pertengahan tahun 2009 mencapai US2 miliyar dan impor Rusia dan ASEAN pada periode yang sama senilai US2.3 miliyar. Para Menteri Ekonomi ASEAN-Rusia bertemu dalam AEM-Russia Consultation di sela-sela rangkaian Pertemuan AEM ke-43 di Manado, Agustus 2011, membahas perkembangan kerja sama perdagangan kedua belah pihak setelah mengalami penurunan pada tahun 2009 karena krisis keuangan global. Para Menteri juga menekankan kembali komitmen mereka yang tertuang dalam draf ASEAN-Russia Trade and Investment Roadmap dan meminta para pejabat senior dan kelompok ahIl untuk dapat menyelesaikan Roadmap tersebut. Tahun 2011 merupakan momentum bersejarah bagi kerja sama ASEAN- Rusia, mengingat negara tersebut untuk pertama kalinya menjadi peserta LAS, saat itu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Viktorovich Lavrov, hadir mewakili Presiden Rusia di Bali tanggal 17 —19 November 2011. ASEAN-Rusia berkomitmen untuk peningkatan kerja sama, khususnya di bidang ekonomi Universitas Sumatera Utara 58 berdasarkan Comprehensive Programme of Action to Promote Cooperation between the ASEAN and the Russian Federation 2005-2015. Adapun untuk kegiatan-kegiatan yang mendukung people-to-people contact, telah beroperasi ASEAN Centre di Moscow University MGIMO, yang menjadi pusat kegiatan - kegiatan kerjasama ASEAN-Rusia.

2.5.9 ASEAN Uni Eropa

Kemitraan ASEAN-Uni Eropa European UnionEU secara informal dimulai tahun 1972. Adapun secara formal kemitraan dimulai tahun 1977 dengan pembentukan kerja sama perdagangan, ekonomi dan teknis, serta pembentukan Joint Cooperation Committee JCC. iCC bertugas untuk mengawasi kerja sama tersebut. Mekanisme kerja sama ASEAN-Uni Eropa dijalankan melalui dua skema, yaltu, Trans-Regional EU-ASEAN Trade Initiative TREATI untuk bidang perdagangan dan investasi, yang diluncurkan tahun 2003; serta Regional EU-ASEAN Dialog Instrument READI yang disepakati tahun 2005 untuk bidang nonperdagangan. Peningkatan kerja sama ekonomi dilakukan dengan perundingan ASEAN- EU Free Trade Agreement ETA berdasarkan pendekatan region-to-region approach, dan memperhatikan tingkat perekonomian masing-masing negara anggota ASEAN. Perundingan ASEAN-EU FTA diluncurkan pada Pertemuan ke- S AEM —EU Trade Consultations di Brunei Darussalam, tanggal 4 Mei 2007 Universitas Sumatera Utara 59 melalui Joint Ministerial Statement on the Launch of the ASEAN — EU FTA Negotiations. Untuk menindaklanjuti pertemuan tersebut, telah dibentuk joint Committee on ASEAN —EU Free Trade Agreement JCAEFTA guna melakukan negosiasi FTA, yang pertama kali dilaksanakan pada tanggal 19 —20 Juli 2007. Pada Pertemuan ke-7 JCAEFTA di Kuala Lumpur tanggal 4 —5 Maret 2009, dibahas beberapa pending matters dalam negosiasi ASEAN-EU FTA, antara lain: lambatnya proses negosiasi, perbedaan tingkat ambisi antara ASEAN dan Uni Eropa, dan isu Myanmar.

2.5.10 ASEAN Plus Three APT

Kerja sama ASLAN Plus Three APT yang melibatkan tiga negara mitra, yaitu Jepang, Republik Korea dan RRT terjalin sejak tahun 1997 pada saat kawasan Asia sedang dilanda krisis ekonomi. Ketiga Negara mitra di kawasan Asia Timur tersebut telah mengaksesi TAC masing-masing pada tahun 2003 RRT dan tahun 2004 Jepang dan Republik Korea. Bidang-bidang kerja sama APT, antara lain, mencakup perdagangan, investasi, keuangan dan perbankan, transfer teknologi, teknologi telematika, e- commerce, industri, pertanian, usaha kecil dan menengah, pariwisata, pengembangan area, jejaring dunia usaha, dan iptek. Universitas Sumatera Utara 60 Di bidang ekonomi dan moneter, kerja sama antara lain mencakup manajemen risiko makro ekonomi, monitoring regional capital flow, memerkuat sistem keuangan dan perbankan, serta reformasi arsitektur keuangan internasional.

2.6 Politik Luar Negeri Indonesia

Negara dalam segala aktivitas hubungan luar negeri memiliki mekanismenya masing - masing berlandaskan konstitusi yang telah ditetapkan atau berlaku di negara tersebut. Konstitusi atau peraturan tersebut menjadikan negara memiliki kebijakan, sikap ataupun langkah dalam melakukan hubungan luar negeri, kebijakan, sikap atau langkah sebuah negara dalam melakukan hubungan luar negeri disebut juga politik luar negeri. Politik luar negeri merupakan suatu strategi, pola perilaku dan kebijakan suatu negara berhubungan dengan negara lain ataupun dunia internasional yang berpijak pada kepentingan nasional. Adanya politik luar negeri yang dianutnya, suatu bangsa menentukan sikap bangsa dalam berhubungan dengan negara lain. Dasar – dasar yang pokok daripada politik luar negeri RI tecantum dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar 1945. Alinea pertama menyatakan bahwa “… kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan…”. Selanjutnya Mukadimah UUD 1945 mengatakan dalam ayat ke-4 bahwa “… pemerintahnegara berkewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan Universitas Sumatera Utara 61 umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 30 Dalam pelaksanaannya aspek ideal pada suatu waktu mungkin saja tidak seluruhnya bisa paralel dengan aspek real. Disinilah diperlukan manuver dan kelincahan berdiplomasi yang luwes, yang dalam pelaksanaanya tidak dogmatis dan kaku, tetapi realistis dan pragmatis melalui pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Kiranya perlu diberikan penjelasan mengenai corak bebas dan aktif dari politik luar negeri kita sebagai berikut: a. Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan – kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. b. Aktif : berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif-reaktif atas kejadian – kejadian internasionalnya, melainkan bersikap aktif. 31

2.6.1 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang

Hubungan Luar Negeri. 32 Dasar pemikiran yang melandasi undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini adalah bahwa penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri memerlukan ketentuan-ketentuan yang secara jelas mengatur 30 Mochtar Kusumaatmadja. Politik Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya Dewasa Ini. Bandung : Penerbit Alumni, 1983. Hal. 6 31 Ibid, hal. 7 32 Lihat undang – undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 pada Penjelasan bagian Umum. Universitas Sumatera Utara 62 segala aspek yang menyangkut sarana dan mekanisme pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam dunia yang makin lama makin maju sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global, serta meningkatnya interaksi dan interdependensi antarnegara dan antarbangsa, maka makin meningkat pula hubungan internasional yang diwarnai dengan kerja sama dalam berbagai bidang. Kemajuan dalam pembangunan yang dicapai Indonesia di berbagai bidang telah menyebabkan makin meningkatnya kegiatan Indonesia di dunia internasional, baik dari pemerintah maupun swastaperseorangan, membawa akibat perlu ditingkatkannya perlindungan terhadap kepentingan negara dan warga negara. Ketentuan-ketentuan yang mengatur penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri yang ada sebelum dibentuknya Undang-undang ini baru mengatur beberapa aspek saja dari penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri serta belum secara menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu produk hukum yang kuat yang dapat menjamin terciptanya kepastian hukum bagi penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, Universitas Sumatera Utara 63 termasuk Koordinasi antarinstansi pemerintah dan antarunit yang ada di Departemen Luar Negeri. Dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, Indonesia terikat oleh ketentuan-ketentuan hukum dan kebiasaan intemasional, yang merupakan dasar bagi pergaulan dan hubungan antarnegara. Oleh karena itu Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini sangat penting artinya, mengingat Indonesia telah meratifjkasi Konversi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik, Konvensi Wina 1963 tentang Hubungan Konsuler, dan Konvensi tentang Misi Khusus, New York 1969. Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri merupakan pelaksanaan dari ketentuan dasar yang tercantum di dalam Pembukaan dan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945 dan Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang berkenaan dengan hubungan luar negeri. Undang-undang ini mengatur segala aspek penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, termasuk sarana dan mekanisme pelaksanaannya, perlindungan kepada warga negara Indonesia di luarnegeri dan aparatur hubungan luar negeri. Pokok-pokok materi yang diatur di dalam Undang- undang ini adalah : a. Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, termasuk sarana dan mekanisme pelaksanaannya, koordinasi di pusat dan Universitas Sumatera Utara 64 perwakilan, wewenang dan pelimpahan wewenang dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri. b. Ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok mengenai pembuatan dan pengesahan perjanjian intemasional, yang pengaturannya secara lebih rinci, termasuk kriteria perjanjian internasional yang pengesahannya memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat, ditetapkan dengan undang-undang tersendiri. c. Perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk pemberian bantuan dan penyuluhan hukum, serta pelayanan konsuler. d. Aparatur hubungan luar negeri. Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri melibatkan berbagai lembaga negara dan lembaga pemerintah beserta perangkatnya. Agar tercapai hasil yang maksimal, diperlukan adanya koordinasi antara lembaga-lembaga yang bersangkutan dengan Departemen Luar Negeri. Untuk tujuan tersebut, diperlukan adanya suatu peraturan perundangundangan yang mengatur secara jelas serta menjamin kepastian hukum penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, yang diatur dalam Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri. Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini memberikan landasan hukum yang kuat bagi penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri, serta merupakan penyempurnaan terhadap peraturan-peraturan Universitas Sumatera Utara 65 yang ada mengenai beberapa aspek penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

2.7 Peluang dan Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi MEA 2015

33

2.7.1 Peluang a. Manfaat Integrasi Ekonomi.

Kesediaan Indonesia bersama-sama dengan 9 sembilan Negara ASEAN lainnya membentuk ASEAN Economic Community AEC pada tahun 2015 tentu saja didasarkan pada keyakinan atas manfaatnya yang secara konseptual akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan ASEAN. Integrasi ekonomi dalam mewujudkan AEC 2015 melalui pembukaan dan pembentukan pasar yang lebih besar, dorongan peningkatan efisiensi dan daya saing, serta pembukaan peluang penyerapan tenaga kerja di kawasan ASEAN, akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan.

b. Pasar Potensial Dunia

Pewujudan AEC di tahun 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar ke-3 di dunia yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3 terbesar 8 dari total penduduk dunia di dunia setelah China dan India. Pada 33 Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, hal. 74-78 Universitas Sumatera Utara 66 tahun 2008, jumlah penduduk ASEAN sudah mencapai 584 juta orang ASEAN Economic Community Chartbook, 2009, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas berada pada usia produktif. Pertumbuhan ekonomi individu Negara ASEAN juga meningkat dengan stabilitas makroekonomi ASEAN yang cukup terjaga dengan inflasi sektitar 3,5 persen3. Jumlah penduduk Indonesia yang terbesar di kawasan 40 dari total penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia menjadi negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan.

c. Negara Pengekspor

Negara-negara di kawasan ASEAN juga dikenal sebagai negara-negara pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam seperti agrobased products maupun berbagai produk elektronik. Dengan meningkatnya harga komoditas internasional, sebagian besar Negara ASEAN mencatat surplus pada neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik juga menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi penanaman modal. Sepuluh 10 komoditi ekspor ASEAN ke dunia pada tahun 2008 berdasarkan HS- 4 digit yang dilaporkan dalam ASEAN Economic Community Chartbook 2009 adalah 1 electronic integrated circuits microassemblies 9; 2 oil not crude from petrol bituminous minerals etc. 7; 3 automatic data processing machines, magnetic or optical readers, etc. 5; 4 crude oil from petroleum and bituminous minerals 4; 5 petroleum gases Universitas Sumatera Utara 67 other gaseous hydrocarbons propane, butane, ethylene 4; 6 parts and accessories for office macjines typewriters 3; 7 palm oil its fractions, not chemically modified 3; 8 natural rubber in primary form or plates balata, gutta – percha, guayule, chicle 2; 9 semiconductor devices; light – emiting diodes; mountedpiezoelectric crystals; parts thereof diodes, etc. 1; dan 10 electric apparatus for line telephony or telegraphy telephone sets, teleprinters, modems, facs machine 1. Pada umumnya, konsentrasi perdagangan ASEAN masih dengan dunia meskipun cenderung menurun dan beralih ke intra-ASEAN.. Data perdagangan ASEAN menunjukkan bahwa share perdagangan ke luar ASEAN semakin menurun, dari 80,8 pada tahun 1993 turun menjadi 73,2 pada tahun 2008, sedangkan share perdagangan di intra-ASEAN meningkat dari 19,2 pada tahun 1993 menjadi 26,8 pada tahun 2008. Hal yang sama juga terjadi dengan Indonesia dalam 5 tahun terakhir, namun perubahannya tidak signifikan. Nilai ekspor Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19 sedangkan ke luar ASEAN berkisar 80-82 dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju peningkatan ekspor ke intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan impor dari intra-ASEAN. Indonesia sudah mencatat 10 sepuluh komoditi unggulan ekspornya baik ke dunia maupun ke intra-ASEAN selama 5 tahun terkhir ini 2004 – 2008 dan 10 sepuluh komoditi ekspor yang potensial untuk semakin ditingkatkan. Universitas Sumatera Utara 68 Komoditi unggulan ekspor ke dunia adalah minyak kelapa sawit, tekstil produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet produk karet, otomotif, alas kaki, kakao, udang, dan kopi, sedangkan komoditi ekspor ke intra-ASEAN adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper, batubara, karet, biji kakao, dan emas. Disamping itu, Indonesia mempunyai komoditi lainnya yang punya peluang untuk ditingkatkan nilai ekspornya ke dunia adalah peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan produk perikanan, minyak atsiri, makanan olahan, tanaman obat, peralatan medis, serta kulit produk kulit. Tentu saja, Indonesia harus cermat mengidentifikasi tujuan pasar sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dan kualitas produk yang dihasilkan.

d. Negara Tujuan Investor