39 daerah.Mengalokasikan  dalam  skema  pendanaan  yang  inovatif  untuk  menarik
keterlibatan sektor swasta yang lebih besar sangat demikian penting.
d. Perpajakan
Melengkapi  jaringan  perjanjian  bilateral  tentang  penghindaran  pajak berganda antar semua negara anggota pada tahun 2010, serendah mungkin.
e. E-Commerce
Meletakkan  kebijakan  dan  infrastruktur  hukum  terkait  perdagangan elektronik  dan  mengupayakan  perdagangan  barang  on-line  e-commerce  dalam
ASEAN  melalui  penerapan  Kerangka  Perjanjian  e-ASEAN  dan  berdasarkan kerangka acuan umum.
2.4.2.3 Pembangunan Ekonomi Berkeadilan a. Pembangunan Usaha Kecil-Menengah  UKM
Cetak  Biru  Kebijakan  ASEAN  untuk  Pengembangan  UKM  APBSD 2004-2014  menguraikan  kerangka  kerja  untuk  pengembangan  UKM  di  kawasan
ASEAN.  Kebijakan  Ini  terdiri  dari  program  kerja  strategis,  langkah-langkah kebijakan dan keluaran yang indikatif. Tujuannya adalah untuk:
  Mempercepat laju pembangunan UKM, mengoptimalkan pada keragaman Negara Anggota ASEAN
Universitas Sumatera Utara
40   Meningkatkan  daya  saing  dan  dinamisme  UKM  ASEAN  dengan
memfasilitasi  akses  mereka  terhadap  informasi,  pasar,  pengembangan sumber daya manusia dan kemampuan, keuangan serta teknologi
  Memperkuat  ketahanan  UKM  ASEAN  untuk  lebih  baik  dalam menanggulangi  kerugian  ekonomi  makro  dan  kesulitan  keuangan,  serta
tantangan dari situasi perdagangan yang lebih liberal   Meningkatkan  kontribusi  UKM  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  secara
keseluruhan dan pengembangan ASEAN sebagai kawasan.
b. Inisiatif Integrasi ASEAN
Mengingat  tingkat  perkembangan  yang  berbeda  antara  Negara-Negara Anggota  ASEAN,  timbullah  kebutuhan  untuk  memastikan  pendalaman  dan
perluasan  integrasi  ASEAN  disertai  dengan  teknis  dan  kerja  sama  pembangunan untuk  mengatasi  kesenjangan  pembangunan  dan  mempercepat  integrasi  ekonomi
Negara-negara Anggota ASEAN yang kurang berkembang sehingga manfaat dari integrasi ASEAN dapat dibagi dan dinikmati oleh semua negara anggota ASEAN.
Hal  ini  akan  memungkinkan  Negara  anggota  ASEAN  untuk  bergerak  secara terpadu.
Inisiatif Integrasi ASEAN IAI, diluncurkan pada bulan November 2000, memberikan  arah  dan  mempertajam  fokus  upaya  kolektif  untuk  mempersempit
kesenjangan  pembangunan  tidak  hanya  di  ASEAN  tetapi  antara  ASEAN  dan
Universitas Sumatera Utara
41 bagian  lain  dunia  juga.  IAI  saat  ini  mencakup  wilayah  prioritas  berikut,  yaitu
infrastruktur,  pengembangan  sumber  daya  manusia,  Teknologi,  informasi  dan komunikasi  ICT,  pengembangan  kapasitas  untuk  integrasi  ekonomi  regional,
energi,  iklim  investasi,  pariwisata,  pengurangan  kemiskinan  dan  peningkatan kualitas hidup.
Menghadapi  AEC, CLMV  Cambodia, Laos, Myanmar,  Vietnam    akan ditantang  untuk  mengembangkan  kebijakan  dalam  meningkatkan  pertumbuhan
ekonomi,  memperkuat  daya  saing  ekonomi,  meningkatkan  investasi  langsung dalam  dan  luar  negeri,  memperluas  perusahaan  swasta  sambil  memenuhi  tujuan
publik negaranya.
2.4.2.4 Integrasi dalam Ekonomi Global
ASEAN  beroperasi dalam lingkungan yang semakin global,  dengan  pasar yang saling bergantung dan industri - industri global. Untuk memungkinkan bisnis
ASEAN  bersaing  secara  internasional,  untuk  membuat  ASEAN  sebagai  segmen rantai  pasokan  global  yang  lebih  dinamis  dan  lebih  kuat  dan  untuk  memastikan
bahwa  pasar  internal  tetap  menarik  untuk  investasi  asing,  sangat  penting  bagi ASEAN  untuk  melihat  melampaui  perbatasan  AEC.  Aturan  dan  peraturan
eksternal  harus  semakin  diperhitungkan  saat  mengembangkan  kebijakan  yang berkaitan dengan AEC.
Universitas Sumatera Utara
42
a. Pendekatan koheren terhadap Hubungan Ekonomi Eksternal
ASEAN  akan  bekerja  ke  arah  mempertahankan  Sentralisasi  ASEAN dalam  hubungan  ekonomi  eksternalnya,  termasuk,  namun  tidak  terbatas  pada,
negosiasinya  pada  perjanjian  perdagangan  bebas  FTA  dan  kemitraan  ekonomi komprehensif CEPS.
b. Peningkatan Partisipasi dalam Jaringan Pasokan Global
ASEAN  juga  akan  meningkatkan  partisipasi  dalam  jaringan  pasokan global
2.5 Kerjasama Eksternal ASEAN
29
Kerjasama eksternal ASEAN merupakan sebuah kerjasama yang dibangun oleh  ASEAN  dengan  negara
–  negara  di  luar  ASEAN  maupun  organisasi  – organisasi  internasional  lainnya.  Adapun  kerjasama  ini  bertujuan  untuk
mempermudah  aliran  perdagangan  dan  peningkatan  ekonomi  bagi  kedua  belah pihak.
2.5.1 ASEAN – Jepang
Kerja  sama  ASEAN-Jepang,  yang  pada  awalnya  ditekankan  pada hubungan  kerja  sama  ekonomi,  secara  formal  dimulal  dan  pembentukan  Forum
ASEAN-Jepang  pada  bulan  Maret  1977.  Forum  mi  kemudian  diikuti  dengan
29
Op.cit. ASEAN Selayang Pandang Edisi Ke-20, hal. 79-109
Universitas Sumatera Utara
43 pendirian  Pusat  Promosi  Perdagangan,  Investasi,  dan  Pariwisata  yang  saat  mi
Iebih dikenal sebagai ASEAN-Japan CentreAJC.
Kerja  sama  ASEAN-Jepang  memberikan  prioritas  pada  bidang  kontra terorisme,  lingkungan  hidup,  penanganan  bencana  alam,  kesehatan  dan
kesejahteraan,  keamanan  maritim,  termasuk  penanganan  pembajakan  laut,  dan pertukaran  pemudamasyarakat.  Jepang  juga  mendukung  implementasi  Master
Plan of ASEAN Connectivity melalui kerja sama pengembangan konektivitas.
Pada KU ke-14 ASEAN-Jepang di Bali tanggal 18 November 2011, para pemimpin  ASEAN  dan  Jepang  membahas  berbagal  bidang  kerja  sama  seperti
ASEAN-Japan  Comprehensive  Economic  Partnership,  disaster  management, ASEAN  Connectivity,  People-to-People  Contact,  Narrowing  Development  Gap,
dan isu politik mengenai Myanmar. Dalam  KTT  tersebut  juga  dikeluarkan  dokumen  Joint  Declaration  for
Enhancing  ASEAN-Japan  Strategic  Partnership  for  Prospering  Together  Bali Declaration
dan ASEAN-Japan Plan of Action 2011-2015 sebagal pedoman bagi kerja  sama  politik  dan  keamanan,  ekonomi,  perdagangan  dan  investasi,  dan
hubungan  sosial  budaya  yang  bermuara  pada  terbentuknya  Komunitas  ASEAN 2015.  Disepakati  bahwa  implementasi  kerja  sama  dituangkan  melalui  berbagai
mekanisme  seperti  ASEAN  Regional  Forum  ARF,  ASEAN  Plus  Three  APT, East Asia Summit
EAS,  dan ASEAN Defense Ministers’ Meeting Plus ADMM
Plus.
Universitas Sumatera Utara
44 Komitmen  Jepang  terhadap  peningkatan  hubungan  dengan  ASEAN  serta
dukungan terhadap proses integrasi ASEAN juga tercermin di dalam Chairman’s
Statement KTT  ke-lO  ASEAN-Jepang  pada  tahun  2007,  yaitu  adanya  inisiatif
Jepang ‘Asia Gateway”.
Inisiatif Jepang
tersebut terdiri
atas tiga
konsep, yaitu:
1. Towards an Open Japan, 2. Working Together Towards an Open Asia, dan
3. Respect for a Diverse Asia. Kerja sama dalam bidang ekonomi antara ASEAN dengan Jepang pertama
kali diwujudkan melalui penandatanganan Joint Declaration of the Leaders on the Comprehensive  Economic  Partnership  between  ASEAN  and  Japan,
Phnom  Penh —  Kamboja,  5  November  2002,  dan  Framework  Agreement  on  Comprehensive
Economic Cooperation between ASEAN and Japan, Bali
— Indonesia, 8 Oktober 2003.
Dalam  perkembangannya,ASEAN  dan  Jepang  kemudian  menandatangani kesepakatan Agreement on Comprehensive Economic Partnership among Member
States of the ASEAN and Japan AJCEP secara ad-referendum pada April 2008.
AJCEP menyepakati ketentuan perdagangan barang trade in goods. Adapun kesepakatan mengenai ketentuan perdagangan di bidang investasi
dan  jasa  masih  dalam  proses  perundingan.  Dalam  Pertemuan  ke-7  AJCEP  di  Da
Universitas Sumatera Utara
45 Nang tanggal 5
— 8 Maret 2012 menyepakati agar perundingan di bidang jasa dan investasi  untuk  sementara  dihentikan  karena  ASEAN  dan  Jepang  tidak  dapat
mencapai  kesepakatan  deadlock  dalam  perundingan  jasa  dan  investasi  AJCEP. Namun, pertemuan mencatat bahwa tidak tertutup kemungkinan bagi perundingan
di bidang Jasa dan Investasi untuk kembali berjalan jika salah satu pihak bersedia menerima  proposal  pihak  yang  lain  atau  jika  telah  ditemukan  solusi  yang  saling
menguntungkan bagi masing-masing pihak. Di  bawah  program  IAI,  Jepang  memberikan  bantuan  pembangunan  sub
regional  Greater  Mekong, yang  meningkatkan  Official  Development  Assistance
ODA  ke  wilayah  Mekong  sampai  dengan  tahun  2010,  dan  ke  kawasan pertumbuhan
Brunei Darussalam
—Indonesia—Malaysia—Philippines—East ASEAN Growth Area
BIMP —EAGA.
2.5.2 ASEAN – Republik Rakyat Tiongkok
Hubungan  kerja  sama  ASEAN  dengan  Republik  Rakyat  Tiongkok RRTsecara  informal  dimulai  pada  tahun  1991  dan  kemudian  RRT  dikukuhkan
menjadi  mitra  wicara  ASEAN  pada  tahun  1996.  Kerja  sama  kemitraan  ASEAN dan  RRT  memiliki  11  prioritas  bidang  kerja  sama,  yaitu  pertanian,  energi,
informasi  dan  teknologi  komuni  kasi,  sum  berdaya  manusia,  investasi  bersama, pembangunan  wilayah  Mekong,  transportasi,  kebudayaan,  pariwisata,  kesehatan
publik dan lingkungan hidup, infrastruktur, sumber daya alam dan energi.
Universitas Sumatera Utara
46 Di  bidang  ekonomi,  perdagangan  antara  ASEAN  dan  RRT  pada  tahun
2010  kembali  mengalami  peningkatan  setelah  sempat  turun  pada  tahun  2009 sebagai  akibat  krisis  keuangan  global.  Ekspor  ASEAN  ke  RRT  yang  meningkat
sebesar 39,1 dan US 81,6 miliar pada 2009 menjadi US 113,5 miliar di tahun 2010,  membuat  RRT  menjadi  tujuan  ekspor  kedua  terbesar  ASEAN.  RRT
mempertahankan  posisinya  sebagai  mitra  dagang  terbesar  ASEAN  dihitung  dan 11,3  total  perdagangan  ASEAN.  Sementara  itu,  ASEAN  merupakan  mitra
dagang terbesar ke-4 RRT dihitung dan 98 total perdagangannya. Kerja  sama  ASEAN
—RRT  dalam  kerangka  area  perdagangan  bebas dimulai  sejak  penandatangangan  Trade  in  Goods  Agreement  dan  Dispute
Setlement  Mechanism  Agreement oleh  Menteri  bidang  Ekonomi  negara  anggota
ASEAN  dan  RRT  pada  bulan  November  2004.  Sementara  itu,  Agreement  on Services  dan  Second  Protocol  to  Amend  the  Framework  Agreement
ditandatangani pada bulan Januari 2007 di Cebu, Filipina. Implementasi  FTA  ASEAN-RRT  di  bidang  perdagangan  barang  telah
dilakukan sejak 1 Januari 2010. Dalam menyikapi hal tersebut, ASEAN dan RRT telah  meluncurkan  ASEAN-China  FTA  Business  Portal  BIZ  Portal  pada
penyelenggaraan  Forum  ASEAN-China  Free  Trade  Area  di  Nanning  City, Guangxi  Zhuong  tanggal  7  Januari  2010.  BIZ  Portal  tersebut  menyediakan
informasi penting kepada para pelaku usaha dalam kerangka FTA  ASEAN-RRT. Selanjutnya  BIZ  Portal  diharapkan  dapat  berkembang  menjadi  e-commerce
sebagai salah satu sarana transaksi bisnis antara perusahaan ASEAN dan RRT.
Universitas Sumatera Utara
47 Pada  akhir  rangkaian  KTT  ke-14  ASEAN-RRT,  diresmikan  pendirian
ASEAN-China  Centre ACC  yang  berfungsi  sebagai  pusat  promosi  kerja  sama
perdagangan,  investasi,  pariwisata,  pendidikan,  dan  kebudayaan  antara  ASEAN dan RRT.
2.5.3 ASEAN – Republik Korea
Kemitraan  ASEAN  dan  Republik  Korea  pertama  kali  terjalin  pada  bulan November  1989  dan  sejak  tahun  1991  Republik  Korea  menjadi  mitra  dialog
penuh ASEAN. Dalam  bidang  ekonomi  dan  perdagangan,  ASEAN
—Republic  of  Korea Free Trade Agreement
AKFTA secara khusus dimulai dengan penandatanganan Framework  Agreement  on  Comprehensive  Economic  Cooperation  don  Dispute
Settlement  Mechanism  under  the  Framework  Agreement  on  Comprehensive Economic  Partnership
di  pada  13  Desember  2005  di  Kuala  Lumpur,  Malaysia. Kerangka  kerja  tersebut  bertujuan  untuk  memperkuat  sekaligus  meningkatkan
kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi. Tujuan  itu  dicapai  dengan  meliberalisasikan  dan  meningkatkan
perdagangan  barang dan jasa,  serta menciptakan rezim investasi yang transparan, bebas,  dan  fasilitatif.  Perjanjian  mi  kemudian  dilkuti  dengan  penandatangan
Agreement  on  Trade  in  Goods 2006,  ASEAN-Republic  of  Korea  Agreement  on
Trade in Services 2007, dan ASEAN-Republic of Korea Agreement on Trade in
Investment 2009.
Universitas Sumatera Utara
48 Guna  memaksimalkan  kerangka  AKFTA  khususnya  dalam  bidang
perdagangan  barang,  para  Menteri  Ekonomi  ASEAN  dan  Republik  Korea  telah menandatangani Second Protocol to Amend Trade in Goods Under AKFTA  di sela
– sela KTT ke-19 ASEAN pada 18 November 2011, Nusa Dua, Bali.
2.5.4 ASEAN-India
India  menjadi  Mitra  Wicara  ASEAN  pada  saat  KTT  ke-5  ASEAN  di Bangkok tanggal 14-15 Desember 1995 setelah sebelumnya menjadi mitra wicara
sektoral  sejak  1992.  ASEAN  dan  India  berkomitmen  untuk  meningkatkan  kerja sama  dalam  bidang  perdagangan  dan  investasi,  pengembangan  SDM,  ilmu
pengetahuan dan teknologi, teknologi informasi, dan hubungan antar masyarakat. Komitmen
ASEAN dan
India tersebut
dikukuhkan melalui
penandatanganan 1 ASEAN-India Partners hip for Peace, Progress and Shared Prosperity dan
2  Plan  of  Action  to  Implement  the  ASEAN-India  Partnership  for  Peace, Progress and Shared Prosperity
PoA pada  KTT  ke-3  ASEAN-India  di  Vientiane,  Laos  tanggal  30  November  2004.
Kedua  dokumen  tersebut  merupakan  dasar  pelaksanaan  kerja  sama  kemitraan ASEAN
—India hingga saat ni.
Kerja  sama  ekonomi  ASEAN  dan  India  diatur  antara  lain  dalam Framework  Agreement  on  Comprehensive  Economic  Cooperation  between
Universitas Sumatera Utara
49 ASEAN  and  India
yang  ditandatangani  para  Kepala  Negara    Pemerintahan ASEAN  dan  India  pada  bulan  Oktober  2003.  Kesepakatan  tersebut  kemudian
diikuti  dengan  penandatanganan  ASEAN-India  Trade  in  Goods  Agreement  enam tahun berselang, atau tepatnya pada 13 Oktober 2009, yang mulai berlaku sejak 1
Januari 2010. ASEAN-India  Trade  in  Goods  Agreement
mencakup  liberalisasi  sekitar 90  produk  yang  diperdagangkan  di  kedua  kawasan,  termasuk  produk  yang
dikenal dengan sebutan “Special Product”, seperti minyak sawit, kopi, teh hitam,
dan merica. Sekitar 4.000 tarif akan dihapus pada tahun 2016.
2.5.5 ASEAN-Australia
Kerja  sama  ASEAN —Australia dimulai pada tahun 1974, diawali dengan
pembentukan  ASEAN-Australia  Consultative  Meeting  AACM  yang  kernudian diikuti  dengan  berbagai  dialog  ASEAN
—Australia  pada  berbagai  tingkatan  al. ASEAN Regional Forum
ARF, ASEAN-Australia Forum dan berbagai kelompok kerja seperti di bidang perdagangan dan investasi, telekomunikasi, pendidikan dan
pelatihan,  industri  dan  teknologi,  lingkungan  hidup  serta  kebudayaan  dan informasi.
Untuk  meningkatkan  kerja  sama  ekonomi  dan  perdagangan,  ASEAN  dan Australia  serta  SeIàndia  Baru  telahrnenandatangani  persetujuan  FTA  ASEAN
— Australia  danlandia  Baru  ASEAN-Australla  New  Zealand  Free  Trade
Universitas Sumatera Utara
50 AreaAANZFTA
di  sela-sela  penyelenggaraan  KTT  ke-14  ASEAN  di  Hua  Hin, Thailand pada 27 Februari 2009.
Kesepakatan  AANZFTA  itu  mengamanatkan’pengurangan  tarif  secara bertahap dimulai  pada 1 Januari 2010.  Kesepakatan  AANZFTA  merupakan FTA
pertama  ASEAN  dengan  mitranya  yang  mencakup  berbagai  elemen  secara lengkap  yaitu  perdagangan  barang,  perdagangan  jasa,  investasi,  jasa  keuangan,
telekomunikasi;  electronic  commerce,  Movement  of  Natural  Person,  Hak Kekayaan Intelektual, persaingan usaha, dan kerjäsama ekonomi.
2.5.6 ASEAN-Amerika Serikat
Kerja  sama  ASEAN  dan  Amerika  Serikat  yang  berlangsung  sejak  tahun 1977  meliputi  bidang  kerja  sama  yang  luas,  antara  lain  di  bidang  politik  dan
keamanan:  nonproliferasi  senjata  nuklir  di  kawasan,  kejahatan  lintas  negara, kontra terorisme, pembangunan kapasitas, penegakan hukum, dan promosi HAM.
Sedangkan di bidang ekonomi meliputi: perdagangan, investasi, dukungan Amerika Serikat untuk implementasi konektifitas  ASEAN,  pembangunan tatanan
ekonomi global, dan kerja sama keuangan.. Landasan kerja sama bidang ekonomi dan  perdagangan  adalah  US
—ASEAN  Trade  and  investment  Framework Agreement
TIFA  yang  ditandatangani  pada  tahun  2006  pada  Pertemuan  ke-38 AEM di  Kuala Lumpur, tanggal 25 Agustus 2006 oleh  Menteri  Ekonomi  Negara
Anggota  ASEAN  dan  United  States  Trade  RepresentativeUSTR  yang  khusus menangani  kerja  sama  yang  terkait  dengan  perdagangan  dan  investasi,  Visi
Universitas Sumatera Utara
51 Pembangunan  ASEAN  untuk  Memajukan  Integrasi  Ekonomi  ASEAN
Development Vision to Advance Economic integrationADVANCE.
Pembentukan  TIFA  secara  regional  didasari  oleh  gagasan  Enterprise  for ASEAN  Intiative
EAI  yang  disepakati  pada  Pertemuan  Informal  ASEAN Economic  Ministerial  Meeting-United  States  Trades  Representatives
AEM- USTR, November 2002, di Manila-Filipina. TIFA  merupakan mekanisme untuk
meningkatkan  perdagangan  dan  arus  investasi  antara  ASEAN  dengan  Amerika Serikat.
Kerja  sama  yang  dilakukan  berupa  pembangunan  kapasitas  dan  bantuan teknis untuk pengembangan dan implementasi
1 ASEAN Single Window,
2 Pharmaceutical Regulation, dan
3 Sanitary and Phytosanitary SPS Regulations.
Selain  itu,  ASEAN —Amerika  Serikat  sepakat  membentuk  Joint  Council
on  Trade  and  investment dengan  mengadakan  pertemuan  setidaknya  setahun
sekali guna
menindaklanjuti implementasi
dan kesepakatan
tersebut. Pada the Southeast Roadshow  ke  Amerika Serikat, tanggal 2
—5 Mei 2010, telah dilakukan
dialog informal
dengan USTR.
Dalam dialog
informal tersebut dibahas lima inisiatif dalam kerangka ASEAN-US TIFA, yaitu
Universitas Sumatera Utara
52 1 Kesepakatan fasilitasi perdagangan,
2 dialog antara pemerintah dan dunia usaha,
3 dialog dalam bidang perdagangan dan keuangan,
4 dialog dalam bidang perdagangan dan lingkungan, dan
5 kerja sama di bidang standar produk.
Kerja  sama  ASEAN-Amerika  Serikat  mengalami  peningkatan  pesat  pada tahun 2011 dan menjadi momentum bersejarah bagi kerja sama kedua pihak, saat
Amerika  Serikat  untuk  pertama  kalinya  menjadi  peserta  EAS  dengan  kehadiran Presiden Barack Obama di Bali tanggal 17
—19 November 2011.
Peningkatan  kerja  sama  ASEAN-Amerika  Serikat  tercermin  dalam  Joint Statement  of  the  3rd  ASEAN-
US  Leaders’  Meeting  dan  Plan  of  Action  to Implement  the  ASEAN-US  Enhanced  Partnership  for  Enduring  Peace  and
Prosperity 2011-2015.  Kedua  dokumen  itu  disepakati  pada  Pertemuan  ke-3
ASEAN-US  Leaders  Meeting tanggal  19  November  2011  di  Bali.  Kerja  sama
tersebut meliputi;
1 peningkatan hubungan dagang dan investasi,
2 dukungan Amerika Serikat untuk konektivitas ASEAN,
3 kerja sama pendidikan
Universitas Sumatera Utara
53 Mekanisme kerja sama di bidang pembangunan dan ekonomi perdagangan
ASEAN —Amerika Serikat yang telah berlangsung dengan baik antara lain adalah
Rencana  Kerja  sama  ASEAN-Amerika  Serikat  ASEAN-US  Cooperation PlanACP.  Sementara  itu,  untuk  ADVANCE  Pemerintah  Amerika  Serikat
memberikan komitmen untuk memberikan dana mendukung proyek - proyek kerja sama selama 5 tahun.
Sebagian  besar  dana  implementasi  ACP  dikoordinasi  melalul  USAID sehingga  pada  dasarnya  dana-dana  tersebut  terikat  pada  ketentuan  Bantuan
Pembangunan Luar
Negeri Amerika
Serikat Overseas
Developmen tAssistanceODA.
Sehubungan  dengan  itu,  lima  negara  ASEAN  telah  memenuhi  syarat menerima bantuan, yaitu Indonesia, Filipina, Laos, Kamboja, dan Vietnam. Selain
itu, terdapat juga proyek-proyek khusus untuk ASEAN, terutama untuk penguatan Sekretariat ASEAN dan mekanisme kerja sama ASEAN-Amerika Serikat.
2.5.7 ASEAN-Kanada
Kerja  sama  ASEAN  dan  Kanada  pertama  kali  dimulai  pada  tahun  1977 saat  itu  Kanada  menyampaikan  komitmen  bantuan  program  pembangunan  untuk
ASEAN  dan berkeinginan  menjalin kerja sama di bidang  ekonomi, perdagangan, investasi, industri, dan kerja sama pembangunan. Dalam perkembangan kemudian
kedua  belah  pihak  juga  menyepakati  untuk  bekerja  sama  di  bidang  kontra
Universitas Sumatera Utara
54 terorisme  internasional,  kejahatan  lintas  negara,  keamanan  kesehatan,  dialog
antarkeyakinan,  dan  bantuan  teknis  serta  pengembangan  kapasitas  Sekretariat ASEAN.
Di  bidang  kerja  sama  ekonomi  khususnya  bantuan  teknis  dan pengembangan  kapasitas  Sekretariat  ASEAN,  Kanada  telah  memberikan
persetujuan  atas  proposal  ASEAN-Canada  Cooperation  on  Technical  Initiatives for  the  VAP
ACTIV  sebagai  fasilitas  dukungan  para  ahli  dan  Kanada  melalui Sekretariat  ASEAN.  Kemudian,  pada  KTT  ke-14  ASEAN  disahkan  Declaration
on  the  Roadmap  for  an  ASEAN  Community  2009-2015 yang  kemudian  ASEAN
meminta  Kanada  untuk  menyetujui  merevisi  Terms  of  Reference  ToR  on ASEAN-Canada Technical Initiatives
yang sebelumnya didasarkan atas  Vientiane Action Program
yAP.
Pertemuan formal ASEAN dan Kanada pertama kali dilaksanakan melalui ASEAN  Standing  Committee
ASC,  Februari  1977.  Pada  Pertemuan  tersebut, Menteri  Luar  Negeri  Kanada  menyamapaikan  komitmen  bantuan  program
pembangunan  untuk  ASEAN.  Komitmen  tersebut  diwujudkan  melalui penandatanganan  ASEAN-Canada  Economic  Cooperation  Agreement  ACECA
pada  tanggal  25  September  1981  di  New  York,  Amerika  Serikat.  Persetujuan tersebut diikuti oleh pembentukan  ASEAN-Canada Joint Cooperation Committee
iCC pada tanggal 1 Juni 1982 yang berfungsi sebagai forum dialog bagi ASEAN
Universitas Sumatera Utara
55 dan Kanada guna membahas kerja sama di bidang-bidang ekonomi, perdagangan,
investasi, industri, dan kerja sama pembangunan.
Pejabat  ekonomi  senior  negara-negara  ASEAN  dan  Kanada  pada  ASEAN Senior Economic Officials Meeting
SEOM 138 di Kuala Lumpur, Januari 2007 sepakat  bahwa  pertemuan  konsultasi  SEOM  ASEAN
—Kanada  tidak  cukup diadakan  hanya  setahun  sekali.  Dalam  hal  mi  ASEAN  mengusulkan  untuk
mengadakan  pertemuan  secara  back  to  back  dengan  konsultasi  SEOM  ASEAN dengan  negara  mitra  wicara  lainnya,  yang  telah  dimulai  sejak  pertemuan
SEOM 238.
Kedua  belah  pihak  sepakat  untuk  melihat  draf  awal  TIFA  agar  dapat dijadikan  sebagai  basis  bagi  kerja  sama  yang  Iebih  luas,  seperti  halnya  TIFA
antara  ASEAN  dengan  Amerika  Serikat.  guna  meningkatkan  kerja  sama perdagangan,  perindustrian  dan  investasi  serta  lebih  memfasilitasi  peran  swasta,
khususnya  UKM,  Menteri  bidang  Ekonomi  ASEAN  dan  Kanada  telah menandatangani  Joint  Declaration  between  ASLAN  and  Canada  on  Trade  and
Investment di Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2011.
Pada tahun 2011 Kanada telah menandatangani 3rdProtocolAmending the Treaty  of  Amity  and  Cooperation
TAC  setelah  sebelumnya  mengaksesi  TAC tersebut  tahun  2010  di  Hanoi,  Vietnam.  ASEAN  dan  Kanada  juga  telah
mempersiapkan  berbagai  kegiatan  dalam  kerangka  memperingati  35  tahun  kerja sama  dialog  ASEAN-Kanada  tahun  2012.  Pada  pertemuan  AMMPMC  ke-44  di
Universitas Sumatera Utara
56 Bali,  Indonesia  tanggal  22  Juli  2011,  telah  diadopsi  List  of  Activities  to
Commemorate  the  35th  Anniversary  of  ASEAN-Canada  Relations yang  telah
disusun  oleh  para SOM  Leaders pada  pertemuan 8th ASEAN-Canda Dialogue  di Vancouver, Kanada tanggal 2-3 Juni 2011.
2.5.8 ASEAN-Rusia
Dialog  kerja  sama  ASEAN-Rusia  telah  dimulai  sejak  tahun  1991  dan Rusia secara resmi menjadi Mitra Wicara ASEAN pada tahun 1996. Pertimbangan
ASEAN  untuk  menjalin  kemitraan  adalah  status  Rusia  sebagai  anggota  tetap Dewan  Keamanan  PBB,  serta  besarnya  pasar  Rusia  dan  sumber  daya  alam  yang
dimilikinya.  Hal-hal  tersebut  juga  merupakan  peluang  bagi  ASEAN  untuk  Iebih meningkatkan  hubungan  dengan  Rusia  di  bidang-bidang  pembangunan,  ilmu
pengetahuan  dan  teknologi,  perdagangan,  sumber  daya  manusia,  investasi  dan ekonomi, lingkungan hidup, pariwisata, kebudayaan, serta peningkatan  people-to-
people contact.
Para  Pemimpin  ASEAN  dan  Rusia  serta  Sekjen  ASEAN  pada  KTT  ke-2 ASEAN Rusia di Hanoi. 30 Oktober 2010 Pendatanganan Agreement between the
Governments  of  the  Member  Countries  of  the  Association  of  Southeast  Asian Nations  and  the  Government  of  the  Russian  Federation  on  Economic  and
Development  Cooperation dilakukan  pada  tanggal  10  Desember  2005  di  Kuala
Lumpur, Malaysia.
Universitas Sumatera Utara
57 Pembahasan  hubungan  kerja  sama  perekonomian  dilakukan  melalui
ASEAN-Russia  Senior  Officials  Economic  Consultations,  namun  perkembangan konsultasi tersebut belum terlalu signifikan. Berdasarkan data dan Kedubes Rusia
di  Jakarta,  volume  perdagangan  ASEAN-Rusia  pada  tahun  2008  tercatat  sebesar US10  miliyar,  atau  meningkat  hampir  2  kali  lipat  dibandingkan  tahun
sebelumnya. Pada tahun 2009 volume perdagangan ASEAN-Rusia mencapal US 6,9  miliyar.  Nilai  ekspor  Rusia  ke  ASEAN  pada  pertengahan  tahun  2009
mencapai  US2  miliyar  dan  impor  Rusia  dan  ASEAN  pada  periode  yang  sama senilai US2.3 miliyar.
Para  Menteri  Ekonomi  ASEAN-Rusia  bertemu  dalam  AEM-Russia Consultation
di  sela-sela  rangkaian  Pertemuan  AEM  ke-43  di  Manado,  Agustus 2011,  membahas  perkembangan  kerja  sama  perdagangan  kedua  belah  pihak
setelah  mengalami  penurunan  pada  tahun  2009  karena  krisis  keuangan  global. Para  Menteri  juga  menekankan  kembali  komitmen  mereka  yang  tertuang  dalam
draf  ASEAN-Russia  Trade  and  Investment  Roadmap dan  meminta  para  pejabat
senior dan kelompok ahIl untuk dapat menyelesaikan Roadmap tersebut.
Tahun  2011  merupakan  momentum  bersejarah  bagi  kerja  sama  ASEAN- Rusia,  mengingat  negara  tersebut  untuk  pertama  kalinya  menjadi  peserta  LAS,
saat  itu  Menteri  Luar  Negeri  Rusia,  Sergey  Viktorovich  Lavrov,  hadir  mewakili Presiden  Rusia  di  Bali  tanggal  17
—19  November  2011.  ASEAN-Rusia berkomitmen  untuk  peningkatan  kerja  sama,  khususnya  di  bidang  ekonomi
Universitas Sumatera Utara
58 berdasarkan  Comprehensive  Programme  of  Action  to  Promote  Cooperation
between  the  ASEAN  and  the  Russian  Federation  2005-2015. Adapun  untuk
kegiatan-kegiatan  yang  mendukung  people-to-people  contact,  telah  beroperasi ASEAN  Centre
di  Moscow  University  MGIMO,  yang  menjadi  pusat  kegiatan  - kegiatan kerjasama ASEAN-Rusia.
2.5.9 ASEAN Uni Eropa
Kemitraan  ASEAN-Uni  Eropa  European  UnionEU  secara  informal dimulai tahun 1972. Adapun secara formal kemitraan dimulai tahun 1977 dengan
pembentukan  kerja  sama  perdagangan,  ekonomi  dan  teknis,  serta  pembentukan Joint  Cooperation  Committee
JCC.  iCC  bertugas  untuk  mengawasi  kerja  sama tersebut.  Mekanisme  kerja  sama  ASEAN-Uni  Eropa  dijalankan  melalui  dua
skema,  yaltu,  Trans-Regional  EU-ASEAN  Trade  Initiative  TREATI  untuk bidang  perdagangan  dan  investasi,  yang  diluncurkan  tahun  2003;  serta  Regional
EU-ASEAN Dialog Instrument READI yang disepakati tahun 2005 untuk bidang
nonperdagangan.
Peningkatan  kerja  sama  ekonomi  dilakukan  dengan  perundingan  ASEAN- EU  Free  Trade  Agreement
ETA  berdasarkan  pendekatan  region-to-region approach,
dan  memperhatikan  tingkat  perekonomian  masing-masing  negara anggota ASEAN. Perundingan ASEAN-EU FTA diluncurkan pada Pertemuan ke-
S  AEM —EU  Trade  Consultations  di  Brunei  Darussalam,  tanggal  4  Mei  2007
Universitas Sumatera Utara
59 melalui  Joint  Ministerial  Statement  on  the  Launch  of  the  ASEAN
—  EU  FTA Negotiations.
Untuk  menindaklanjuti  pertemuan  tersebut,  telah  dibentuk  joint Committee on ASEAN
—EU Free Trade Agreement JCAEFTA guna melakukan negosiasi  FTA,  yang  pertama  kali  dilaksanakan  pada  tanggal  19
—20  Juli  2007. Pada  Pertemuan  ke-7  JCAEFTA  di  Kuala  Lumpur  tanggal  4
—5  Maret  2009, dibahas  beberapa  pending  matters  dalam  negosiasi  ASEAN-EU  FTA,  antara  lain:
lambatnya  proses  negosiasi,  perbedaan  tingkat  ambisi  antara  ASEAN  dan  Uni Eropa, dan isu Myanmar.
2.5.10 ASEAN Plus Three  APT
Kerja  sama ASLAN  Plus Three  APT yang  melibatkan tiga  negara  mitra, yaitu  Jepang,  Republik  Korea  dan  RRT  terjalin  sejak  tahun  1997  pada  saat
kawasan  Asia  sedang  dilanda  krisis  ekonomi.  Ketiga  Negara  mitra  di  kawasan Asia  Timur  tersebut  telah  mengaksesi  TAC  masing-masing  pada  tahun  2003
RRT dan tahun 2004 Jepang dan Republik Korea.
Bidang-bidang  kerja  sama  APT,  antara  lain,  mencakup  perdagangan, investasi,  keuangan  dan  perbankan,  transfer  teknologi,  teknologi  telematika,  e-
commerce,  industri,  pertanian,  usaha  kecil  dan  menengah,  pariwisata, pengembangan area, jejaring dunia usaha, dan iptek.
Universitas Sumatera Utara
60 Di  bidang  ekonomi  dan  moneter,  kerja  sama  antara  lain  mencakup
manajemen  risiko  makro  ekonomi,  monitoring  regional  capital  flow,  memerkuat sistem keuangan dan perbankan, serta reformasi arsitektur keuangan internasional.
2.6 Politik Luar Negeri Indonesia
Negara  dalam  segala  aktivitas  hubungan  luar  negeri  memiliki mekanismenya  masing  -  masing  berlandaskan    konstitusi  yang  telah  ditetapkan
atau  berlaku  di  negara  tersebut.  Konstitusi  atau  peraturan  tersebut  menjadikan negara  memiliki  kebijakan,  sikap  ataupun  langkah  dalam  melakukan  hubungan
luar  negeri,  kebijakan,  sikap  atau  langkah  sebuah  negara  dalam  melakukan hubungan luar negeri disebut juga politik luar negeri.
Politik  luar  negeri  merupakan  suatu  strategi,  pola  perilaku  dan  kebijakan suatu  negara  berhubungan  dengan  negara  lain  ataupun  dunia  internasional  yang
berpijak  pada  kepentingan  nasional.  Adanya  politik  luar  negeri  yang  dianutnya, suatu bangsa menentukan sikap bangsa dalam berhubungan dengan negara lain.
Dasar – dasar yang pokok daripada politik luar negeri RI tecantum dalam
Pembukaan  Undang –  Undang  Dasar  1945.  Alinea  pertama  menyatakan  bahwa
“… kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas  dunia  harus  dihapuskan  karena  tidak  sesuai  dengan  perikemanusiaan  dan
perikeadilan…”. Selanjutnya Mukadimah UUD 1945 mengatakan dalam ayat ke-4 bahwa “… pemerintahnegara berkewajiban melindungi segenap bangsa Indonesia
dan  untuk  seluruh  tumpah  darah  Indonesia  dan  untuk  memajukan  kesejahteraan
Universitas Sumatera Utara
61 umum,  mencerdaskan kehidupan  bangsa  dan  ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
30
Dalam  pelaksanaannya  aspek  ideal  pada  suatu  waktu  mungkin  saja  tidak seluruhnya  bisa  paralel  dengan  aspek  real.  Disinilah  diperlukan  manuver  dan
kelincahan  berdiplomasi  yang  luwes,  yang  dalam  pelaksanaanya  tidak  dogmatis dan  kaku,  tetapi  realistis  dan  pragmatis  melalui  pelaksanaan  politik  luar  negeri
yang  bebas  dan  aktif.  Kiranya  perlu  diberikan  penjelasan  mengenai  corak  bebas dan aktif dari politik luar negeri kita sebagai berikut:
a. Bebas : dalam pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan
–   kekuatan  yang  pada  dasarnya  tidak  sesuai  dengan  kepribadian  bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila.
b. Aktif : berarti bahwa di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya,
Indonesia  tidak  bersikap  pasif-reaktif  atas  kejadian –  kejadian
internasionalnya, melainkan bersikap aktif.
31
2.6.1 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 tentang
Hubungan Luar Negeri.
32
Dasar  pemikiran  yang  melandasi  undang-undang  tentang  Hubungan  Luar Negeri ini adalah  bahwa  penyelenggaraan hubungan luar  negeri  dan  pelaksanaan
politik  luar  negeri  memerlukan  ketentuan-ketentuan  yang  secara  jelas  mengatur
30
Mochtar Kusumaatmadja. Politik Luar Negeri Indonesia dan Pelaksanaannya Dewasa Ini. Bandung : Penerbit Alumni, 1983.  Hal. 6
31
Ibid, hal. 7
32
Lihat undang – undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 1999 pada Penjelasan bagian Umum.
Universitas Sumatera Utara
62 segala  aspek  yang  menyangkut  sarana  dan  mekanisme  pelaksanaan  kegiatan
tersebut. Dalam  dunia  yang  makin  lama  makin  maju  sebagai  akibat  pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara global, serta meningkatnya interaksi  dan  interdependensi  antarnegara  dan  antarbangsa,  maka  makin
meningkat  pula  hubungan  internasional  yang  diwarnai  dengan  kerja  sama  dalam berbagai bidang.
Kemajuan dalam pembangunan yang dicapai Indonesia di berbagai bidang telah  menyebabkan  makin  meningkatnya  kegiatan  Indonesia  di  dunia
internasional,  baik  dari  pemerintah  maupun  swastaperseorangan,  membawa akibat  perlu  ditingkatkannya  perlindungan  terhadap  kepentingan  negara  dan
warga negara.
Ketentuan-ketentuan  yang  mengatur  penyelenggaraan  hubungan  luar negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri  yang  ada  sebelum  dibentuknya
Undang-undang  ini  baru  mengatur  beberapa  aspek  saja  dari  penyelenggaraan hubungan    luar  negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri  serta  belum  secara
menyeluruh dan terpadu. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu produk hukum yang  kuat  yang  dapat  menjamin  terciptanya  kepastian  hukum  bagi
penyelenggaraan  hubungan  luar  negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri,
Universitas Sumatera Utara
63 termasuk  Koordinasi  antarinstansi  pemerintah  dan  antarunit  yang  ada  di
Departemen Luar Negeri. Dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar
negeri,  Indonesia  terikat  oleh  ketentuan-ketentuan  hukum  dan  kebiasaan intemasional,  yang  merupakan  dasar  bagi  pergaulan  dan  hubungan  antarnegara.
Oleh karena itu Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri ini sangat penting artinya,  mengingat  Indonesia  telah  meratifjkasi  Konversi  Wina  1961  tentang
Hubungan  Diplomatik,  Konvensi  Wina  1963  tentang  Hubungan  Konsuler,  dan Konvensi  tentang  Misi  Khusus,  New  York  1969.  Undang-undang  tentang
Hubungan  Luar  Negeri  merupakan  pelaksanaan  dari  ketentuan  dasar  yang tercantum  di  dalam  Pembukaan  dan  Batang  Tubuh  Undang-Undang  Dasar  1945
dan  Ketetapan-ketetapan  Majelis  Permusyawaratan  Rakyat  yang  berkenaan dengan hubungan luar negeri.
Undang-undang ini mengatur segala aspek penyelenggaraan hubungan luar negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri,  termasuk  sarana  dan  mekanisme
pelaksanaannya,  perlindungan  kepada  warga  negara  Indonesia  di  luarnegeri  dan aparatur hubungan luar negeri. Pokok-pokok materi yang diatur di dalam Undang-
undang ini adalah : a.  Penyelenggaraan  hubungan  luar  negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri,
termasuk  sarana  dan  mekanisme  pelaksanaannya,  koordinasi  di  pusat  dan
Universitas Sumatera Utara
64 perwakilan,  wewenang  dan  pelimpahan  wewenang  dalam  penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri. b. Ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok mengenai pembuatan dan pengesahan
perjanjian intemasional, yang  pengaturannya  secara  lebih rinci,  termasuk kriteria perjanjian  internasional  yang  pengesahannya  memerlukan  persetujuan  Dewan
Perwakilan Rakyat, ditetapkan dengan undang-undang tersendiri. c. Perlindungan kepada warga negara Indonesia, termasuk pemberian bantuan dan
penyuluhan hukum, serta pelayanan konsuler. d. Aparatur hubungan luar negeri.
Penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri melibatkan  berbagai  lembaga  negara  dan  lembaga  pemerintah  beserta
perangkatnya.  Agar  tercapai  hasil  yang  maksimal,  diperlukan  adanya  koordinasi antara  lembaga-lembaga  yang  bersangkutan  dengan  Departemen  Luar  Negeri.
Untuk  tujuan  tersebut,  diperlukan  adanya  suatu  peraturan  perundangundangan yang  mengatur  secara  jelas  serta  menjamin  kepastian  hukum  penyelenggaraan
hubungan  luar  negeri  dan  pelaksanaan  politik  luar  negeri,  yang  diatur  dalam Undang-undang tentang Hubungan Luar Negeri.
Undang-undang tentang Hubungan  Luar Negeri  ini  memberikan landasan hukum  yang  kuat  bagi  penyelenggaraan  hubungan  luar  negeri  dan  pelaksanaan
politik luar negeri, serta merupakan penyempurnaan terhadap peraturan-peraturan
Universitas Sumatera Utara
65 yang  ada  mengenai  beberapa  aspek  penyelenggaraan  hubungan  luar  negeri  dan
pelaksanaan politik luar negeri.
2.7  Peluang dan Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia dalam menghadapi MEA 2015
33
2.7.1 Peluang a. Manfaat Integrasi Ekonomi.
Kesediaan  Indonesia  bersama-sama  dengan  9  sembilan  Negara  ASEAN lainnya membentuk ASEAN  Economic Community AEC pada tahun 2015 tentu
saja  didasarkan  pada  keyakinan  atas  manfaatnya  yang  secara  konseptual  akan meningkatkan  pertumbuhan  ekonomi  Indonesia  dan  kawasan  ASEAN.  Integrasi
ekonomi  dalam  mewujudkan  AEC  2015  melalui  pembukaan  dan  pembentukan pasar  yang  lebih  besar,  dorongan  peningkatan  efisiensi  dan  daya  saing,  serta
pembukaan  peluang  penyerapan  tenaga  kerja  di  kawasan  ASEAN,  akan meningkatkan kesejahteraan seluruh negara di kawasan.
b. Pasar Potensial Dunia
Pewujudan  AEC  di  tahun  2015  akan  menempatkan  ASEAN  sebagai kawasan pasar terbesar ke-3  di dunia  yang didukung oleh jumlah penduduk ke-3
terbesar  8  dari  total  penduduk  dunia  di  dunia  setelah  China  dan  India.  Pada
33
Menuju ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015. Departemen Perdagangan Republik Indonesia, hal. 74-78
Universitas Sumatera Utara
66 tahun 2008, jumlah  penduduk  ASEAN  sudah  mencapai 584 juta orang ASEAN
Economic Community Chartbook, 2009, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan usia mayoritas berada pada usia produktif. Pertumbuhan
ekonomi  individu  Negara  ASEAN  juga  meningkat  dengan  stabilitas makroekonomi  ASEAN  yang  cukup  terjaga  dengan  inflasi  sektitar  3,5  persen3.
Jumlah  penduduk  Indonesia  yang  terbesar  di  kawasan  40  dari  total  penduduk ASEAN tentu saja merupakan potensi yang sangat besar bagi Indonesia menjadi
negara ekonomi yang produktif dan dinamis yang dapat memimpin pasar ASEAN di masa depan.
c. Negara Pengekspor
Negara-negara  di  kawasan  ASEAN  juga  dikenal  sebagai  negara-negara pengekspor baik produk berbasis sumber daya alam seperti agrobased products
maupun  berbagai  produk  elektronik.  Dengan  meningkatnya  harga  komoditas internasional,  sebagian  besar  Negara  ASEAN  mencatat  surplus  pada  neraca
transaksi  berjalan.  Prospek  perekonomian  yang  cukup  baik  juga  menyebabkan ASEAN menjadi tempat tujuan investasi penanaman modal.
Sepuluh  10  komoditi  ekspor  ASEAN  ke  dunia  pada  tahun  2008 berdasarkan HS- 4  digit yang  dilaporkan  dalam  ASEAN  Economic Community
Chartbook 2009  adalah  1  electronic  integrated  circuits    microassemblies
9;  2  oil  not  crude  from  petrol    bituminous  minerals  etc.  7;  3 automatic data processing
machines, magnetic or optical readers, etc. 5; 4 crude oil  from  petroleum  and
bituminous  minerals  4;  5  petroleum gases
Universitas Sumatera Utara
67 other  gaseous  hydrocarbons
propane,  butane,  ethylene  4;  6  parts  and accessories  for  office  macjines
typewriters  3;  7  palm  oil    its  fractions, not  chemically  modified
3;  8  natural  rubber  in  primary  form  or  plates balata,  gutta
– percha, guayule, chicle  2; 9 semiconductor devices; light  – emiting  diodes;  mountedpiezoelectric  crystals;  parts
thereof  diodes,  etc.  1; dan  10  electric  apparatus  for  line  telephony  or  telegraphy  telephone  sets,
teleprinters, modems, facs machine 1.
Pada  umumnya,  konsentrasi  perdagangan  ASEAN  masih  dengan  dunia meskipun  cenderung  menurun  dan  beralih  ke  intra-ASEAN..  Data  perdagangan
ASEAN  menunjukkan  bahwa  share  perdagangan  ke  luar  ASEAN  semakin menurun,  dari  80,8  pada  tahun  1993  turun  menjadi  73,2  pada  tahun  2008,
sedangkan share perdagangan di intra-ASEAN  meningkat dari 19,2 pada tahun 1993  menjadi  26,8  pada  tahun  2008.  Hal  yang  sama  juga  terjadi  dengan
Indonesia  dalam  5  tahun  terakhir,  namun  perubahannya  tidak  signifikan.  Nilai ekspor  Indonesia  ke  intra-ASEAN  hanya  18-19  sedangkan  ke  luar  ASEAN
berkisar 80-82 dari total ekspornya, Hal ini berarti peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN masih harus ditingkatkan agar laju peningkatan ekspor ke
intra-ASEAN berimbang dengan laju peningkatan impor dari intra-ASEAN. Indonesia sudah mencatat 10 sepuluh komoditi unggulan ekspornya baik
ke dunia  maupun ke intra-ASEAN  selama 5 tahun  terkhir ini 2004 – 2008 dan
10  sepuluh  komoditi  ekspor  yang  potensial  untuk  semakin  ditingkatkan.
Universitas Sumatera Utara
68 Komoditi unggulan ekspor ke dunia adalah minyak kelapa sawit, tekstil  produk
tekstil,  elektronik,  produk  hasil  hutan,  karet    produk  karet,  otomotif,  alas  kaki, kakao,  udang,  dan  kopi,  sedangkan  komoditi  ekspor  ke  intra-ASEAN  adalah
minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper, batubara, karet,  biji  kakao,  dan  emas.  Disamping  itu,  Indonesia  mempunyai  komoditi
lainnya  yang  punya  peluang  untuk  ditingkatkan  nilai  ekspornya  ke  dunia  adalah peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan  produk perikanan,
minyak  atsiri,  makanan  olahan,  tanaman  obat,  peralatan  medis,  serta  kulit produk  kulit.  Tentu  saja,  Indonesia  harus  cermat  mengidentifikasi  tujuan  pasar
sesuai dengan segmen pasar dan spesifikasi dan kualitas produk yang dihasilkan.
d. Negara Tujuan Investor