Dampak Liberalisasi Perdagangan MEA terhadap Indonesia Kebijakan Fiskal

89 tersebut menjadi sebuah catatan penting bagi pemerintah apabila dilihat bahwa tingkat ekonomi Indonesia yang hampir 30 kali lipat lebih rendah dari Singapura yang saat ini merupakan negara yang memiliki tingkat ekonomi paling tinggi di ASEAN. Indonesia meskipun dalam posisi tingkat ekonomi menengah, yang termasuk ke dalam ASEAN 5 Singapore, Malaysia, Indonesia, Fillipina, Thailand dan memiliki percepatan ekonomi paling tinggi di ASEAN dibandingkan 4 negara ASEAN 5 lainnya GDP Per Capita 2000 – 2012 statistical , namun perbandingan tingkat ekonomi Indonesia pada tahun 2012 tetap jauh lebih rendah daripada Singapore, Malaysia dan Thailand. Terlalu signifikannya perbandingan tingkat ekonomi Indonesia dengan negara – negara lainnya di kawasan ASEAN, khususnya ASEAN 5, sangat berbanding terbalik dengan luas wilayah maupun jumlah penduduk yang dimiliki oleh Indonesia, yang notabene merupakan negara yang paling luas dan paling banyak jumlah penduduknya di kawasan Asia Tenggara.

3.3 Dampak Liberalisasi Perdagangan MEA terhadap Indonesia

Pasar tunggal yang akan diadakan di ASEAN merupakan wadah liberalisasi baru yang akan digeluti Indonesia ke depannya. Pasar tunggal yang kerangka utamanya merupakan membebaskan aliran perdagangan dan tentunya membuat regulasi – regulasi sebagai penopang terwujudnya akan hal itu. Regulasi Universitas Sumatera Utara 90 – regulasi tersebut akan berdampak pada terbatasnya kewenangan negara dalam mengatur aliran perdagangan. Dampak nyata dari adanya liberalisasi perdagangan tersebut ialah terbatasnya wewenang Indonesia dalam menggunakan kebijakan fiskal, moneter dan keuangan untuk mendorong ekonomi dalam negerinya sendiri. Meskipun dampak tersebut hanya berlaku pada 3 kebijakan, akan tetapi 3 kebijakan tersebut bersifat sangat strategis dalam aspek ekonomi sebuah negara. Berikut penjelasan umum mengenai 3 kebijakan tersebut:

a. Kebijakan Fiskal

36 Kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan berupa pajak pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel yaitu permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi, pola persebaran sumber daya dan distribusi pendapatan. Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal adalah untuk mempengaruhi jalannya perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Dengan melalui kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat 36 https:id.wikipedia.orgwikiKebijakan_fiskal diakses pada 18 Juni 2015 pukul 13.19 Universitas Sumatera Utara 91 mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi rendahnya investasi nasional, dan dapat mempengaruhi distribusi penghasilan nasional.

b. Kebijakan Moneter