Komunikator Politik Komunikasi Politik

13  Khalayak politik kepada siapa  Dan efek politik bagaimana efeknya Namun sesuai dengan fokus permasalahan yang ingin diteliti, maka dalam hal ini hanya dua lingkup poin komunikasi politik yang akan dibahas lebih lanjut, sebagai dasar teori dari penelitian ini, yakni komunikator politik sebagai sumber dan pembicaraan politik sebagai pesan.

2.1.1 Komunikator Politik

Dalam setting politik, siapa pun dapat menjadi komunikator politik. Proses opini- komunikasi begitu serba mencakup sehingga setiap orang di antara kita sekurang-kurangnya berpotensi untuk menjadi komunikator politik. Namun, fokus kita pada pembahasan teori ini tidak begitu luas. Sebab kenyataannya relatif sedikit orang yang melakukan komunikasi politik secara tetap berkesinambungan. Mereka yang sedikit ini tidak hanya bertukar pesan politik, mereka adalah pemimpin dalam proses opini. Para komunikator politik ini, dibandingkan dengan warga Negara pada umumnya, ditanggapi dengan lebih bersungguh- sungguh bila mereka berbicara dan berbuat. Komunikator politik ini memainkan peran sosial yang utama, terutama dalam proses opini publik. Untuk memahami sifat dan karakter komunikator politik ini, kita dapat melakukannya sesuai anjuran Leonard W. Doob dalam Nimmo, 2005:30., bahwa “jelas komunikator atau para komunikator harus diidentifikasi dan kedudukan mereka dalam masyarakat harus ditetapkan.” Berdasarkan hal itu, kita dapat mengidentifikasinya dengan tiga kategori, yakni politikus yang bertindak sebagai komunikator politik, komunikator professional dalam politik, dan aktivis atau komunikator paruh waktu part-time. a. Politikus Sebagai Komunikator Politik Orang yang bercita-cita untuk dan atau memegang jabatan pemerintah harus dan memang berkomunikasi tentang politik. kita menamakan calon atau pemegang jabatan ini politikus. Aspek utama pekerjaan mereka adalah melayani beragam tujuan dengan berkomunikasi. Meskipun begitu, menurut Daniel Katz pemimpin politik mengerahkan pengaruhnya ke dua arah, yakni mempengaruhi alokasi ganjaran dan mengubah struktur sosial yang ada atau mencegah perubahan demikian. Dalam kewenangannya yang pertama politikus itu berkomunikasi sebagai wakil suatu kelompok atau langganan. Pesan-pesan politikus itu mengajukan dan atau melindungi tujuan kepentingan kelompok. Artinya, komunikator politik mewakili kepentingan kelompok. 14 Sebaliknya, politikus yang bertindak sebagai ideolog tidak begitu terpusat perhatiannya kepada mendesakkan tuntutan seorang langganan. Ia lebih menyibukkan dirinya untuk menetapkan tujuan kebijakan yang lebih luas, mengusahakan reformasi, dan bahkan mendukung perubahan revolusioner. Ideolog itu terutama berkomunikasi untuk membelokkan mereka kepada suatu tujuan, bukan mewakili kepentingan mereka dalam gelanggang tawar-menawar dan mencari kompromi. Katz membedakan wakil partisan dan ideolog, tetapi bila dipandang sebagai komunikator politik, perbedaan itu hanya dalam derajatnya, bukan dalam jenisnya. Kedua tipe politikus itu mempengaruhi orang lain, yakni mereka bertindak dengan tujuan mempengaruhi opini orang lain. Wakil partisan itu mengejar perubahan atau mencegah perubahan opini dengan tawar-menawar agar keadaannya menguntungkan bagi semua pihak. Ideolog mempengaruhi bukan dengan mengendalikan situasi agar menguntungkan semua kepentingan, melainkan dengan menetapkan kepentingan yang bertentangan dan atau netral dan dengan meyakinkan orang kepada satu cara berpikir. Wakil adalah makelar yang membujuk orang lain agar “ikut dan setuju”, sedangkan ideolog adalah pesilat lidah yang menawarkan “gagasan yang lebih baik”. b. Profesional Sebagai Komunikator Politik Komunikator profesional adalah peranan sosial yang relatif baru, suatu hasil sampingan dari revolusi komunikasi yang sedikitnya mempunyai dua dimensi utama. Yakni munculnya media massa yang melintasi batas-batas rasial, etnis, pekerjaan, wilayah, dan kelas untuk meningkatkan kesadaran identitas nasional. Dan juga perkembangan serta-merta media khusus seperti majalah untuk khalayak khusus, radio komunitas, dll yang menciptakan publik baru untuk menjadi konsumen informasi dan hiburan. Baik media massa maupun media khusus mengandalkan pembentukan dan pengelolaan lambang-lambang dan khalayak khusus. Di sini masuklah komunikator profesional, yang mengendalikan keterampilan yang khas dalam mengolah symbol-simbol dan yang memanfaatkan keterampilan ini untuk menempa mata rantai yang menghubungkan orang-orang yang jelas perbedaannya atau kelompok-kelompok yang diibedakan. Menurut James Carey, seorang komunikator profesional adalah seorang makelar simbol, orang yang menterjemahkan sikap, pengetahuan, dan minat suatu komunitas bahasa ke dalam istilah-istilah komunitas bahasa yang lain yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti. Komunikator profesional menghubungkan golongan elit dalam organisasi atau komunitas mana pun dengan khalayak umum, secara horizontal ia menghubungkan dua komunitas bahasa yang dibedakan pada tingkat struktur sosial yang sama. 15 Maka komunikator profesional adalah manipulator dan makelar simbol yang menghubungkan para pemimpin satu sama lain dan dengan para pengikut. Akan tetapi menurut Carey, yang sangat membedakan karakteristik komunikator professional adalah bahwa pesan yang dihasilkannya tidak memiliki hubungan yang pasti dengan pikiran dan tanggapannya sendiri. Komunikator profesional di bawah desakan atau tuntutan yang dibebankan oleh khalayak lain dan sumber asal. Seperti dalam politikus yang terbagi atas wakil partisan dan ideolog, komunikator profesional juga dibagi berdasarkan tekanan, yang mencakup jurnalis dan promotor. Kita mengenal jurnalis sebagai orang yang berkaitan dengan media berita dalam hal pengumpulan, persiapan, penyajian, dan penyebaran laporan mengenai peristiwa-peristiwa. Yang diantaranya meliputi, reporter, redaktur, koordinator berita, pengarah berita. Hingga pemimpin redaksi yang bekerja pada koran, radio, televisi, dll. Sebagai komunikator profesional, jurnalis secara khas adalah karyawan organisasi berita yang menghubungkan sumber berita dengan khalayak. Mereka bisa mengatur para pemimpin pemerintah untuk berbicara satu sama lain, menghubungkan para pemimpin dengan publik umum, menghubungkan publik umum dengan para pemimpin, dan membantu menempatkan masalah dan peristiwa pada agenda diskusi publik. Promotor adalah orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan tertentu. Yang termasuk ke dalam promoter adalah agen publisitas tokoh masyarakat yang penting, personel hubungan masyarakat pada organisasi swasta atau pemerintah, pejabat informasi publik pada jawatan pemerintah, sekretaris pers kepresidenan, personel periklanan perusahaan, manajer kampanye, dan pengarah publisitas kandidat politik, yang bekerja untuk kepentingan kandidat politik dan tokoh masyarakat lainnya, asisten administratif anggota legislatif, dan semua jenis makelar simbol lainnya. Jurnalis dan promoter berbeda satu sama lain dalam tingkat hal-hal tertentu. Sejauh mana masing-masing mempunyai kewajiban utama untuk mendukung kepentingan sumber berita ketimbang menyingkap informasi yang dibutuhkan publik. Dan sejauh mana jurnalis atau promotor lebih bergantung pada sumber atau khalayak bagi kehidupan profesional. c. Aktivis Sebagai Komunikator Politik Tipe komunikator yang ketiga menurut Leonard W. Doob adalah aktivis. Apa yang disebut aktivis adalah mereka yang terlibat baik dalam politik maupun komunikasi dan memiliki keahlian tentang itu, tetapi mereka tidak menggantungkan nafkahnya pada kedua bidang itu. Para aktivis ini tidak jarang justru sangat berpengaruh terhadap pandangan politik jaringan sosialnya, seperti yang dilaporkan oleh penelitian Lazarsfeld dan teman-teman yang 16 menemukan bahwa para pemuka pendapat mempunyai peran yang sangat penting dalam perubahan sikap. Mereka ini terbagi atas juru bicara kelompok kepentingan dan pemuka pendapat opinion leader. Pertama, juru bicara bagi kelompok kepentingan atau organisasi. Pada umumnya, orang ini tidak memegang ataupun mencita-citakan jabatan pada pemerintah, dalam hal ini komunikator tersebut tidak seperti politikus yang membuat politik menjadi lapangan kerjanya. Juru bicara ini biasanya juga bukan professional dalam komunikasi. Namun, ia cukup terlibat baik dalam politik maupun dalam komunikasi sehingga dapat disebut aktivis politik dan semiprofesional dalam komunikasi politik. Ia berbicara untuk kepentingan yang terorganisasi merupakan peran yang serupa dengan peran politikus yang menjadi wakil partisan, yang mewakili tuntutan keanggotaan suatu organisasi dan tawar-menawar untuk pemeriksaan yang menguntungkan. Dalam hal lain juru bicara ini sama dengan jurnalis, yaitu melaporkan keputusan dan kebijakan pemerintah kepada anggota suatu organisasi. Kedua, jaringan interpersonal mencakup komunikator politik utama, yakni pemuka pendapat. Banyak warga negara yang dihadapkan pada pembuatan keputusan yang bersifat politis seperti memilih calon, meminta petunjuk dari orang-orang yang dihormati mereka, apakah untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya atau untuk memperkuat putusan yang telah dibuatnya. Orang yang dimintai petunjuk dan informasinya itu adalah pemuka pendapat. Mereka sangat mempengaruhi keputusan orang lain, seperti politikus ideologis dan promotor professional, mereka meyakinkan orang lain kepada cara berpikir mereka. Selain memberikan petunjuk, pemuka pendapat meneruskan informasi politik dari media berita kepada masyarakat umum. Dalam arus komunikasi dua tahap ini, gagasan sering mengalir dari media massa kepada pemuka pendapat, lalu menuju kepada bagian penduduk yang kurang aktif. Banyak studi yang membenarkan pentingnya kepemimpinan pendapat melalui komunikasi interpersonal sebagai alat untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang penting Nimmo, 2005:30-38.

2.1.2 Pesan Dalam Komunikasi Politik