Kerangka Analisis KAJIAN PUSTAKA

44 Korbid. Ekonomi dan Kewirausahaan : H. Bahril Datuk S., SE, MM Korbid. Pemb. Masyarakat, Hikmah Penelitian dan Pengembangan : Drs. Shohibul Anshor Siregar, M.Si Sekretaris : H. M. Nasir Wahab, SE, MBA Wakil Sekretaris : H. Irwan Syahputra, MA Bendahara : Drs. Agussani, MAP

3.4 Kerangka Analisis

Strategi analisis kualitatif, umumnya tidak digunakan sebagai alat mencari data dalam arti frekuensi akan tetapi digunakan untuk menganalisis proses sosial yang berlangsung dan makna dari fakta-fakta yang tampak dipermukaan itu. Dengan demikian, maka analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah proses dan fakta dan bukan sekedar untuk menjelaskan fakta tersebut. Dalam penelitian ini, konsep analisis yang digunakan ialah pendekatan logika induktif, di mana silogisme dibangun berdasarkan pada hal-hal khusus atau data di lapangan dan bermuaram pada kesimpulan-kesimpulan umum. Pendekatan ini menggunakan logika berpikir yang dapat digambarkan menyerupai piramida duduk, seperti berikut : Gambar 4 Silogisme piramida duduk induktif FaktaDataInformasi Kesimpulan TeoriDalilHukum Sumber : Bungin, 2008 : 143 Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membangun suatu kerangka analisis induktif yang akan digunakan sebagai alat analisis terhadap subjek penelitian, juga menganalisis pula konteks-konteks sosial budaya yang mengitari fenomena dan peristiwa sosial yang dialamai oleh subjek penelitian. Kerangka tersebut digambarkan sebagai berikut : Piramida 45 Gambar 5 Model langkah analisis induktif Memulai Berakhir Sumber : Bungin, 2008 : 144 I. Melakukan pengamatan, identifikasi, dan re-check terhadap data Dalam tahap ini peneliti mengamati fenomena relasi politik antara PAN dan PDS yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini melalui laporan-laporan pemberitaan dari berbagai media massa. Peneliti mengikuti perkembangan fenomena yang terjadi, dan kemudian mengidentifikasi hal-hal penting yang terkait dengan fenomena. Identifikasi kemudian berlanjut pada persepsi para elite Muhammadiyah Sumut mengenai fenomena tersebut, sebagai salah satu sumber data bagi penelitian. Tidak lupa dilakukan pula proses re-check terhadap data yang diperoleh untuk memverifikasi kesahihan dan korelasi data dalam penelitian. II. Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh Berbagai informasi yang telah diperoleh, terutama informasi berupa persepsi para elite Muhammadiyah Sumut mengenai fenomena relasi PAN dan PDS kemudian dikategorisasikan dalam beberapa sub-topik permasalahan yang lebih khusus. Kategorisasi ini dibuat dengan berdasarkan pada konsep komunikasi politik yang berkaitan dengan fenomena. Kategorisasi ini diperlukan dalam upaya menjelaskan lebih detail dan fokus berbagai hal yang terkait dengan fenomena relasi PAN dan PDS ini. VI Membangun atau menjelaskan teori V Menarik kesimpulan- kesimpulan umum IV Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi III Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi II Melakukan kategorisasi terhadap informasi yang diperoleh I Melakukan pengamatan, identifikasi, dan re- check terhadap data 46 III. Menelusuri dan menjelaskan kategorisasi Langkah selanjutnya adalah menulusuri dan menjelaskan persepsi elite Muhammadiyah Sumut mengenai fenomena relasi PAN dan PDS yang telah dikategorisasikan tadi secara detail dan komprehensif. Persepsi para elite digunakan untuk mendeskripsikan pandangan dan sikap perwakilan Muhammadiyah dalam menanggapi relasi politik yang dijalin bersama antara PAN dan PDS ini. Deskripsi itu dibangun dalam tataran konteks komunikasi politik. IV. Menjelaskan hubungan-hubungan kategorisasi Kategori-kategori yang telah dijelaskan satu per satu tadi kemudian dihubungkan satu dengan yang lain berdasarkan keterkaitannya dengan fenomena relasi politik antara PAN dan PDS. Persepsi para elite Muhammadiyah Sumut berperan penting sebagai tali penghubung antar kategori-kategori yang ada. Agar hasil penelitian dapat menyeluruh dan berkorelasi dalam membahas permasalahan. V. Menarik kesimpulan-kesimpulan umum Setelah dihubungkan, berikutnya ditarik kesimpulan-kesimpulan akhir mengenai persepsi para elite Muhammadiyah Sumut dalam memandang fenomena relasi politik PAN dan PDS tersebut. Kesimpulan yang ditarik akan menerangkan bagaimana sikap, posisi, dan pandangan para elite mengenai fenomena. Kesimpulan juga dapat memperkirakan sejauh mana efektivitas langkah yang diambil PAN dan PDS ini dalam membangun citra mereka di mata masyarakat sebagai calon konstituennya. VI. Membangun atau menjelaskan teori Dan akhirnya dari keseluruhan proses analisis induktif ini, peneliti akan mencoba membangun atau sekurang-kurangnya menjelaskan teori terkait yang menjadi landasan dalam menganalisis persepsi elite Muhammadiyah Sumut terhadap fenomena relasi politik antara PAN dan PDS ini. Yang dalam hal ini ialah teori interaksionisme simbolik. Berangkat dari model langkah analisis induktif yang dibuat oleh Burhan Bungin di atas, peneliti kemudian membangun konsep alur analisis induktif yang lebih spesifik dalam penelitian ini. Yang menunjukkan cara peneliti dalam menganalisis persepsi para elite Muhammadiyah Sumatera Utara terhadap fenomena relasi politik PAN dan PDS ini, yang digambarkan sebagai berikut : 47 Gambar 6 Alur analisis induktif penelitian 1. Fenomena dalam Konten Media Penelitian ini berangkat dari adanya peristiwa fenomena relasi politik PAN dan PDS yang dimuat dan dipublikasikan kepada masyarakat oleh media. Melalui konten atau isinya, peneliti menarik fenomena dengan terlebih dahulu menetapkan inti-inti dari tiap berita. Inti- inti dari tiap berita itu kemudian peneliti kumpulkan untuk merumuskan konsep masalah sehubungan dengan fenomena. 2. Pemetaan Aspek-Aspek Terkait Fenomena Terjadinya peristiwa fenomena, tentu memberikan pengaruh terhadap berbagai hal yang menyangkut fenomena. Terlebih fenomena relasi politik PAN dan PDS tersebut telah diangkat menjadi berita. Tentu pengaruh yang ditimbulkan dapat semakin besar, yang dapat mempengaruhi pula proses dan hasil penelitian ini. Karena itu, peneliti perlu menetapkan dan 1. Fenomena Dalam Konten Media 2. Pemetaan Aspek- Aspek Terkait Fenomena 3. Pengumpulan dan Identifikasi Persepsi 4. Kategorisasi Penentuan Tema Kategori Analisis Pembagian dan Penggabungan Persepsi Ke Dalam Kategori  Akseptabilitas  Kompol  Loyalitas  Elektabilitas  Citra  Dakwah 5. Penentuan Poin-Poin Penting Dari Persepsi 6. Pengembangan dan Pendalaman 7. Penarikan Kesimpulan 48 memetakan aspek-aspek apa saja terkait fenomena yang dapat mempengaruhi jalannya penelitian ini, yan antara lain yakni:  Pro kontra pendapat elite Muhammadiyah  Hubungan komunikasi politik Muhammadiyah dan PAN  Loyalitas politik warga Muhammadiyah  Elektabilitas dan Citra PAN  Proses Dakwah Muhammadiyah 3. Pengumpulan dan Identifikasi Persepsi Persepsi dikumpulkan dari para elite Muhammadiyah Sumatera Utara, mengenai fenomena relasi politik PAN dan PDS yang termuat sebagai konten dalam media. Pendapat dan sikap yang mereka tunjukkan dalam menanggapi fenomena ini dijadikan sebagai data bagi penelitian. Persepsi yang telah dikumpulkan kemudian diidentifikasi berdasarkan aspek- aspek terkait yang telah dipetakan sebelumnya. 4. Kategorisasi Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan terhadap persepsi, maka kemudian dilakukan proses kategorisasi untuk memudahkan, menspesifikasi, sekaligus memperdalam analisis. Kategorisasi dilakukan dengan terlebih dahulu menetapkan tema-tema kategori yang akan digunakan dalam analisis. Selanjutnya persepsi yang ada kemudian dibagi dipilah dan digabungkan sesuai tema-tema kategori yang ada. 5. Penentuan Poin-Poin Penting dari Persepsi Setelah dibagi sesuai kategori, persepsi mulai dianalisis dengan terlebih dahulu memeriksa dan menetapkan poin-poin penting utama yang terkait dengan fenomenarelasi politik PAN dan PDS. Poin-poin yang telah ditetapkan akan menjadi titik tolak dari proses analisis yang lebih mendalam selanjutnya. 6. Pengembangan dan Pendalaman Poin-poin penting dalam persepsi yang telah ditetapkan, kemudian dikembangkan dan diperdalam analisisnya. Di tahap inilah puncak analisis berlangsung. Proses pengembangan dan pendalaman dilakukan peneliti dengan memanfaatkan seluruh data yang ada. Pengembangan dan pendalaman dilakukan dengan metode deskriptif untuk menggambarkan dan memaparkan persepsi para elite Muhammadiyah Sumatera Utara dalam memandang fenomena relasi PAN dan PDS yang dimuat oleh berita. 7. Penarikan Kesimpulan 49 Pada akhirnya, proses analisis ditutup dengan menarik kesimpulan-kesimpulan penting dari hasil pengembangan dan pendalaman data. Kesimpulan-kesimpulan ini ditarik dari fakta yang tersirat dari persepsi para elite Muhammadiyah Sumut dalam memandang fenomena relasi politik PAN dan PDS tersebut. Kesimpulan yang ditarik akan menerangkan bagaimana sikap, posisi, dan pandangan para elite mengenai fenomena. Kesimpulan juga dapat memperkirakan sejauh mana efektivitas langkah yang diambil PAN dan PDS ini dalam membangun citra mereka di mata masyarakat sebagai calon konstituennya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data