Sikap Attitude Praktik atau Tindakan practice

e. Sintesis, yaitu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun sendiri. Dalam hal ini perilaku perawat tentunya diharapkan akan lebih baik dengan adanya pengetahuan yang dimiliki, sehingga perawat melaksanakan tindakan mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan serangkaian tindakan pelayanan kesehatan lainnya yang meliputi; memakai alat perlindungan diri, pengelolaan alat kesehatan, pengelolaan jarum dan alat tajam, dan pengelolaan limbah dalam pencegahan infeksi nosokomial. Perilaku perawat yang berisiko tinggi tertular penyakit infeksi melalui darah dan cairan tubuh, maka diharapkan dengan pengetahuan dan sikap yang cukup dan benar tentang tindakan hand hygiene akan membentuk perilaku perawat yang dapat mengurangi risiko penularan infeksi terhadap dirinya sendiri dan orang lain.

2. Sikap Attitude

 Definisi Menurut Notoatmodjo 2012, Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus social. Newcomb, salah seorang ahli psikologis social, Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Menurut Allport yang dikutip oleh Notoatmodjo 2012, menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni: a. Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. c. Kecenderungan utuk bertindak tend to behave. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan : a. Menerima, diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespons, yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. c. Menghargai, yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.

3. Praktik atau Tindakan practice

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior . Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan Universitas Sumatera Utara faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan support dari pihak lain. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan : a. Respons terpimpin guided response Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya, dan sebagainya. b. Mekanisme mechanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat kedua. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain. c. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana Notoatmodjo, 2012.

2.3.6 Perubahan Perilaku dan Indikatornya