faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Di samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan support
dari pihak lain. Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan : a.
Respons terpimpin guided response Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh. Misalnya, seorang ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara mencuci dan memotong-motongnya, lamanya memasak, menutup pancinya, dan
sebagainya. b. Mekanisme mechanism
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat kedua. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya pada umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
c. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik. Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan
yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan sederhana Notoatmodjo, 2012.
2.3.6 Perubahan Perilaku dan Indikatornya
Secara teori perubahan perilaku seseorang menerima atau mengadosi perilaku baru dalam kehidupannya melaui tiga tahap :
Universitas Sumatera Utara
1. Perubahan Pengetahuan Sebelum seseorang mengadopsi perilaku, ia harus tahu terlebih dahulu apa
arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Indikator- indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, dapat
dikelompokkan menjadi : Pengetahuan tentang sakit dan penyakit
Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
2. Sikap Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya
akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan tersebut. Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan,
yakni : a Sikap terhadap sakit dan penyakit
b Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat c Sikap terhadap kesehatan lingkungan
3. Praktik atau Tindakan Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian
mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang
diketahui atau disikapinya dinilai baik. Indikator praktik kesehatan juga mencakup hal-hal tersebut di atas yakni :
a Tindakan sehubungan dengan penyakit
Universitas Sumatera Utara
b Tindakan pemeliharaan dan pengingkatan kesehatan c Tindakan kesehatan lingkungan
2.3.7 Konsep Perilaku Kesehatan
a. Definisi perilaku Kesehatan Perilaku kesehatan adalah suatu tanggapan sekarang terhadap rangsangan
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan lingkungan Sunaryo, 2004.
b. Jenis Perilaku Kesehatan Menurut Skinner yang dikutip oleh Notoatmodjo 2012, batasan perilaku
adalah suatu respons seseorang organisme terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, minuman,
serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu :
1 Perilaku Pemeliharaan Kesehatan health maintenance Merupakan perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. 2 Perilaku Kesehatan Lingkungan
Merupakan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak
mempengaruhinya. c. Kewaspadaan untuk perawat dalam melakukan cuci tangan steril
Pakaian atau seragam scub perawat harus tetap kering. Air mengalir berdasarkan gravitasi dari ujung jari ke siku. Jadi mempertahankan tangan tetap
Universitas Sumatera Utara
tinggi sehingga memungkinkan air mengalir dari area yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Bila perawat ingin menggunakan sarung
tangan steril di area regular, perawat tidak perlu menyikat atau mengeringkan tangan dengan handuk steril. Dengan penyabunan dan penggosokan yang
dilakukan dua kali sesuai prosedur akan menjamin tangan bersih. Pada situasi ini perawat dapat menggunakan handuk kertas untuk pengeringan. Pengeringan
dimulai dari area yang paling bersih ke area yang kurang bersih. Pengeringan mencegah kulit kering dan memudahkan penggunaan sarung tangan Perry
Potter, 2005.
2.4 Cuci Tangan
2.4.1. Pengertian Cuci Tangan
Awal konsep mencuci tangan dengan bahan antiseptik muncul di awal abad ke-19. Pada awal tahun 1822, seorang ahli Farmasi Perancis
mendemonstrasikan larutan yang mengandung klorida pada limun atau soda yang dapat menghilangkan bau busuk mayat manusia dan dapat digunakan sebagai
desinfektan dan antiseptik. Dalam tulisannya yang dipublikasikan pada tahun 1825, ahli farmasi tersebut menyatakan bahwa dokter ataupun orang yang
mendatangi pasien dengan penyakit berbahaya dapat terhindar dari penyakit tersebut dengan menggosok tangannya menggunakan cairan yang menggunakan
klorida tersebut Boyce dan Pittlet, 2002; Nasution, 2007. Menurut Novi Hediyani 2012 yang mengutip Depkes RI, mencuci tangan
adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa. Kebersihan tangan adalah elemen inti
Universitas Sumatera Utara