waktu tertentu terus-menerus mengurusi benda-benda yang terkontaminasi, maka organisme yang terdapat pada benda-benda tersebut, meskipun sesungguhnya
bersifat transient singgah, lama-kelamaan bisa menjadi menetap transient. Jika flora tersebut mengandung organisme pathogenik, maka dapat menjadi pembawa
carrier organisme tertentu. Untuk mencegah flora yang singgah menjadi menetap, maka perlu dilakukan cuci tangan dengan segera setelah setiap kali
bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi terutama jika benda-benda tersebut mengandung organisme pathogenik. Pentingnya mencuci tangan sesering
mungkin dan secara menyeluruh menjadi jelas, karena para perawat dalam kegiatan kerja mereka seringkali bersentuhan dengan benda-benda yang
terkontaminasi dan organisme yang mengandung bibit penyakit Wolff dkk, 1984.
2.2.5 Bakteri yang sering ditemukan pada Tangan Manusia
Bakteri banyak ditemukan disekitar manusia. Seperti tangan manusia yang banyak berinteraksi dengan dunia luar. Banyak sekali jenis-jenis bakteri yang
terdapat ditangan manusia. Adapun beberapa jenis bakteri yang sering terdapat ditangan, diantaranya :
1 Escherichia coli Escherichia coli
adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Sifatnya unik karena dapat
menyebabkan infeksi primer pada usus misalnya diare pada anak dan travelers diarrhea
, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh
Universitas Sumatera Utara
lain di luar usus. Genus Escherichia terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanii Karsinah dkk, 1994.
Morfologi E. coli adalah bakteri Gram negatif yang berbentuk pendek kokobasil, berukuran 0,4-0,7 µm, bersifat anaerobic fakultatif dan mempunyai
flagella peritrikal. Bentuk sel dari bentuk coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora. Selnya bisa terdapat tunggal,
berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul Jawetz dkk, 2004.
E. coli dihubungkan dengan tipe penyakit usus diare pada manusia:
Enteropathogenic E. coli menyebabkan diare, terutama pada bayi dan anak-anak di negara-negara sedang berkembang dengan mekanisme yang belum jelas
diketahui. Frekuensi penyakit diare yang disebabkan oleh strain kuman ini sudah jauh berkurang dalam 20 tahun terakhir Karsinah dkk, 1994.
Menurut Karsinah, Lucky H.M., Suharto dan Mardiastuti 1994, penyakit-penyakit lain yang disebabkan oleh E. coli adalah: infeksi saluran kemih
85 kasus, pneumonia ± 50 dari primary Nosocomial Pneumonia, meningitis pada bayi baru lahir dan infeksi luka terutama luka di dalam abdomen.
2 Salmonella sp Organisme yang berasal dari genus Salmonella adalah agen penyebab
bermacam-macam infeksi, mulai dari gastroenteritis yang ringan sampai dengan demam tifoid yang berat disertai bakteremia. Salmonella sp. adalah bakteri bentuk
batang, pada pengecatan gram berwarna merah 5 muda gram negatif. Salmonella sp. berukuran 2µ sampai 4µ × 0,6µ, mempunyai flagel kecuali S. gallinarum dan
Universitas Sumatera Utara
S. pullorum , dan tidak berspora. Habitat Salmonella sp. adalah di saluran
pencernaan usus halus manusia dan hewan. Suhu optimum pertumbuhan Salmonella
sp. ialah 37
o
C dan pada pH 6-8. Ewing mengklasifikasikan Salmonella ke dalam 3 spesies yaitu: 1.
Salmonella choleraesuis, 2. Salmonella typhi, 3. Salmonella enteritidis, dan
kuman dengan tipe antigenic yang lain dimasukkan ke dalam serotip dari Salmonella parathypi enteritidis
bukan sebagai spesies baru lainnya Karsinah dkk, 1994.
Dalam skema
kauffman dan
white tatanama
Salmonella sp.
dikelompokkan berdasarkan antigen atau DNA yaitu kelompok I enteric, II salamae,
IIIa arizonae, IIIb houtenae, IV diarizonae, V bongori, dan VI indica. Komposisi dasar DNA Salmonella sp. adalah 50-52 mol G+C mirip dengan
Escherichia, Shigella, dan Citrobacter Todar, 2008. Namun klasifikasi atau
penggunaan tatanama yang sering dipakai pada Salmonella sp. berdasarkan epidemiologi , jenis inang, dan jenis struktur antigen misalnya S. typhi, S.
thipirium . Jenis atau spesies Salmonella sp. yang utama adalah S. typhi satu
serotipe. Sedangkan spesies S. paratyphi A, S.paratyphi B, S. paratyphi C termasuk dalam S. enteritidis Jawetz dkk, 2004.
3 Shigella Menurut Karsinah, Lucky H.M., Suharto dan Mardiastuti 1994, Shigella
spesies adalah kuman patogen usus yang telah lama dikenal sebagai agen
penyebab penyakit disentri basiler. Berada dalam tribe Escherichiae karena sifat genetic yang saling berhubungan, tetapi dimasukkan dalam genus tersendiri yaitu
Universitas Sumatera Utara
genus Shigella karena gejala klinik yang disebabkannya bersifat khas. Sampai saat ini terdapat 4 spesies Shigella yaitu: Shigella dysenteriae, Shigella flexneri,
Shigella boydii dan Shigella sonnei.
Morfologi dan identifikasi Shigella adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang, berukuran 0,5-0,7 µm x 2-3 µm dan tidak berflagel, tidak membentuk
spora, bila ditanam pada media agar tampak koloni yang konveks, bulat, transparan dengan pinggir-pinggir utuh. Shigella merupakan bakteri dengan
habitat alamiah usus besar manusia. Disentri basiler atau Shigellosis adalah infeksi usus akut yang disebabkan oleh Shigella Karsinah dkk, 1994.
Menurut Karsinah, Lucky H.M., Suharto dan Mardiastuti 1994, Shigellosis dapat menyebabkan 3 bentuk diare yaitu: 1. Disentri klasik dengan
tinja yang konsisten lembek disertai darah, mulus dan pus, 2. Waterydiarrhea dan 3. Kombinasi keduanya. Masa inkubasinya adalah 2
– 4 hari, atau bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh orang yang sehat dierlukan 200 kuman untuk
menyebabkan sakit. Kuman masuk dan berada di usus halus, menuju terminal ileum dan kolon, melekat pada permukaan mukosa dan menembus lapisan epitel
kemudian berkembang biak di dalam lapisan mukosa. Berikutnya terjadi reaksi peradangan yang menimbulkan tukak pada mukosa usus.
4 Giardia Lamblia Giardia Lamblia
ditemukan kosmopolit dan penyebarannya tergantung dari golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan. Giardia Lamblia
mempunyai 2 bentuk, yaitu tropozoit dan kista. Bentuk tropozoit bilateral simetris seperti buah jambu monyet dengan bagian anterior membulat dan posterior
Universitas Sumatera Utara
meruncing. Parasit ini berukuran 10-20 mikron panjang dengan diameter 7-10 mikron. Di bagian anterior terdapat sepasang inti berbentuk oval. Di bagian
ventral anterior terdapat isap berbentuk seperti cakram cekung yang berfungsi untuk perlekatan di permukaan sel epitel. Terdapat dua batang yang agak
melengkung melintang di posterior batil isap, yang disebut benda parabasal. Tropozoit mempunyai delapan flagel, sehingga bersifat motil. G. Lamblia tidak
mempunyai mitokondria, peroxisome, hydrogenisomes, atau organel subselular lain untuk metabolisme energi.
Bentuk kista oval dan berukuran 8-12 mikron dan mempunyai dinding yang tipis dan kuat dengan sitoplasma berbutirhalus. Kista yang baru terbentuk
mempunyai dua inti, sedangkan kista matang mempunyai empat inti yang terletak di satu kutub.
Melekatnya Giardia Lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala. Bila ada, hanya berupa iritasi ringan. Perubahan
histopatologi pada mukosa dapat minimal berat hingga menyebabkan atrofi vilus, kerusakan eritrosit, dan hyperplasia kriptus, seperti tampak pada sindrom
malabsorbsi. Terdapat korelasi antara derajat kerusakan vilus dengan malabsorbsi. Tekanan hisapan dari perlekatan tropozoit menggunakan batil isap dapat merusak
mikrovili dan mengganggu proses absorbs makanan. Selain itu multiplikasi tropozoit dengan belah pasang longitudinal akan menghasilkan sawar antara sel
epitel usus dengan lumen usus yang mengganggu proses absorbs makanan dan nutrient. Tropozoit tidak selalu penetrasi ke epitel tetapi dalam kondisi tertentu
tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih.
Universitas Sumatera Utara
Setengah dari orang yang terinfeksi G. Lamblia asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa carrier. Gejala yang sering terjadi adalah
diare berkepanjangan, dapat ringan dengan produksi tinja semisolid atau dapat intensif dengan produksi tinja cair. Jika tidak diobati diare akan berlangsung
hingga berbulan-bulan. Infeksi kronik dicirikan dengan steatore karena gangguan absorbs lemak serta terdapat gangguan absobsi karoten, folat, dan vitamin B12.
Penyerapan bilirubin oleh G.Lamblia menghambat aktivitas lipase pankreatik. Kelainan fungsi usus halus ini disebut sindrom malabsorbsi klasik dengan gejala
penurunan berat badan, kelelahan, kembung, feses berbau busuk. Selain itu, sebagian orang dapat mengeluhkan ketidaknyamanan epigastrik, anoreksia, dan
nyeri.
2.2.6 Standar Angka Kuman pada Tangan Manusia