Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Jenis Bakteri yang Ada pada Kulit Manusia

Corynebacterium dan kelompok Propionibacterium merupakan flora normal pada kulit dan selaput lender manusia .  Staphylococcus. Berbentuk bulat, biasanya tersusun bergerombol yang tidak teratur seperti anggur. Beberapa spesies merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput lendir, yang lain menyebabkan supurasi dan bahkan septikemia fatal. Staphylococcus yang patogen sering menghemolisis darah, mengkoagulasi plasma dan menghasilkan berbagai enzim ekstraseluler. Tipe Staphylococcus yang berkaitan dengan medis adalah Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus saprophyticus.  Streptococcus. Merupakan bakteri gram-positif berbentuk bulat yang mempunyai pasangan atau rantai pada pertumbuhannya. Beberapa streptococcus merupakan flora normal manusia tetapi lainnya bisa bersifat patogen pada manusia. Ada 20 spesies diantaranya ; Streptococcus pyogenes, Streptococcus agalactiae, dan jenis Enterococcus.

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri

Banyak bakteri heterotrof tidak dapat tumbuh kecuali diberikan faktor- faktor pertumbuhan, yaitu : 1. Oksigen O 2 Berdasarkan keperluan akan oksigen, kuman dibagi menjadi 5 golongan, yaitu kuman anaerob obligat tanpa O 2 , kuman anaerob toleran perlu O 2 , kuman anaerob fakultatif dapat tumbuh dengan atau tanpa O 2 , kuman aerob obligat Universitas Sumatera Utara perlu O 2 dalam jumlah besar dan kuman mikroaerofilik tumbuh baik pada O 2 yang rendah. 2. Potensi oksidasi-reduksi Eh Eh suatu perbenihan merupakan faktor yang menentukan apakah suatu kuman yang dibiakkan dapat tumbuh atau tidak. Kuman-kuman anaerob tidak mungkin tumbuh kecuali apabila Eh perbenihan mencapai – 0,2 volt. 3. Temperature suhu Tiap-tiap kuman mempunyai temperature optimum yaitu di mana kuman tersebut tumbuh sebaik-baiknya, dan batas temperature di mana pertumbuhan dapat terjadi. Oleh karena kuman-kuman yang pathogen bagi manusia biasanya tumbuh dengan baik pada 37 o C. salah satu contoh yang baik adalah pada pembiakan kuman Mycobacterium leprae. 4. pH PH perbenihan juga mempengaruhi pertumbuhan kuman. Kebanyakan kuman yang pathogen mempunyai pH optimum 7,2 – 7,6. 5. Kekuatan ion dan tekanan osmotic Faktor-faktor seperti tekanan osmotic dan konsentrasi garam juga perlu diperhatikan terutama bagi kuman-kuman yang berasal dari air laut dan kuman yang diadaptasikan terhadap pertumbuhan larutan gula berkadar tinggi Suharto dan Aidilfiet Chatim, 1993. Universitas Sumatera Utara

2.2.4 Jenis Bakteri yang Ada pada Kulit Manusia

Pada tahun 1938, Rice seorang peneliti bakteriologi kulit yang terkenal mengatakan ada dua jenis kehidupan bakteri yaitu flora atau bakteri yang transient singgah dan flora resident menetap. Bakteri transient tidak begitu banyak terdapat di bagian-bagian kulit yang bersih dan terbuka. Biasanya, bakteri ini terbawa oleh sentuhan telapak tangan dalam kegiatan hidup sehari-hari. Karena itu, jenis dan sifat organisme umumnya tergantung pada sifat kerja dan kegiatan hidup seseorang sehari-hari. Bakteri yang singgah menempel pada kulit, biasanya dalam lemak dan kotoran, dan banyak dijumpai pula di bawah kuku jari. Bakteria ini, yang pathogenik maupun yang tidak, bisa dihilangkan dengan mencuci tangan secara menyeluruh dan seringkali Wolff dkk, 1984. Bakteri resident, jumlah dan jenisnya tetap. Dijumpai dalam lipatan, celah kulit, dan menempel lekat pada kulit. Bakteri resident tidak bisa dengan mudah dilepaskan dari kulit dengan mencucinya dengan sabun dan air, kecuali jika digosok dengan sikat, dan bakteri ini tidak begitu mudah menjadi lemah karena antiseptik dibandingkan bakteri transient. Sebagian bakteri ini melekat begitu dalam pada kulit sehingga tidak akan keluar sebelum kulit digosok selama 15 menit atau lebih. Untuk tujuan praktis, tidaklah mungkin membersihkan kulit dari semua bakteri Wolff dkk, 1984. Bakteri transient singgah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan kulit jika bakterinya berjumlah banyak untuk waktu yang cukup lama, lalu menjadi bakteri yang menetap. Misalnya jika seseorang dalam dalam jangka Universitas Sumatera Utara waktu tertentu terus-menerus mengurusi benda-benda yang terkontaminasi, maka organisme yang terdapat pada benda-benda tersebut, meskipun sesungguhnya bersifat transient singgah, lama-kelamaan bisa menjadi menetap transient. Jika flora tersebut mengandung organisme pathogenik, maka dapat menjadi pembawa carrier organisme tertentu. Untuk mencegah flora yang singgah menjadi menetap, maka perlu dilakukan cuci tangan dengan segera setelah setiap kali bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi terutama jika benda-benda tersebut mengandung organisme pathogenik. Pentingnya mencuci tangan sesering mungkin dan secara menyeluruh menjadi jelas, karena para perawat dalam kegiatan kerja mereka seringkali bersentuhan dengan benda-benda yang terkontaminasi dan organisme yang mengandung bibit penyakit Wolff dkk, 1984.

2.2.5 Bakteri yang sering ditemukan pada Tangan Manusia