yang ditunjukkan dalam pengalaman audit. Pengalaman auditor mempengaruhi kemampuan kerja, semakin sering auditor bekerja dan melakukan pekerjaan yang
sama, maka akan menjadi makin terampil auditor tersebut dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Auditor yang tidak berpengalaman akan melakukan kesalahan yang lebih banyak dibanding dengan auditor yang berpengalaman. Semakin banyak macam
pekerjaan yang dilakukan seseorang, pengalaman kerjanya akan semakin kaya dan luas, dan memungkinkan peningkatan kinerja. Menurut Libby dan Frederick
1990 dalam Kusharyanti 2003 menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik.
2.1.4 Independensi X
2
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana
diatur dalam standar profesional akuntan publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta in fact
maupun dalam penampilan in appearance Mulyadi,2002. Standar Auditing Seksi 220.1 SPAP : 2001 menyebutkan bahwa
independen bagi seorang akuntan publik memiliki arti tidak mudah dipengaruhi karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.
2.1.4.1 Lama Hubungan dengan Klien Audit Tenure
Audit tenure adalah masa perikatan keterlibatan antara KAP dan klien terkait jasa audit yang disepakati atau dapat juga diartikan sebagai jangka waktu
hubungan antara auditor dengan klien. Dalam hal ini audit tenure dimaksudkan
Universitas Sumatera Utara
agar independensi seorang auditor dapat lebih terjaga dengan membatasi hubungan antara auditor dan manajemen.
Di Indonesia, masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No.423KMK.O62002 tentang
jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama.
Terkait dengan lama waktu masa kerja, Deis dan Giroux 1992 dalam menemukan bahwa semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin
menurun. Hubungan yang lama antara auditor dengan klien mempunyai potensi untuk menjadikan auditor puas pada apa yang telah dilakukan, melakukan
prosedur audit yang kurang tegas dan selalu tergantung pada pernyataan manajemen.
2.1.4.2 Tekanan dari Klien
Goldman dan Barlev 1974 dalam Christina 2007 berpendapat bahwa usaha untuk mempengaruhi auditor melakukan tindakan yang melanggar standar
profesi kemungkinan berhasil karena pada kondisi konflik ada kekuatan yang tidak seimbang antara auditor dengan kliennya. Klien dapat dengan mudah
mengganti auditor KAP jika auditor tersebut tidak bersedia memenuhi kebutuhannya. Sementara auditor membutuhkan fee untuk memenuhi
kebutuhannya. Sehingga akan lebih mudah dan murah bagi klien untuk mengganti auditornya dibandingkan bagi auditor untuk mendapatkan sumber fee tambahan
atau alternative sumber fee lain Nicholas dan Price, 1976 dalam Elfarini 2007.
Universitas Sumatera Utara
Kantor Akuntan Publik semakin bertambah banyak, sedangkan pertumbuhan perusahaan tidak sebanding dengan pertumbuhan KAP. Pada saat ini
banyak perusahaan yang melakukan merjer atau akuisisi dan akibat krisis ekonomi di Indonesia banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Sehingga mengakibatkan KAP akan lebih sulit untuk mendapatkan klien baru sehingga KAP enggan melepas klien yang sudah ada.
2.1.4.3 Telaah dari Rekan Auditor Peer Review