b. Interaksi Independensi dan Etika Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien interaksi independensi dan etika auditor adalah -1,291 dengan nilai signifikansi sebesar 0,208 sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa t
tabel
t
hitung
1,689 -1,291 dan nilai signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,208 0,05, sehingga dapat disimpulkan
secara parsial tidak ada pengaruh interaksi variabel independensi dan moderasi independensi dengan etika auditor terhadap variabel dependen kualitas audit.
c. Interaksi Akuntabilitas dan Etika Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien interaksi akuntabilitas dan etika auditor adalah 0,058 dengan nilai signifikansi sebesar 0,955 sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa t
tabel
t
hitung
1,689 0,058 dan nilai signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,955 0,05, sehingga dapat disimpulkan
secara parsial tidak ada pengaruh interaksi variabel akuntabilitas dan moderasi akuntabilitas dengan etika auditor terhadap variabel dependen kualitas audit.
d. Interaksi Due Professional Care dan Etika Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien interaksi due professional care dan etika auditor adalah 0,051 dengan nilai signifikansi sebesar 0,960
sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian diperoleh hasil bahwa t
tabel
t
hitung
1,689 0,051 dan nilai signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,960 0,05, sehingga dapat disimpulkan
secara parsial tidak ada pengaruh interaksi variabel due professional care dan moderasi due professional care dengan etika auditor terhadap variabel dependen
kualitas audit.
e. Interaksi Objektivitas dan Etika Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien interaksi objektivitas dan etika auditor adalah 0,554 dengan nilai signifikansi sebesar 0,584 sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa t
tabel
t
hitung
1,689 0,554 dan nilai signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,584 0,05, sehingga dapat disimpulkan
secara parsial tidak ada pengaruh interaksi variabel objektivitas dan moderasi objektivitas dengan etika auditor terhadap variabel dependen kualitas audit.
f. Interaksi Integritas dan Etika Auditor berpengaruh terhadap Kualitas Audit
Dari tabel diatas terlihat bahwa t
hitung
koefisien interaksi kompetensi dan etika auditor adalah -0,221 dengan nilai signifikansi sebesar 0,827 sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian diperoleh hasil bahwa t
tabel
t
hitung
1,689 -0,221 dan nilai signifikansi juga lebih besar dari 0,05 0,827 0,05, sehingga dapat disimpulkan
secara parsial tidak ada pengaruh interaksi variabel integritas dan moderasi integritas dengan etika auditor terhadap variabel dependen kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara
4.5.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2
Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel-variabel independen, yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care,
objektivitas dan integritas. Dan variabel moderasi yaitu etika auditor dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kualitas audit. Hasil uji koefisien
determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.28 Hasil Uji Koefisien Determinasi R
2 Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.737
a
.543 .324
1.769 a. Predictors: Constant, Moderat6, Independensi, Akuntabilitas,
Integritas, Kompetensi, Due Profesional Care, Objektivitas, Moderat2, Etika Auditor, Moderat1, Moderat3, Moderat5, Moderat4
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan tabel 4.28 dapat dilihat bahwa nilai koefisien Adjusted R
Square yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen dan moderasi sebesar 0,324 yang artinya adalah 32,4 variabel dependen kualitas audit dijelaskan oleh
variabel independen dan variabel moderasi yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas, integritas, dan etika auditor,
sisanya sebesar 67,6 dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Pembahasan
Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa variabel independensi yaitu kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional
care, objektivitas dan integritas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi
tingkat kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas dan integritas yang dimiliki seorang akuntan public maka akan
semakin tinggi pula tingkat kualitas audit yang dihasilkan oleh seorang auditor tersebut.
1. Hasil penelitian berdasarkan hipotesis pertama menunjukkan bahwa
kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis pertama bahwa kompetensi berpengaruh
terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil uji t parsial, t
hitung
untuk variabel kompetensi sebesar 0,235 sedangkan t
tabel
1,689 dengan tingkat signifikansi 0,05. Artinya seorang auditor yang berkompetensi
tidak akan mempengaruhi kualitas audit yang akan dihasilkannya. Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Prihartini,dkk 2015 yang menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Semakin tinggi
kompetensi seoarang auditor, maka akan menghasilkan kualitas audit yang semakin baik.
2. Hipotesis kedua pada penelitian ini yaitu interaksi kompetensi dan
etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan
Universitas Sumatera Utara
pengujian, nilai t
hitung
1,248 dengan nilai signifikansi 0,223. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Berdasarkan pengujian tersebut, hipotesis kedua
ditolak. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Alim,dkk 2007 yang menyatakan bahwa interaksi kompetensi dan
etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Namun hal ini tidak mendukung bahwa atribut kualitas audit yang salah satu
diantaranya adalah standar etika yang tinggi, sedangkan atribut-atribut lainnya terkait dengan kompetensi auditor.
3. Hasil penelitian hipotesis ketiga bahwa independensi berpengaruh
terhadap kualitas audit didukung dengan uji t parsial dimana t
hitung
– ntuk variabel independensi 2,077 dengan nilai signifikan 0,045
sedangkan t
tabel
adalah 1,689 dengan tingkat signifikan sebesar 0,05. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Alim,dkk 2007 yang
menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor harus memiliki kemampuan dalam
mengumpulkan setiap informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan audit dimana hal tersebut harus didukung dengan sikap
independen. 4.
Interaksi independensi dan etika auditor terhadap kualitas audit pada penelitian ini tidak berpengaruh. Berdasarkan pengujian, nilai t
hitung
- 1,291 dengan nilai signifikansi 0,208. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Khairunnisa,dkk 2014 dimana interaksi antara independensi dan etika
auditor terhadap kualitas audit tidak berpengaruh signifikan. Kantor Akuntan Publik seharusnya tidak perlu diragukan lagi ke-
independennya karena mereka lembaga yang independen yang berdiri tanpa pengaruh pihak manapun. Terbukti dari hasil penelitian dimana
independensi dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
5. Akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian ini menolak hipotesis kelima bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Dimana dalam uji t parsial, t
hitung
sebesar 0,075 dengan nilai signifikansi 0,941 sedangkan t
tabel
1,689 dengan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan Prihartini,dkk 2015. Seorang auditor yang memiliki akuntabilitas tinggi akan bertanggungjawab terhadap
pekerjaannya sehingga kualitas audit yang dihasilkan akan baik, namun hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian.
6. Hipotesis keenam pada penelitian ini yaitu interaksi akuntabilitas dan
etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.Berdasarkan pengujian, nilai t
hitung
0,058 dengan nilai signifikansi 0,955. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Sesuai hasil pengujian maka hipotesis keenam
ditolak. Seorang auditor yang mempunyai akuntabilitas yang tinggi
Universitas Sumatera Utara
harus memperhatikan Standar Audit dan Kode Etik yang menjadi acuan dalam melakukan audit. Namun hal ini tidak dapat dibuktikan
dalam penelitian ini. 7.
Due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini menolak hipotesis ketujuh yaitu due professional care
berpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa t
hitung
1,002 dengan nilai signifikansi 0,323, sedangkan t
tabel
1,689 dengan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menentang hasil penelitian Febriyanti 2014 dimana due professional care
berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Seorang auditor yang memiliki sikap cermat dalam mengaudit laporan keuangan maka
memungkinkan pemeriksa untuk mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa salah saji material atau ketidakakuratan yang
signifikan dalam data akan terdeteksi sehingga akan mendoronng tercapainya kualitas audit, namun hal ini tidak terjadi pasa hasil
penelitian ini. 8.
Interaksi due professional care dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini menolak hipotesis kedelapan bahwa due
professional care dan etika auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.Berdasarkan pengujian, nilai t
hitung
0,051 dengan nilai signifikansi 0,960. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menolak pendapat
Singgih dan Bawono 2010 yang menyatakan bahwa due professional
Universitas Sumatera Utara
care sebagai kecermatan dan keseksamaan dalam penggunaan kemahiran professional yang menuntut auditor untuk melaksanakan
skeptisme professional. 9.
Hasil penelitian berdasarkan hipotesis sembilan menunjukkan bahwa objektivitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini berarti
tidak sesuai dengan hipotesis sembilan bahwa objektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil uji t parsial, t
hitung
untuk variabel kompetensi sebesar 0,496 sedangkan t
tabel
1,689 dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Prihartini,dkk 2015 dimana objektivitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Seorang auditor yang memiliki
objektivitas yang tinggi akan memberikan pertimbangan profesionalnya karena adanya bias, konflik kepentingan, dan pengaruh
dari luar. Namun hal ini tidak terbukti dari hasil penelitian ini. 10.
Interaksi objektivitas dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kulitas audit. Berdasarkan pengujian, nilai t
hitung
0,554 dengan nilai signifikansi 0,584. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Hasil pengujian ini menolak hipotesis kesepuluh bahwa interaksi objektivitas dan etika auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini tidak mendukung Sukriah,dkk 2009 yang menyatakan unsur-unsur yang dapat
menunjang objektivitas antara lain: 1 dapat diandalkan dan dipercaya, 2 tidak merangkap sebagai panitia tender, 3 tidak
Universitas Sumatera Utara
berangkat tugas dengan mencari kesalahan lain, 4 dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan yang resmi, dan 5 dalam
bertindak atau mengambil keputusan didasarkan pada pemikiran yang logis.
11. Hasil penelitian berdasarkan hipotesis sebelas menunjukkan bahwa
integritas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini berarti tidak sesuai dengan hipotesis sebelas bahwa integritas berpengaruh
terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil uji t parsial, t
hitung
untuk variabel kompetensi sebesar 1,589 sedangkan t
tabel
1,689 dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan Prihartini,dkk 2015 dimana integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Auditor yang memiliki
integritas yang tinggi akan mengungkapkan hasil pemeriksaan secara jujur dan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan sehingga tidak
terjadi salah saji material dalam penyajian laporan keuangan. Namun hal ini tidak terbukti dalam penelitian ini.
12. Hipotesis keduabelas yaitu interaksi integritas dan etika auditor
berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan pengujian, nilai t
hitung
-0,221 dengan nilai signifikansi 0,827. Hal ini berarti bahwa t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
sebesar 1,689 dan nilai signifikansi 0,05. Hasil pengujian ini menolak hipotesis keduabelas. Integritas yang dimiliki
seorang auditor mendorong auditor untuk konsisten terhadap pekerjaan serta bersikap sesuai norma dan berpegang teguh pada peraturan yang
Universitas Sumatera Utara
berlaku. Auditor yang memiliki integritas yang tinggi dan menaati etika auditor yang telah ditetapkan akan menghasilkan kualitas audit
yang tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas dan integritas
terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi. Berdasarkan data yang diperoleh maupun hasil analisis yang telah dilakukan,
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas dan integritas
terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi, yaitu: 1.
Kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas, dan integritas secara simultan berpengaruh terhadap kualitas
audit. 2.
Hasil uji t parsial variabel kompetensi menunjukkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
3. Hasil uji interaksi variabel kompetensi dan etika auditor menunjukkan
bahwa interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.
4. Hasil uji t parsial variabel independensi menunjukkan bahwa
independensi berpengaruh terhadap kualitas audit. 5.
Hasil uji interaksi variabel independensi dan etika auditor menunjukkan bahwa interaksi independensi dan etika auditor tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit.
Universitas Sumatera Utara