BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian Asosiatif-Kausal. Menurut Sugiyono 2010 : 55
“Rumusan masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal
adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat”.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh pengaruh kompetensi, independensi, akuntabilitas, due professional care, objektivitas, dan
integritas terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel moderasi
pada auditor KAP di Kota Medan. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan cara survey kuesioner yang disebarkan di Kantor Akuntan
Publik yang terdapat di Kota Medan selama waktu penelitian. 3.3 Definisi
Operasional dan Pengukuran Variabel Dalam
penelitian ini, variabel dependennya adalah kualitas audit Y, sedangkan variabel independen ada 6 yaitu kompetensi X
1
, independensi X
2
, akuntabilitas X
3
, due profesional care X
4
, objektivitas X
5
, dan integritas X
6
, serta variabel moderasinya adalah etika auditor Z.
3.3.1 Variabel Terikat Variabel Dependen
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kualitas audit Y. Kualitas
audit adalah segala kemungkinan probability dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi
Universitas Sumatera Utara
dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada
standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan.
3.3.2 Variabel Bebas Variabel Independen 3.3.2.1 Kompetensi X
1
Kompetensi merupakan kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit dengan benar, yang diukur dengan indikator mutu personal,
pengetahuan umum dan keahlian khusus. Kompetensi ini ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1 pendidikan formal
dalam bidang akuntansi disuatu perguruan tinggi termasuk ujian profesi auditor, 2 pelatihan yang bersifat praktis dan pengalaman dalam bidang auditing, 3
pendidikan profesional yang berkelanjutan selama menekuni karir auditor profesional.
3.3.2.2 Independensi X
2
Independensi merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang auditor dimana auditor harus memiliki sikap netral tidak bias serta menghindari
kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya.
3.3.2.3 Akuntabilitas X
3
Akuntabilitas adalah bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil
kepada lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4 Due Profesional Care X
4
Due profesional care memiliki arti sikap cermat dan seksama. Kecermatan dan keseksamaan menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesional,
yaitu sikap auditor yang berpikir kritis terhadap bukti audit dengan selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi terhadap bukti audit tersebut.
Penggunaan dengan cermat dan seksama memungkinkan auditor untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji
material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan.
3.3.2.5 Objektivitas X
5
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada dibawah pengaruh pihak lain.
3.3.2.6 Integritas X
6
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari
kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi auditor dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Serta integritas merupakan sikap jujur, berani,
bijaksana dan tanggung jawab auditor dalam melakukan audit.
3.3.3 Variabel Moderasi
Variabel moderasi pada penelitian ini adalah etika auditor Z. Etika merupakan aturan atau norma yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
Universitas Sumatera Utara
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi.
Tabel 3.1 Operasioanalisasi Variabel
No. Variabel
Defenisi Variabel Indikator Pengukuran
Variabel Skala
Ukur
A 1.
Variabel Independen
Kompetensi X
1
Pengalaman Ilmu yang didapat dari
pendidikan non formal seperti pengalaman
Lama melakukan audit, jumlah klien, jenis
perusahaan Skala
Likert
2. Pengetahuan
Ilmu yang didapat dari pendidikan formal, serta
pelatihan dibidang yang digeluti. Sehingga dapat
mengetahui berbagai masalah secar lebih mendalam.
Pengetahuan akan prinsip akuntansi, standar
auditing, jenis entitas, pendidikan strata,
pelatihan, kursus, dan keahlian khusus.
Skala Likert
3. Independensi
X
2
Lama hubungan dengan klien
Penugasan audit yang lama atau terus-menerus
Lama mengaudit klien, hubungan baik dengan
klien. Skala
Likert
4. Tekanan dari
klien Situasi konflik antara auditor
dengan klien pada saat pelaksanaan pengujian
laporan keuangan atestasi Penggantian auditor,
fasilitas dan klien. Skala
Likert
5. Telaah dari rekan
auditor Pengkajian ulang atas hasil
audit oleh sesama rekan auditor.
Telaah dari rekan seprofesi dan sikap
auditor dengan rekan seprofesi.
Skala Likert
6. Jasa Non-audit
yang diberikan oleh KAP
Jasa yang diberikan oleh Kantor Akuntan Publik selain
jasa audit seperti konsultasi manajemen, pendidikan dan
pelatihan, studi kelayakan. Pemberian jasa non
audit, gaji eksekutif, dan pemberian jasa legal.
Skala Likert
7.
Akuntabilitas X
3
Dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang
untuk mempertanggungjawabkan
yang telah mereka kerjakan kepada orang lain.
Motivasi dan kewajiban sosial.
Skala Likert
8. Due Profesional
Care X
4
Kecermatan dan keseksamaan yang harus
dimilikir seorang auditor untuk melaksanakan
Kecermatan dan keterampilan auditor,
keteguhan dalam tanggung jawab,
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
skeptisme profesional. kompeten dan sikap hati-
hati auditor, adanya kemungkinan kesalahan,
sikap waspada.
9. Objektivitas X
5
Sikap auditor untuk dapat bertindak adil, tidak
terpengaruh oleh hubungan kerjasama dan tidak memihak
kepentingan siapapun. Bebas dari benturan
kepentingan, pengungkapan kondisi
sesuai fakta. Skala
Likert.
10. Integritas X
6
Sikap jujur, berani, bijaksana dan tanggung jawab auditor.
Kejujuran auditor, keberanian auditor, sikap
bijaksana auditor, tanggung jawab auditor.
Skala Likert
B 11.
Variabel Moderasi