2.1.8 Integritas X
6
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari
kepercayaan publik dan merupakan patokan benchmark bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya Mulyadi, 2002. Sedangkan menurut
Arens, 2008, integritas berarti bahwa seseorang bertindak sesuai dengan kata hatinya,dalam situasi seperti apapun.
Auditor yang berintegritas adalah auditor yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan apa yang telah diyakini kebenarannya tersebut ke dalam
kenyataans. Integritas adalah unsur karakter yang mendasar bagi pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas dalam menguji semua keputusannya
Sukrisno, 2004. Auditor merupakan ujung tombak dari pelaksanaan tugas audit. Integritas
adalah sikap jujur, berani, bijaksana, dan tanggung jawab auditor dalam melaksanakan audit. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan
publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan,
berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi
pengambilan keputusan yang andal Sukriah,dkk 2009.
2.1.9 Etika Auditor Z
Etika menggambarkan prinsip moral atau peraturan perilaku individu atau kelompok individu yang mereka akui. Etika berlaku ketika seseorang harus
Universitas Sumatera Utara
mengambil keputusan dari beberapa alternatif menyangkut prinsip moral. Etika adalah kode perilaku moral yang mewajibkan kita untuk tidak hanya
mempertimbangkan diri kita sendiri tetapi juga orang lain Guy,2002. Ludigdo 2001 dalam Alim,dkk 2007 mendefenisikan etika sebagai
seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur manusia, baik yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau
masyarakat atau profesi. Penelitian yang dilakukan Maryani dan Ludigno 2001 bertujuan untuk
mengertahui faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi sikap dan perilaku etis akuntan serta faktor yang dianggap paling dominan pengaruhnya terhadap sikap
dan perilaku tidak etis akuntan. Hasil yang diperoleh dari kuesioner tertutup menunjukkan bahwa terdapat sepuluh faktor yang dianggap oleh sebagian besar
akuntan mempengaruhi sikap dan perilaku mereka. Sepuluh faktor tersebut adalah religiusitas, pendidikan, organisasional, emotional quotient, lingkungan keluarga,
pengalaman hidup, imbalan yang diterima, hukum, dan posisi atau kedudukan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian yang dilakukan Widhi 2006 tentang faktor-faktor keahlian dan independensi auditor terhadap kualitas audit di KAP Jakarta.
Penelitian ini menemukan bahwa pengalaman dan pengetahuan berpengaruh positif terhadap kualitas auditor, serta telaah dari rekan auditor berpengaruh
positif terhadap kualitas auditor. Penelitian yang dilakukan oleh Alim,dkk 2007 yang meneliti tentang
pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit dengan etika
Universitas Sumatera Utara