Sasaran Laju Pertumbuhan Ekonomi untuk periode 2010- 2014 pada RPJMD Kota Medan adalah tercapainya pertumbuhan rata-rata daerah sebesar 8,2
persen pertahun.
2. Pertumbuhan PDRB Perkapita
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap orang individu dalam suatu wilayah.Perhitungan
PDRB dilakukan dengan membagi total PDRB wilayahdaerah selama waktu tertentu dengan jumlah penduduk daerah tersebut.
Pertumbuhan PBRB perkapita didasarkan pada perubahan PDRB juga total penduduk. Perhitungan PDRB perkapita dihitung dengan membagi selisih
PDRB
n
dan PDRB
n-1
dengan PDRB
n
. Dari perhitung tersebut akan dihasilkan pertumbuhan dalam bentuk persentase.
PDRB Perkapita merupakan salah satu faktor yang juga menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah.Hal tersebut juga tertera dalam
rancangan pembangunan Kota Medan yaitu RPJMD yang mencantumkan perbaikan PDRB perkapita sebagai salah satu capaian pembangunan Kota Medan.
Adapun sasaran yang akan menjadi acuan dalam pembangunan ekonomi periode 2010-2014 adalah peningkatan angka PDRB atas harga berlaku hingga Rp
114.963.900.000.000,-, dengan pendapatan perkapita Rp 52,01 juta pertahunnya.
3. Angka Kemiskinan.
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah penghapusan kemiskinan sehingga tingkat kemiskinan secara langsung mempengaruhi hasil
evaluasi kinerja pembangunan daerah.Secara umum, kemiskinandigambarkan
Universitas Sumatera Utara
sebagai ketidakmampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memenuhi kebutuhan fisik serta sosialnya. Kebutuhan fisik meliputi sandang pakaian,
pangan makanan dan minuman, papan perumahan dan kesehatan. Kebutuhan sosial meliputi hubungan dalam masyarakat, pendidikan, informasi, serta hal
lainnya. Kemiskinan dibagi menjadi kemiskinan absolut dan relatif.Kemiskinan
absolut yaitu didasarkan pada standar tertentu sebagai acuan. Bank Dunia termasuk menggunakan standar absolut, yaitu:
a. Sangat miskin, dengan dengan pendapatan kurang dari 1 per hari
b. Miskin, dengan pendapatan kurang dari 2 per hari
Sedangkan kemiskinan relatif adalah standar kemiskinan yang mengacu pada keadaan ekonomi seluruh masyakat daerah tersebut secara relatif.Semakin
maju suatu daerah atau Negara, maka semakin tinggi pula standar penentuan kemiskinannya.Badan Pusat Statistik menetukannya berdasarkan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar.Penduduk miskin diukur berdasarkan pengeluaran perkapita dalam sebulan, yaitu dibawah Garis Kemiskinan GK.
Garis kemiskinan sendiri di jumlahkan dari total pengeluaran Makanan dan Non makanan. Kebutuhan minimum makanan disetarakan dengan 2100 kilokalori,
sedangkan non makanan terdiri dari 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.Kriteria lain disebutkan oleh BPSyaitu:
a. Miskin jika pengeluaran perkapita dalam sebulan dibawah Rp.
233.740,- atau Rp 7.780,- perhari
Universitas Sumatera Utara
b. Menengah, jika pengeluaran perkapita dalam sebulan antara Rp
233.740,- sampai Rp 280.488,- atau sekitar Rp 7.780,- sampai Rp 9.350,- perhari.
c. Sangat miskin kronis, tidak memiliki standar absolut, namun
dibandingkan relatif dengan masyarakat disekitarnya serta bila sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan fisiknya sama sekali atau dianggap
sudah membahayakan kehidupan seseorang atau sekelompok orang tersebut.
Tingkat kemiskinan menunjukkan bagaimana pembangunan ekonomi di suatu daerah.Sehingga tingkat kemiskinan merupakan variabel yang penting
digunakan dalam mengevaluasi kinerja pembangunan daerah tersebut. Kota Medansendiri akan melakukan penaggulangan kemiskinan dengan tiga ruang
lingkup pokok, yaitu: a.
Meningkatkan Perlindungan sosial dan peningkatan pendapatan masyarakat
b. Peningkatan fungsi kelembagaan penanggulangan kemiskinan.
c. Peningkatan pembiayaan dan partisipasi masyarakat
dalam penanggulangan kemiskinan.
Adapun sasaran yang dibuat oleh pemerintah Kota Medan dalam RPJMD adalah penurunan persentase penduduk miskin hingga 5,7 - 4 persen pada
tahun 2014.
Universitas Sumatera Utara
4. Distribusi Pendapatan.