Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi diartikan sebagai penggunaan teknologi yang mendukung terbentuknya produk baru, dan terbukanya pasar-pasar baru.Schumpeter menyatakan bahwa sistem ekonomi yang paling baik untuk dikembangkan adalah kapitalis yang mendukung terciptanya inovasi baru oleh para pengusaha. Namun seperti yang disebutkan oleh mazhab klasik bahwa dalam jangka waktu yang panjang, sistem ini akan mengalami kemandegan stagnancy, karena adanya transformasi di dalam sistem tersebut menuju ke arah sistem yang lebih bersifat sosialistis. Ciri dari sistem kapitalis itu sendiri akan berubah justru karena kesuksesannya dalam mencapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran. Dengan semakin makmurnya masyarakat maka akan terjadi proses perubahan kelembagaan dan perubahan pandangan masyarakat yang semakin jauh dari sistem kapitalis asli.

2.2 Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Daerah merupakan unsur terpenting dalam mewujudkan pembangunan ekonomi yang kuat serta steady growth dalam skala nasional. Pembangunan daerah merupakan suatu proses di mana pemerintah daerah dan masyarakatnya membentuk suatu pola kemitraan dalam mengelola sumberdaya yang ada untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi daerah tersebut Jhon Suprihanto:2012. Pola kemitraan yang dimaksud merupakan seluruh elemen masyarakat baik industri-industri maupun institusi terkait sehingga tujuan pembangunan dapat tercapai. Universitas Sumatera Utara Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi pertumbuhan ekonomi dalam wilayah tersebut Lincolin Arsyad, 1999. Perencanaan dan proses pembangunan ekonomi daerah disusun dan dijalankan oleh pemerintah daerah, masyarakat, dan juga endogenous developmentatau perusahaan yang terdapat di daerah tersebut. Sebagai perencana dan pembuat kebijakan pemerintah daerah berperan sebagai Jhon Suprihanto: 2012. 1. Entrepreneur,yaitu mampu berfikir sebagai “pebisnis” 2. Coordinator, yaitu koordinator dalam menetapkan kebijakan dan strategi pembangunan daerahnya 3. Fasilitator, yaitu mampu mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan attitudinal daerahnya 4. Stimulator, yaitu memberi stimulasi untuk penciptaan dan pengembangan usaha Pembangunan ekonomi dalam konteks meningkatkan kesejahteraan rakyat, disesuikan dengan karakteristik daerahnya.Pemberlakuan otonomi daerah nyatanya memberikan keleluasaan bagi masing-masing daerah untuk membangun daerahnya sesuai dengan potensinya.Hal tersebut dikerenakan secara fundamental terdapat perbedaan antara pembangunan daerah dan nasional namun saling Universitas Sumatera Utara berkaitan interrelation baik dari segi kebijakan maupun kelembagaanya. Sehingga pola pembangunan setiap daerah akan berbeda dan memiliki keunggulan masing-masing. Namun dalam tujuannya adalah mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilisasi ekonomi, meningkatkan kuantitas dan kualitas lapangan kerja sehingga perekonomian akan bergerak dan berdampak positif bagi pembangunan ekonomi. Dalam proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian ke arah yang lebih baik Kuncoro:1997. Untuk itu diperlukan variabel determinan perekomian yang disesuaikan setiap waktunya.Dalam mengukur tingkat perekonomian daerah secara umum, digunakan PDRB Produk Domestik Regional Bruto. PDRB digunakan sebagai gambaran dari variabel ekonomi lainnya seperti konsumsi, investasi, serta produktifitas daerah tersebut. Selain itu, PDRB juga sebagai evaluasi atas kinerja ekonomi periode sebelumnya serta untuk menetukan kebijakan dan peluang di masa depan.

2.3 Teori Paradigma Baru dalam Pembangunan Ekonomi Daerah