Penentuan Nilai RPN Failure Mode And Effect Analysis FMEA

Tabel 5.16 FMEA dengan Nilai RPN Jenis Kegagalan Akibat dari Kegagalan Faktor S Penyebab Kegagalan O Usulan Perbaikan D RPN Wrinkle Kertas rokok tidak sesuai standar produksi, banyaknya produk yang di recycle, mengganggu fungsi produk. Mesin 7 Settingan pada mesin embosser tidak sesuai 2 Menyusun checklist untuk memonitor pressure embosser 8 112 Manusia 4 Kurang telitinya operator 2 Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 7 56 Metode 4 Belum diterapkan prosedur penyetingan mesin dengan benar 2 Menyusun metode kerja yang lebih sistematis 8 64 Cracked Kertas rokok tidak sesuai standar produksi, banyaknya produk yang di recycle, mengganggu fungsi produk. Mesin 6 Posisi belting drive pully pada mesin dryer tidak rata 2 Memasang double belting 8 96 Manusia 4 Kurang telitinya operator 2 Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 6 48 Hole Kertas rokok tidak sesuai standar produksi, banyaknya produk yang di recycle, mengganggu fungsi produk. Mesin 6 Adanya kegagalan pada wire- reel dan hisapan vacuum foil 2 Menyusun jadwal pergantian wire-reel 8 96 Manusia 3 Kurang telitinya operator 2 Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 6 36 V -39 No. Dok.: FM-GKM-TI-TS-01-05A; Tgl. Efektif : 02 Juli 2012; Rev : 0; Halaman : 1 dari 1 Untuk pemberian skor pada masing-masing komponen yang ada, dilakukan dengan memberikan penilaian terlebih dahulu terhadap severity, occurance, detection, dan hasil akhirnya yang berupa risk priority number. Dari perhitungan RPN ini dapat diketahui faktor penyebab kegagalan proses yang mengakibatkan terjadinya produk cacat. Faktor-faktor tersebut kemudian diurutkan berdasarkan nilai RPN tertinggi yang dapat dilihat pada Tabel 5.17 Tabel 5.17 Urutan Penyebab Kegagalan Proses Berdasarkan RPN Jenis Kegagalan Penyebab Kegagalan Pada Proses Usulan Perbaikan RPN Wrinkle Settingan pada mesin embosser tidak sesuai Menyusun checklist untuk memonitor pressure embosser 112 Cracked Posisi belting drive pully pada mesin dryer tidak rata Memasang double belting 96 Hole Adanya kegagalan pada wire- reel dan hisapan vacuum foil Menyusun jadwal pergantian wire-reel 96 Wrinkle Belum diterapkan prosedur penyetingan mesin dengan benar Menyusun metode kerja yang lebih sistematis 64 Wrinkle Kurang telitinya operator Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 56 Cracked Kurang telitinya operator Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 48 Hole Kurang telitinya operator Melakukan pengawasan yang lebih ketat dan melakukan briefing sebelum proses produksi dilakukan. 36 Berdasarkan Tabel 5.17, diperoleh nilai RPN tertinggi sebesar 112 dengan penyebab kegagalan yaitu penyetingan mesin embosser tidak sesuai, yang merupakan jenis kegagalan yang dijadikan prioritas pertama untuk segera dilakukan perbaikan.

BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas dengan

Seven Tools Dari proses stratifikasi dapat dilihat bahwa terdapat lima jenis kecacatan yang akan diambil datanya, yaitu unstable porosity, wrinkle, dirt, cracked dan hole. Pada check sheet, diberikan informasi mengenai jumlah kecacatan yang terjadi pada tiap harinya beserta dengan jenis cacatnya selama satu bulan yaitu bulan Oktober 2014. Dari check sheet dapat dilihat bahwa jenis kecacatan produk kertas rokok yang paling besar adalah wrinkle. Ini terjadi karena tekanan pada mesin embosser tidak sesuai, sehingga menyebabkan paper roll menjadi berkerut ataupun terlipat. Dari histogram terlihat jelas bahwa urutan jenis kecacatan yang paling banyak terjadi pada saat produksi kertas rokok, yaitu wrinkle, cracked, hole, unstable porosity, dan dirt. Setelah diurutkan jenis kecacatannya dari yang tertinggi hingga terendah maka selanjutnya dibuat diagram pareto untuk menunjukkan permasalahan yang paling dominan dan yang perlu segera diatasi. Berdasarkan diagram pareto, jenis kecacatan tertinggi yaitu jenis kecacatan wrinkle, cracked, dan hole. Pada scatter diagram diperoleh nilai koefesien korelasi sebesar 0,0897 untuk kecacatan wrinkle, 0,3257 untuk kecacatan cracked, dan 0,3813 untuk kecacatan hole yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X jumlah kertas rokok yang diproduksi dan Y jumlah kertas rokok yang cacat. Pada peta kontrol terlihat bahwa jumlah kecacatan produk kertas rokok masih berada dalam batas kendali yang artinya bahwa banyaknya cacat yang terjadi masih dapat dikendalikan sehingga nantinya tidak akan merugikan perusahaan. Dari diagram sebab akibat dapat dianalisa beberapa faktor penyebab yang menimbulkan kecacatan produk kertas rokok, antara lain pada kecacatan wrinkle faktor penyebab terjadi kecacatannya adalah karena tidak sesuainya tekanan pada mesin embosser sehingga kertas berkerut. Selain itu, kurang telitinya operator dalam mengawasi proses produksi serta belum diterapkannya prosedur penyetingan mesin dengan benar menjadi faktor penyebab wrinkle. Pada kecacatan cracked, yang menjadi faktor penyebabnya adalah penyetingan mesin yang tidak sesuai pada dryer. Pada kecacatan hole, yang menjadi faktor penyebabnya adalah penyetingan mesin yang tidak sesuai pada wire-reel vacuum foil.

6.2 Analisis dan Pembahasan Pengendalian Kualitas dengan

Failure Mode and Effect Analysis FMEA Dari hasil FMEA diperoleh nilai Risk Priority Number RPN tertinggi yaitu 112 untuk penyebab kegagalan karena penyetingan embosser pada mesin yang tidak sesuai pada kecacatan wrinkle. Dimana ketika tekanan yang diberikan terlalu tinggi pada supply pressure nya akan mengakibatkan kertas menjadi berkerut atau terlipat. Nilai tersebut merupakan mode kegagalan paling kritis dan dijadikan sebagai prioritas pertama sehingga perlu dilakukan tindakan korektif segera. Usulan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan menyusun checklist untuk memonitor tekanan pada embosser pada mesin sebelum proses produksi dimulai sehingga kecacatan wrinkle dapat diminimisasi. Selain itu nilai Risk Priority Number RPN tertinggi yaitu 96 untuk penyebab kegagalan karena penyetingan posisi belting drive pully pada mesin dryer tidak rata pada kecacatan cracked. Kesalahan pada mesin dryer biasanya sering terjadi akibat belting yang sering bergeser tidak sesuai dengan posisinya, sehingga mengakibatkan permukaan kertas menjadi pecah-pecah. Nilai tersebut merupakan mode

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Pengembangan Sistem Pemeliharaan Mesin Dengan Pendekatan Reliability Centered Maintenance (RCM) dan Failure And Mode Effect Analysis (FMEA) Pada Pabrik Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri

11 150 124

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 9 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 1 24

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15