mutlak berpengetahuan rendah dan ibu yang berpendidikan tinggi belum tentu juga berpengetahuan luas tentang ASI eksklusif. Peningkatan pengetahuan tidak
mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
5.2.2 Hubungan Paritas terhadap ASI Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang termasuk dalam kelompok Multipara ≥2 anak ada sebanyak 63 orang 100,0, sedangkan ibu yang
memiliki 1 orang anak primipara ada sebanyak 27 orang 100,0. Sebanyak 13 ibu 20,6 memiliki anak
≥2 orang multipara dan memberikan ASI eksklusif secara baik pada anaknya, sedangkan 50 ibu 79,4 lainnya tergolong multipara
namun tidak memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif. Sebanyak 10 ibu 37,0 merupakan ibu yang memiliki 1 orang anak primipara namun telah
menyusui bayinya secara eksklusif. Sedangkan ibu primipara lainnya tidak memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya yaitu sebanyak 17 orang 63,0.
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara paritas dengan pemberian ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,102 sehingga Ho gagal ditolak,
artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas jumlah anak dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
di Kecamatan Medan Amplas. Secara naluriah setiap ibu pasca melahirkan mampu menjalankan tugasnya
untuk menyusui bayinya. Namun ada perbedaan keterampilan ibu dalam hal menyusui bayinya. Ibu dengan paritas tinggi tentu lebih unggul dalam
pengalaman menyusui bayinya, sehingga bayi dapat mendapatkan ASI secara
Universitas Sumatera Utara
optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Prihatini 2011, hasil penelitiannya menunjukkan adanya hubungan antara paritas dengan keterampilan menyusui
yang benar. Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa ibu dengan paritas yang tinggi
Multipara belum tentu menyusui bayinya secara eksklusif, walaupun keterampilan ibu dalam hal menyusui lebih unggul dibandingkan dengan ibu yang
memiliki anak pertama primipara. Hal ini kemungkinan dikarenakan kurangnya konseling cara menyusui yang benar serta konseling pentingnya ASI bagi bayi
dan ibu. 5.2.3 Hubungan Pekerjaan terhadap ASI Eksklusif
Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa ibu yang termasuk dalam kelompok bekerja secara aktif ada sebanyak 68 ibu 100,0, dan 22 ibu lainnya
100,0 tidak bekerja secara aktif. Ibu yang termasuk dalam kelompok pemberian ASI Eksklusif yang baik dan telah bekerja ada sebanyak 15 ibu
22,1, sedangkan ibu yang telah bekerja namun tidak memberikan ASInya secara eksklusif ada sebanyak 53 ibu 77,9. Sebanyak 14 ibu 63,6 tidak
memberikan ASI eksklusif secara baik dan tidak juga bekerja, sedangkan 8 ibu lainnya 36,4 tidak bekerja namun dapat memberikan ASI secara baik pada
anaknya. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pekerjaan dengan pemberian ASI
Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,181 sehingga Ho gagal ditolak, artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
bermakna antara status kerja dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kecamatan Medan Amplas.
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Susilawaty 2007, dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara ibu
yang tidak bekerja degan pemberian ASI eksklusif OR adjusted = 3,566, tingkat kepercayaan 95, CI: 1,922
– 6,616; nilai p = 0,000. Secara umum, peneliti beranggapan bahwa ibu yang bekerja pada masa
menyusui memiliki waktu yang singkat untuk bersama bayinya, sehingga ibu tidak dapat menyusui bayinya secara eksklusif. Namun hal ini tidak sesuai dengan
hasil penelitian yang didapatkan, terbukti bahwa dari 22 ibu yang tidak bekerja, hanya 8 ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif meskipun waktu yang
dimiliki ibu yang tidak bekerja lebih senggang.
5.2.4 Hubungan Pendapatan terhadap ASI Eksklusif