Rp.1.800.000,- perbulan dan tidak menyusui bayinya secara eksklusif. Sedangkan 3 ibu lainnya 15,0 memiliki pendapatan Rp.1.800.000,-perbulan
dan dapat memberikan bayinya ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pendapatan dengan pemberian
ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,282 sehingga Ho gagal ditolak, artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendapatan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kecamatan Medan Amplas.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Citrakesumasari 2011, hasil penelitiannya menunjukkan tidak terdapatnya hubungan antara
pendapatan keluarga dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p value 0,271. Sedangkan dari segi peneliti sendiri, peneliti berpendapat bahwa, semakin rendah
tingkat pendapatan ibu maka ibu semakin sulit untuk memberikan susu formula kepada bayi karena kemampuan daya beli susu formula yang rendah. Namun hasil
penelitian yang didapatkan tidak sejalan, dengan kegagalan menolak Ho maka tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara pendapatan ibu dengan
pemberian ASI eksklusif. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya faktor lain diluar faktor pendapatan itu sendiri.
5.2.5 Hubungan Pengetahuan terhadap ASI Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang termasuk dalam kelompok berpengetahuan tinggi ada sebanyak 23 orang, sedangkan yang berpengetahuan
rendah ada sebanyak 67 orag ibu. sebanyak 12 ibu 17,9 memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan dapat memberikan ASI secara eksklusif, sedangkan
Universitas Sumatera Utara
ibu yang berpengetahuan rendah lainnya ada sebanyak 55 ibu 82,1. Sebanyak 12 ibu 52,2 telah berpengetahuan tinggi namun tidak memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya. Sedangkan 11 ibu lainnya 47,8 memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang ASI Eksklusif dan telah memberikan ASInya
secara eksklusif. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pengetahuan dengan pemberian
ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,005 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95 bahwa
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di Kecamatan Medan Amplas.
Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan
kebiasaan masyarakat. Penelitian yang dilakukan Wowor, Dkk menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI. Penelitian
lainnya menunjukkan hasil penelitian bahwa sebagian besar ibu sudah mempunyai pengetahuan tentang ASImenyusui yang relatif baik. Namun pengetahuan ibu
mengenai ASI eksklusif relatif rendah. Begitu juga perilaku pemberian ASI secara eksklusif, pada umumnya mereka tidak dapat memberikan ASI secara eksklusif.
Dengan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif ini menandakan bahwa perlu adanya peningkatan
pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Perlu adanya pendidikan informal terkait pemberian ASI eksklusif. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa dari 90 ibu yang diteliti 67 diantaranya merupakan ibu
Universitas Sumatera Utara
menyusui dengan tingkat pengetahuan yang rendah, dan dari 67 ibu tersebut 55 diantaranya merupakan ibu yang tidak memberikan anaknya ASI secara eksklusif.
5.2.6 Hubungan Sikap terhadap ASI Eksklusif