Pemberian ASI Eksklusif NilaiNorma ASI

5.1.4 Pemberian ASI Eksklusif

Umumnya tindakan ibu terhadap ASI Eksklusif tergolong kedalam kategori yang tidak baik yaitu sebanyak 67 ibu 74,4, sedangkan ibu yang tergolong kedalam tindakan yang baik hanya sebanyak 23 ibu 25,6. Perilaku seseorang dalam hal pemberian ASI eksklusif sangat berkaitan dengan faktor predisposisi antara lain pengetahuan individu, sikap, kepercayaankeyakinan, nilai, dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu seperti pendidikan, pendapatan, pekerjaan dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang didapatkan, pengetahuan dan sikap ibu yang ditemukan dalam penelitian ini lebih cenderung ke arah yang kurang baik, sehingga tindakan yang muncul dalam penelitian ini lebih cenderung kepada tindakan yang kurang baik juga, yaitu lebih banyak ibu yang tergolong kedalam kategori tindakan yang tidak baik yakni tidak memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif.

5.1.5 NilaiNorma ASI

Berdasarkan hasil Penelitian, umumnya ibu memiliki aturan atau norma mengenai pemberian ASI pada bayi, beberapa aturan dan norma yang dianut ibu yakni tidak boleh makan ikan, makan makanan laut, selain itu dianjurkan untuk makan dengan porsi lebih banyak, makan tempe, perbanyak makan sayuran seperti daun katu, dan bangun-bangun agar produksi ASI banyak. Selain itu ada juga responden yang berpendapat bahwa bayi biasanya diberi gula, dan diberi bubur beras merah pada usia 3 bulan pertama. Nilai dapat dikatakan sebagai kumpulan perasaan mengenai apa yang Universitas Sumatera Utara diinginkan atau yang tidak diharapkan, mengenai apa yang boleh dilakukan atau yang tabu dilakukan. Nilai dan norma yang terkait dengan pemberian ASI secara umum terkait dengan pemahaman tentang sejauh mana makna ASI, serta memahami bahwa ASI merupakan sesuatu yang amat penting bagi kehidupan seorang bayi. Pada penelitian ini beberapa nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat masih mengarah pada norma atau aturan yang cenderung mengarah pada norma negatif, berdasarkan hasil penelitian terhadap 7 responden yaitu ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan, keseluruhan responden masih merujuk pada norma yang berlaku di masyarakat seperti memberikan gula pada bayi, memberikan makanan selain ASI kepada bayi sebelum usia bayi mencapai 6 bulan. Hal ini tidak sesuai dengan norma yang seharusnya berlaku yaitu bayi harusnya hanya diberi ASI saja secara eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI saja kepada bayi mulai ia lahir sampai berumur 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim Roesli, 2005. Dari hasil penelitian juga didapatkan bahwa Ibu mengungkapkan manfaat yang dapat diperoleh dengan menjalankan aturan atau norma seperti makan sayur dan tidak makan ikan adalah supaya ASI tidak amis, ASI lebih banyak diproduksi, ASI menjadi lebih lancar. Jika dilihat dari segi makanan ibu, maka norma yang berlaku ada yang bernilai positif dan ada juga yang negatif. Norma yang bernilai positif yaitu norma yang menganjurkan ibu untuk makan sayur agar produksi ASI lebih banyak, hal ini tidak merugikan ibu, karena sayur memang banyak Universitas Sumatera Utara mengandung vitamin yang baik untuk kesehatan ibu maupun bayinya. Hal yang dapat merugikan ibu adalah larangan makan ikan, karena ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik untuk asupan energi ibu, tidak ada hubungannya dengan ASI yang berbau amis.

5.1.6 Keyakinan Kepercayaan