36 ibu lainnya 40,0 tidak melakukan hal tersebut. Sebanyak 56 ibu 62,2 memberikan ASI hanya pada saat ibu berada di rumah dan memberikan susu
formula pada saat ibu keluar rumah atau bekerja, dan hanya 34 ibu 37,8 yang tidak melakukan hal tersebut.
Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Tindakan Ibu terhadap ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Amplas
No Kategori Tindakan
f
1 Tidak Baik Skor 0-3
67 74,4
2 Baik Skor 4-5
23 25,6
Total 90
100,0
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, Umumnya tindakan ibu terhadap ASI Eksklusif tergolong kedalam kategori yang tidak baik yaitu sebanyak 67 ibu
74,4, sedangkan ibu yang tergolong kedalam tindakan yang baik hanya sebanyak 23 ibu 25,6.
4.2.5 Gambaran Nilai atau Norma Ibu tentang ASI Eksklusif
Gambaran mengenai nilai atau norma ibu terhadap ASI Eksklusif dapat dilihat secara rinci pada Matriks 4.1 dibawah ini.
Matriks 4.1 Gambaran Nilai atau Norma Ibu tentang ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Amplas
No Soal
Jawaban Responden
1 Selama menyusui,
apakah ibu
memiliki aturan
atau norma
mengenai pemberian
ASI pada bayi?
1. Ada
2. Ada
3. Ada
4. Tidak Ada
5. Ada
6. Ada
7. Ada, tapi ada yang saya tidak ikuti
2 Sebutkan aturan
atau norma tersebut 1.
Saya tidak boleh makan-makan ikan , makanan laut, yang gitu-gitu lah
2. Porsi makan saya harus lebih banyak, saya di
kasih makan sayur bangun-bangun. 3.
Saya harus makan sayur banyak, enggak boleh makan ikan-ikan. Kadang kalau berkunjung
Universitas Sumatera Utara
anak saya dikasih gula 4.
Tidak ada 5.
Tidak boleh makan ikan, habis melahirkan saya selalu dikasih makan tempe, sayur daun
katu, supaya banyak ASI 6.
Pada saat pertama berkunjung ke rumah saudara, biasanya anak di kasih gula. Di
keluarga saya umur 3 bulan diberi bubur beras merah itu,
Kalau ASI kurang lancar, biasa dikasih bangun-bangun dan katu
7. Kalau dikeluarga saya, bayi baru lahir
berkunjung dikasi gula, tapi saya habis melahirkan sampai 6 bulan saya enggak
kemana-mana
3 Apa saja manfaat
yang ibu peroleh dengan menjalankan
aturan atau norma tersebut
1. Supaya air susu saya tidak amis.
2. ASI saya jadi lebih banyak setelah makan
sayur bangun-bangun. 3.
ASI semakin lancar, kalau makan sayur. Tapi kalau gula itu diam-diam saya buang lagi
gulanya. 4.
- 5.
Manfaatnya apa ya, enggak ada menurut saya, ASI saya memang sedikit
6. Ya, kata orang tua anak saya tambah sehat lah,
kelihatan badannya padat, gemas lihatnya. 7.
Saya enggak ikutin. 4
Apa alasan ibu untuk mematuhi
atau tidak mematuhi aturan atau norma
tersebut 1.
Ya, saya nurut saja, kan mertua yang beri tahu.
2. Karena awalnya ASI saya kurang, jadi saya
sempat kasi susu formula 3.
Kalau gula itu, saya takut saja nanti anak saya sakit. Karena kan, dioles pake tangan itu, pas
kita datang langsung dikasih, enggak cuci tangan, entah baru pegang apa kan, entah
uang, kan kotor. Makan ikan pun, saya makan juga, kan bagus
banyak vitaminnya.
4. -
5. Patuh, karena kan disuruh, terus kan dari pada
dimarahi 6.
Ya yakin saja itu bagus. 7.
Karena dari awal saya memang ingin IMD terus ASI eksklusif, mau lihat nanti besar nya
bagaimana, sehat-sehat saja kok anak saya.
Universitas Sumatera Utara
5 Sebutkan dari mana
sumber aturan atau norma tersebut ibu
peroleh 1.
Dari orang tua, mertua, keluarga-keluarga lah. 2.
Dari orang tua saya, dari mertua saya juga 3.
Dari mertua, dari ibu saya juga. 4.
- 5.
Mertua 6.
Dari ibu, dari mertua 7.
Dari keluarga, sudah adat katanya.
Berdasarkan Matriks 4.1 diatas, umumnya ibu memiliki aturan atau norma mengenai pemberian ASI pada bayi, beberapa aturan dan norma yang dianut ibu
yakni tidak boleh makan ikan, makan makanan laut, selain itu dianjurkan untuk makan dengan porsi lebih banyak, makan tempe, perbanyak makan sayuran
seperti daun katu, dan bangun-bangun agar produksi ASI banyak. Selain itu ada juga responden yang berpendapat bahwa bayi biasanya diberi gula, dan diberi
bubur beras merah pada usia 3 bulan pertama. Pernyataan ini terlihat pada jawaban responden yang mengatakan bahwa :
“Pada saat pertama berkunjung ke rumah saudara, biasanya anak di kasih gula. Di keluarga saya umur 3 bulan diberi bubur beras merah itu, Kalau ASI
kurang lancar, biasa dikasih bangun-bangun dan katu ”
Ibu mengungkapkan bahwa manfaat yang dapat diperoleh dengan menjalankan norma seperti makan sayur dan tidak makan ikan adalah supaya ASI
tidak amis, ASI lebih banyak diproduksi, ASI menjadi lebih lancar. Sedangkan pemberian gula dan beras merah dipercaya membuat anak tambah sehat, badannya
terlihat padat dan gemas. Selain itu ada juga responden yang menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
nilai dan norma yang diterapkan tentang ASI tidak memberikan manfaat apapun terhadap bayinya. Hal ini terlihat dari pernyataan responden yang mengatakan :
“Manfaatnya apa ya, enggak ada menurut saya, ASI saya memang sedikit Adapun alasan ibu mematuhi aturan atau norma tersebut yakni karena
mengikuti aturan mertua, takut dimarahi dan karena merasa ASI yang diproduksi kurang banyak”.
Sebagian responden lainnya berpendapat bahwa aturan dan norma tentang ASI tersebut bagus untuk dijalankan, selain itu ibu lainnya juga berpendapat
bahwa aturan seperti makan sayuran baik bagi ASI karena banyak mengandung vitamin. Sebagian ibu yang kurang mematuhi aturan dalam pemberian ASI
menyatakan bahwa pemberian gula pada bayi dapat membuat anak menjadi sakit karena faktor kebersihan Adapun ibu yang setuju untuk melakukan IMD Inisiasi
Menyusui Dini kemudian dilanjutkan dengan ASI Eksklusif untuk memantau kesehatan anaknya. Umumnya ibu menyatakan bahwa sumber aturan atau norma
mengenai ASI yang dilakukannya berasal dari Orang tua, mertua dan dari keluarga lainnya.
4.2.6 Gambaran Keyakinan atau Kepercayaan Ibu terhadap ASI Eksklusif