.Dampak yang ibu rasakan baik dari segi masyarakat maupun keluarga umumnya tidak ada, sebagian ibu merasa anaknya tetap sehat dan pintar. Sebagian
responden menyatakan bahwa adanya disosial seperti mertua yang sering marah dan keluarga yang menganggap ibu sombong.
4.3 Analisis Bivariat
4.3.1 Analisis Bivariat Karakteristik Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Berikut akan diuraikan hubungan karakteristik ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif meliputi pendidikan, status kerja,
paritas dan pendapatan ibu.
4.3.1.1 Hubungan Pendidikan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.8 Hubungan Pendidikan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Medan Amplas Pendidikan
Pemberian ASI Eksklusif Total
X
2
Tidak Baik Baik
n n
n
Tinggi SMA dan PT 58
71,6 23
28,4 81
100,0 0,105
Rendah SD dan SMP 9
100,0 0,0
9 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa ibu yang termasuk dalam kelompok pemberian ASI Eksklusif baik yaitu ada sebanyak 23 orang
28,4, seluruh ibu yang memberikan ASI eksklusif secara baik berasal dari pendidikan yang tinggi SMA dan PT. Sedangkan ibu yang termasuk dalam
kelompok pemberian ASI Eksklusif yang tidak baik namun telah berpendidikan tinggi SMA dan PT ada sebanyak 58 orang 71,6. Sebanyak 9 ibu lainnya
10,0 berpendidikan rendah SD dan SMP serta tidak memberikan ASI eksklusif secara baik kepada anaknya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,105 sehingga Ho gagal ditolak,
artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di
Kecamatan Medan Amplas.
4.3.1.2 Hubungan Status Kerja Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.9 Hubungan Status Kerja Ibu Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Medan Amplas Status Kerja
Pemberian ASI Eksklusif Total
X
2
Tidak Baik Baik
n n
n
Ya 53
77,9 15
22,1 68
100,0 0,181
Tidak 14
63,6 8
36,4 22
100,0 Berdasarkan Tabel 4.9 diatas, dapat diketahui bahwa ibu yang termasuk
dalam kelompok pemberian ASI Eksklusif yang baik dan telah bekerja ada sebanyak 15 ibu 22,1, sedangkan ibu yang telah bekerja namun tidak
memberikan ASInya secara eksklusif ada sebanyak 53 ibu 77,9. Sebanyak 14 ibu 63,6 tidak memberikan ASI eksklusif secara baik dan tidak juga bekerja,
sedangkan 8 ibu lainnya 36,4 tidak bekerja namun dapat memberikan ASI secara baik pada anaknya.
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pekerjaan dengan pemberian ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,181 sehingga Ho gagal ditolak,
artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara status kerja dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di
Kecamatan Medan Amplas.
Universitas Sumatera Utara
4.3.1.3 Hubungan Paritas Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.10 Hubungan Paritas Ibu Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan
Medan Amplas Paritas
Pemberian ASI Eksklusif Total
X
2
Tidak Baik Baik
n n
n
Multipara ≥2 anak 50
79,4 13
20,6 63
100,0 0,102
Primipara 1 anak 17
63,0 10
37,0 27
100,0 Berdasarkan Tabel 4.10 diatas, dapat diketahui bahwa 13 ibu 20,6
memiliki anak ≥2 orang multipara dan memberikan ASI eksklusif secara baik
pada anaknya, sedangkan 50 ibu 79,4 lainnya tergolong multipara namun tidak memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif. Sebanyak 10 ibu 37,0
merupakan ibu yang memiliki 1 orang anak primipara namun telah menyusui bayinya secara eksklusif. Sedangkan ibu primipara lainnya tidak memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya yaitu sebanyak 17 orang 63,0. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara paritas dengan pemberian ASI
Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,102 sehingga Ho gagal ditolak, artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara paritas jumlah anak dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
di Kecamatan Medan Amplas. 4.3.1.4 Hubungan Pendapatan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.11 Hubungan Pendapatan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Amplas
Pendapatan Pemberian ASI Eksklusif
Total X
2
Tidak Baik Baik
n n
n
Tidak ada 14
63,6 8
36,4 22
100,0 0,282
≥Rp.1.800.000,- 36
75,0 12
25,0 48
100,0 Rp.1.800.000,-
17 85,0
3 15,0
20 100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.11 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 14 orang ibu 63,6 tidak memiliki pendapatan dan tidak memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya, 8 ibu lainnya 36,4 tidak juga memiliki pendapatan dikarenakan tidak bekerja namun tetap memberikan bayinya ASI secara eksklusif,
sebanyak 36 ibu 75,0 memiliki pendapatan ≥Rp.1.800.000,-perbulan namun
tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya, sedangkan 12 ibu lainnya 25,0 memiliki pendapatan
≥Rp.1.800.000,-perbulan dan dapat memberikan bayinya ASI secara eksklusif. Sebanyak 17 ibu 85,0 memiliki pendapatan
Rp.1.800.000,- perbulan dan tidak menyusui bayinya secara eksklusif. Sedangkan 3 ibu lainnya 15,0 memiliki pendapatan Rp.1.800.000,-perbulan
dan dapat memberikan bayinya ASI secara eksklusif. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pendapatan dengan pemberian
ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,282 sehingga Ho gagal ditolak, artinya pada tingkat kepercayaan 95 terbukti bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendapatan dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi di
Kecamatan Medan Amplas. 4.3.2 Analisis Bivariat Perilaku Ibu yang Memiliki Bayi Usia 0-12 Bulan
terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Berikut akan diuraikan hubungan perilaku ibu yang memiliki bayi usia 0- 12 bulan terhadap pemberian ASI eksklusif meliputi pengetahuan dan sikap ibu.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2.1 Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.12 Hubungan Pengetahuan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
di Kecamatan Medan Amplas Pengetahuan
Pemberian ASI Eksklusif Total
X
2
Tidak Baik Baik
n n
n
Rendah Skor ≤7 55
82,1 12
17,9 67
100,0 0,005
Tinggi Skor 7 12
52,2 11
47,8 23
100,0 Berdasarkan Tabel 4.12 diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 12 ibu
17,9 memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan dapat memberikan ASI secara eksklusif, sedangkan ibu yang berpengetahuan rendah lainnya ada
sebanyak 55 ibu 82,1. Sebanyak 12 ibu 52,2 telah berpengetahuan tinggi namun tidak memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya. Sedangkan 11 ibu
lainnya 47,8 memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang ASI Eksklusif dan telah memberikan ASInya secara eksklusif.
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara pengetahuan dengan pemberian ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,005 0,05 sehingga Ho
ditolak, artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95 bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi di Kecamatan Medan Amplas. 4.3.2.2 Hubungan Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif
Tabel 4.13 Hubungan SIkap Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Amplas
Sikap Pemberian ASI Eksklusif
Total X
2
Tidak Baik Baik
n n
N
Negatif Skor 10-24 66
79,5 17
20,5 83
100,0 0,001
Positif Skor 25-40 1
14,3 6
85,7 7
100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.13 diatas, dapat diketahui bahwa 17 ibu 20,5 memberikan ASI secara eksklusif pada anaknya namun memiliki sikap yang
negatif terhadap pemberian ASI eksklusif, sedangkan 66 ibu 79,5 yang memiliki sikap negatif lainnya tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Sebanyak 1 orang ibu 14,3 termasuk dalam kelompok pemberian ASI Eksklusif yang tidak baik namun memiliki sikap yang positif terhadap pemberian
ASI eksklusif. Sedangkan 6 ibu sisanya 85,7 telah memiliki sikap yang positif dan juga telah menyusui bayinya secara eksklusif.
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara sikap dengan pemberian ASI Eksklusif, diperoleh nilai probabilitas P = 0,001 0,05 sehingga Ho ditolak,
artinya terbukti secara signifikan pada tingkat kepercayaan 95 bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu dengan pemberian ASI Eksklusif pada
bayi di Kecamatan Medan Amplas.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hasil Analisis Univariat 5.1.1 Karakteristik Ibu
Umur merupakan data dasar demografi yang harus tergambar dalam setiap penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki
bayi usia 0-12 bulan di Kecamatan Medan Amplas Kota Medan berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 80 orang ibu 88,9, sedangkan yang berusia 20 dan 35
tahun ada sebanyak 10 orang 11,1. Sebagian besar ibu memiliki bayi usia 0-12 bulan dan menyusui pada
rentang usia 20 sampai 35 tahun. Hal ini dikarenakan pada kurun waktu tersebut merupakan masa reproduksi yang optimal, sehingga banyak ibu yang melahirkan
dan menyusui bayinya pada masa tersebut. Peneliti beranggapan bahwa, kahamilan banyak terjadi pada kelompok usia 20-35 tahun dikarenakan umumnya
sekarang seorang wanita menikah dan hamil diusia diatas 20 tahun dan telah memiliki cukup anak diusia sekitar 30 tahun, sehingga jarang ditemukan wanita
menyusui diusia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Berdasarkan hasil analisis univariat, dapat diketahui bahwa sebanyak 63
orang ibu 70,0 memiliki 2 orang anak atau lebih Multipara, sedangkan 27 30,0 lainnya hanya memiliki 1 orang anak. Peneliti beranggapan bahwa
semakin banyak jumlah anak ibu maka ibu akan semakin terampil dalam menyusui bayinya sehingga bayi akan mendapatkan cukup ASI, selain itu
semakin banyak jumlah anak ibu maka ibu akan memiliki banyak pengalaman dan
Universitas Sumatera Utara