nilai dan norma yang diterapkan tentang ASI tidak memberikan manfaat apapun terhadap bayinya. Hal ini terlihat dari pernyataan responden yang mengatakan :
“Manfaatnya apa ya, enggak ada menurut saya, ASI saya memang sedikit Adapun alasan ibu mematuhi aturan atau norma tersebut yakni karena
mengikuti aturan mertua, takut dimarahi dan karena merasa ASI yang diproduksi kurang banyak”.
Sebagian responden lainnya berpendapat bahwa aturan dan norma tentang ASI tersebut bagus untuk dijalankan, selain itu ibu lainnya juga berpendapat
bahwa aturan seperti makan sayuran baik bagi ASI karena banyak mengandung vitamin. Sebagian ibu yang kurang mematuhi aturan dalam pemberian ASI
menyatakan bahwa pemberian gula pada bayi dapat membuat anak menjadi sakit karena faktor kebersihan Adapun ibu yang setuju untuk melakukan IMD Inisiasi
Menyusui Dini kemudian dilanjutkan dengan ASI Eksklusif untuk memantau kesehatan anaknya. Umumnya ibu menyatakan bahwa sumber aturan atau norma
mengenai ASI yang dilakukannya berasal dari Orang tua, mertua dan dari keluarga lainnya.
4.2.6 Gambaran Keyakinan atau Kepercayaan Ibu terhadap ASI Eksklusif
Gambaran mengenai keyakinan atau kepercayaan ibu terhadap ASI Eksklusif dapat dilihat secara rinci pada Matriks 4.2 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Matriks 4.2 Gambaran Keyakinan atau Kepercayaan Ibu tentang ASI Eksklusif di Kecamatan Medan Amplas
No Soal
Jawaban Responden
1 Apa saja yang ibu
yakini selama menyusui agar ASI
tetap sehat dan lancar juga hal yang
menghambat kelancaran ASI
1. Supaya lancar biasanya makan tempe,
sayurnya daun katu. 2.
Kalau orang tua saya bilang makan banyaklah, makan sayur, sayur bangun-
bangun, banyak minum air putih. 3.
Supaya lancar, mertua saya ngajarin saya makan sayur bangun-bangun. Lancar ASI
saya banyak. 4.
Minum vitamin untuk ASI itu 5.
Enggak ada sebenarnya, buktinya sudah makan katu setiap hari, ASI nya tetap saja
sedikit 6.
Supaya lancar, saya makan sayur daun katu, terus, ada juga saya dikasih nira, saya pernah
minum sekali. 7.
Saya minum susu, vitamin. 2
Darimana ibu memperoleh
keyakinan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pemberian ASI
Eksklusif baik berupa anjuran atau larangan
yang harus dipatuhi 1.
Dari mertua saya, ibu saya juga 2.
Dari orang tua, dari mertua juga. 3.
Dari mertua, dari orang tua. 4.
Dari teman-teman, tetangga. Mungkin karena orang tua dan mertua saya tidak ada lagi.
5. Dari mertua
6. Dari mertua saya, dari ibu saya juga
7. Dari mana ya, kan sering baca, sering lihat di
TV juga. 3
Apakah ibu yakin ASI saja cukup untuk
memenuhi kebutuhan bayi?mengapa?
1. Enggak, karena kadang nangis juga, rewel,
lapar, dikasih makan, terus diam. 2.
Cukup sampai usia 2 bulan, setelah itu saya beri tambahan.
3. Yakin, cukuplah, kan banyak ASI nya
4. Enggak, sudah 3 bulan, sudah besar saya kasi
makan bubur 5.
Tidak, karena ASI saya kurang, ya campur formula lah
6. Enggak, takutnya kurang kalau sampai 6
bulan, 3 bulan lah saya kasih makanan, kalau mertua saya dan ibu saya mau kasi makan
pas 1 bulan pun.
Universitas Sumatera Utara
7. Yakin, kan sudah teruji, sudah banyak yang
buktikan, dokter pun kan anjurannya begitu. 4
Bagaimana cara ibu menanggapi anjuran
atau larangan selama pemberian ASI
1. Ya ikut saja lah, kan supaya baik sih orang
tua memberi tahu. 2.
Karena saya yakin juga, dan karena orang tua lebih pengalaman, ya saya ikuti saja.
3. Ya pandai-pandai lah, supaya enggak ikutin
apa yang tidak cocok dirasa 4.
Ya enggak ada, enggak ada yang larang saya 5.
Ya ikutin saja, tapi karena ASI nya kurang ya bagaimana. Harus tambah susu formula
juga 6.
Ya kalau masih wajar ya saya ikutin. 7.
Ya di pilah-pilah lah yang baik untuk anak 5
Jelaskan dampak yang ibu rasakan baik
dari segi masyarakat maupun keluarga
1. Dampaknya ya, anak saya sehat-sehat saja
kok, paling batuk pilek saja nya penyakitnya, itu kan biasa. Tapi enggak sampai opname
lah.
2. Dampaknya ya ini, anak saya sehat-sehat.
Pintar lah mudah-mudahan, masih 10 bulan sudah bisa jalan.
3. Ya, karena saya enggak mau ngasih makan
anak saya pas umur 3 bulan, ya mertua saya agak marah juga, tapi saya jawab senyum
saja.
4. Tidak ada dampak apa-apa sih, kadang
cengeng kali, ya lapar mungkin, saya kasih bubur, diam, enggak cengeng.
5. Memang karena enggak ASI itu, habis lah
duit beli susu. Mertua saya marah , nyuruh saya kasih bubur nasi, Cuma saya belum
berani, paling kasih pisanglah, udah 6 bulan baru kasih bubur promina.
6. Dampaknya, ya, saya lihat anak-anak
saudara saya, sehat-sehat, pintar-pintar. 7.
Kalau dari keluarga, saya dikira sombong, karena enggak pernah bawa anak saya pas
belum 6 bulan, saya titipin saya teman saya, kebetulan ASI saya banyak, saya pompa.
Terus jadinya saya kalau kemana-mana cepat pulang, kasihan anak saya. Sudah 6 bulan
baru saya ikutin mama saya, beras merah itu digiling, itulah makanannya.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Matriks 4.2 diatas, umumnya ibu yakin agar ASI tetap sehat dan lancar maka harus perbanyak makan tempe, serta makan sayuran seperti katu
dan bangun-bangun, selain itu perbanyak makan dan minum air putih juga diyakini dapat memperlancar ASI, sebagian ibu lainnya juga berpendapat bahwa
minum vitamin, susu dan air nira dapat membuat ASI sehat dan dapat memperlancar produksi ASI.
“Saya minum susu, vitamin”.
Umumnya ibu memperoleh keyakinan dari mertua, orangtua, teman dan tetangga mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI Eksklusif
baik berupa anjuran ataupun larangan yang harus dipatuhi. Sebagian ibu lainnya memperoleh informasi melalui media cetak dan elektronik seperti televisi.
Sebagian ibu yakin ASI saja cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, tetapi sebagian lagi merasa tidak yakin dengan hal tersebut karena bayi dirasa
lebih rewel dan cepat lapar. Beberapa ibu memberikan makanan tambahan serta susu formula ketika usia bayi 6 bulan pertamanya. Cara ibu dalam menanggapi
anjuran atau larangan pemberian ASI, umumnya ibu lebih memilih menuruti anjuran atau larangan orangtua, namun sebagian ibu tidak langsung menerima hal
tersebut melainkan memilah-milah anjuran dan larangan yang baik untuk anak.
“Dampaknya ya, anak saya sehat-sehat saja kok, paling batuk pilek saja nya penyakitnya, itu kan biasa Tapi enggak sampai opname lah
”.
Universitas Sumatera Utara
.Dampak yang ibu rasakan baik dari segi masyarakat maupun keluarga umumnya tidak ada, sebagian ibu merasa anaknya tetap sehat dan pintar. Sebagian
responden menyatakan bahwa adanya disosial seperti mertua yang sering marah dan keluarga yang menganggap ibu sombong.
4.3 Analisis Bivariat