Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

Sistem pengolahan air kolam renang diberlakukan untuk kolam renang yang tipe pertukaran airnya merupakan tipe resirkulasi, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe pertukaran air kolam renang pada keempat kolam renang pada dasarnya sama, yaitu dengan menggunakan sistem pertukaran air tipe resirkulasi, dimana air kolam yang sudah digunakan akan kembali di alirkan ke dalam kolam renang setelah mengalami beberapa proses pengolahan air. Tipe resirkulasi dianggap sebagai cara yang paling memungkinkan untuk dilakukan, karena lokasi kolam renang yang berada jauh dari sumber air, karena itu tidak memungkinkan untuk dilakukan sistem dengan tipe pertukaran air yang lain yang membutuhkan jumlah air bersih yang cukup banyak. Selain dianggap lebih mudah dilakukan, tipe resirkulasi juga dapat lebih meringankan biaya operasional kolam renang. Sistem pengolahan air dengan sistem pertukaran air tipe resirkulasi dibedakan menjadi 2 sistem sesuai dengan bentuk dan model kolam renang yang dikenal dengan sistem skimmer dan overflow. Sistem pengolahan air pada keempat kolam renang yang menjadi lokasi penelitian pada dasarnya melalui proses yang sama, sedikit perbedaan dapat kita ketahui pada kolam renang C, kolam renang ini merupakan kolam renang sistem overflow yaitu kolam renang yang air kolamnya melimpah pada sisi – sisi kolam renang. dengan tipe ini kolam renang C memerlukan penggunaan balancing tank yang akan menjadi tempat pengumpulan air yang meluap dari tiap sisi dinding kolam renang. Setelah itu air 77 Universitas Sumatera Utara akan dialirkan menuju sand filter yang kemudian akan dipompakan kembali kedalam kolam melalui inlet. Kolam renang A, B dan D merupakan kolam renang dengan sistem skimmer yaitu kolam renang yang air kolamnya tidak melimpah keluar dari kolam karena tingginya air kolam renang berada dibawah bagian dinding tertinggi kolam renang. Kolam renang dengan sistem skimmer ini tidak membutuhkan balancing tank , namun kolam renang dengan sistem skimmer tetap membutuhkan sebuah bak penampungan yang dikenal dengan bak control skimmer box yang menjadi tempat penampungan air yang telah dihisap melalui lubang skimmer yang berada tepat sejajar dengan permukaan air kolam renang kolam renang. Bak penampungan bak kontrol ini juga berfungsi untuk menjadi tempat pemisah sampah – sampah dan kotoran yang mengapung yang ikut masuk melalui lubang skimmer kolam renang agar tidak masuk ke dalam bak penampungan akhir yang dilengkapi dengan saringan pasir sand filter. Kolam renang A, B, C dan D dalam pelaksanaan sistem pengolahan airnya sudah sesuai dengan sistem pengolahan air yang seharusnya, demikian halnya dengan pemberian desinfektan dan bahan kimia untuk pengolahan air kolam renang sudah sesuai dengan aturan sistem pengolahan air kolam renang yang ada untuk memaksimalkan kualitas air yang dihasilkan dalam sistem pengolahan air yang telah dilakukan. Pihak pengelola kolam renang memberikan jumlah kaporit yang berbeda pada tiap kolam renang, jumlah kaporit yang diberikan sudah merupakan jumlah yang biasa diberikan oleh pihak pengelola kolam renang tentunya setelah dilakukan pemeriksaan kualitas air dan ditemukan jumlah kaporit yang sesuai Universitas Sumatera Utara untuk mendesifektan air kolam renang. Kolam renang A, kolam renang B dan D melakukan penambahan jumlah kaporit, yaitu 2 sampai 3 kali lipat dari jumlah kaporit yang biasa diberikan. Adapun penambahan ini dilakukan apabila pengunjung sedang sangat ramai di akhir pekan ataupun di hari libur, berbeda dengan ketiga kolam renang tersebut, Kolam renang C tidak pernah memberikan jumlah dosis yang berbeda dari jumlah yang biasa dilakukan, hal ini disebabkan tidak pernah terjadi pelonjakan jumlah pengunjung yang terlalu signifikan sehingga dianggap tidak terlalu diperlukan penambahan jumlah desinfektan dan bahan kima untuk pengolahan air. Kaporit dan bahan kimia lainnya tersebut dapat diberikan melalui bak kontrol agar desinfektan dan bahan kimia yang diberikan dapat merata di air kolam ketika akan dipompakan menuju inlet kolam renang, namun pada praktek dilapangan pihak pengelola kolam renang memberikan kaporit sebagai desinfektan dan bahan kimia lainnya seperti tawas, HCl, terusi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas air kolam renang langsung ke dalam air kolam renang, sehingga kemungkinan bahan kimia yang telah diberikan tidak merata pada seluruh air kolam renang. Setelah rangkaian sistem pengolahan air yang dilakukan setiap harinya di kolam renang yang menjadi lokasi penelitian, hasil laboratorium menunjukkan ada beberapa parameter air yang belum memenuhi syarat sesuai dengan syarat Permenkes No.416MENKESPERIX1990, sehingga tetap diperlukan perbaikan dalam beberapa cara pada sistem pengolahan air kolam renang, secara khusus adanya pemeriksaan dosis desinfektan dan bahan kimia yang benar – benar sesuai untuk kualitas air kolam renang yang baik dan sesuai baku mutu yag ditetapkan. Universitas Sumatera Utara Cara pemberian desinfektan dan bahan kimia juga harus diperhatikan agar merata di seluruh bagian kolam renang, demikian juga dengan waktu pemberian bahan kimia, secara khusus kaporit yang dapat menguap akibat paparan sinar matahari, perlu dilakukan pemeriksaan berkala dalam sehari agar memastikan sisa khlor di air kolam renang sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan untuk memaksimalkan proses desinfeksi. Sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Setiayati, Ika Nining 2004 yang dilakukan di kolam renang Umbang Tirta Yogyakarta bahwa kadar sisa khlor pada kolam renang 75 dipengaruhi oleh jumlah pengunjung, dan 25 dipengaruhi oleh faktor lain seperti : sinar matahari, waktu kontak, suhu air, pH, mikroorganisme dan jumlah khlor aktif yang ada. Proses yang terjadi dalam sistem pengolahan yang dilakukan oleh pihak pengelola kolam renang dimaksudkan untuk menjaga agar kualitas air kolam renang tetap baik. Air merupakan salah satu media yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan penyakit kulit, karena itu baik kualitas fisik, kimiawi dan mikrobiologi air kolam renang harus tetap baik dan sesuai dengan syarat Permenkes No.416MENKESPERIX1990.

5.2 Kualitas Air Kolam Renang