Kualitas Fisik Kualitas Kimiawi

2.4.1 Kualitas Fisik

1. Bau

Air kolam renang yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau yang mengganggu. Biasanya bau disebabkan oleh bahan – bahan organik yang dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti phenol, jika air berbau maka akan mengganggu estetika. 2. Benda Terapung Air kolam renang yang memenuhi standar harus bebas dari benda – benda terapung. Biasanya benda – benda terapung disebabkan oleh sampah disekitar kolam renang.

3. Kejernihan

Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan meletakkan piringan sechi pada dasar kolam yang terdalam dan dapat dilihat dari tepi kolam pada jarak lurus 7 meter.Kejernihan air dapat dipengaruhi oleh banyaknya zat padat yang tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun organik yang menyebabkan kekeruhan pada air. Zat organik dapat menjadi makanan bakteri yang ada pada air, sehingga mendukung perkembangbiakannya. Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang berkembangbiak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruhan air. Air yang keruh akan sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba tersebut pathogen Soemirat, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Kualitas Kimiawi

Adanya permasalahan seperti senyawa – senyawa kimia yang beracun, perubahan warna, rasa dan bau, serta reaksi – reaksi kimia yang tidak diharapkan menyebabkan diperlukannya standar kualitas air. Standar kualitas air memberikan batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan diperbolehkan bagi berbagai parameter kimia, pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur – unsur tersebut dalam air akan memberikan pengaruh – pengaruh negative, baik bagi kesehatan maupun sipemakainya Suriawiria, 2003. 1. Aluminium Aluminium Al adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan. Sumber alamiah Al terutama adalah bauxite dan cryolit. Dalam dosis yang tinggi Al dapat menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu akan diakumulasikan di dalam paru – paru, selain itu Al juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput lendir dan saluran pernafasan Soemirat, 2009. Dalam air kolam renang keberadaan Al disebabkan oleh penggunaan bahan kimia Tawas KAlSO 4 2. 12H 2 O yang berfungsi sebagai koagulan. 2. Kesadahan CaSO3 Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa. Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh Calcium, Magnesium, Strontium dan Ferum. Masalah yang mungkin timbul adalah sulitnya sabun membusa Soemirat, 2009. Universitas Sumatera Utara 3. Oksigen O2 Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terabsorbsi yang tidak sesuai standar dapat mengakibatkan bakteri kuman yang ada dalam air berkembang sehingga dapat menginfeksi di dalam tubuh jika tertelan Depkes RI, 1996. 4. pH pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa sesuatu larutan Sutrisno, 2004. Sesuai dengan standar kualitas air kolam renang, pH air kolam renang berada pada nilai 6,5 – 8,5. Bila pH air lebih kecil atau lebih besar dari 6,5 – 8,5 akan menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan proses desinfeksi yang dilakukan pada air kolam renang dan juga dapat menyebabkan korosi pada pipa – pipa air kolam renang. Menurut Soemirat 2009 air merupakan bahan pelarut yang sangat baik, dengan pH yang tidak netral air dapat melarutkan berbagai element kimia yang dilaluinya. 5. Sisa Chlor Bila jumlah khlor yang ditambahkan cukup banyak dan tidak semuanya dihancurkan atau diikat maka bagian lain akan tetap tinggal bebas dalam air, bentuk ini disebut sisa khlor bebas atau khlor bebas. Persyaratan sisa khlor untuk air kolam renang yaitu 0,2 – 0,5 mgliter. Apabila sisa khlor dalam air berlebih maka dapat berikatan dengan ion natrium sehingga menimbulkan Universitas Sumatera Utara rasa asin dan merusak pipa – pipa air kolam. Sebaliknya jika sisa khlor air kurang, maka tidak dapat membunuh bakteri dalam air sehingga menjadi penyebab tersebarnya penyakit melalui air yang didistribusikan Depkes RI, 1991. 6. Tembaga Cu Tembaga Cu sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia. Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala gastro-intestinal, mengganggu system saraf pusat, kerusakan ginjal dan hati, muntaber, pusing kepala, anemia, kramp, konvulsi, shock, dan dapat meninggal. Dalam dosis rendah dalam air, Cu dapat menyebabkan kesat, perubahan warna, serta korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur Soemirat, 2009. Cu sering digunakan sebagai desinfektan dalam bentuk CuSO 4 yaitu terusi . Senyawa CuSO 4 selanjutnya akan mengalami akumulasi, dan karena adanya paparan sinar matahari akan mengakibatkan naiknya suhu air, hal ini mengakibatkan aktifnya logam Cu yang bersifat toksik Irawan, 1994.

2.4.3 Kualitas Mikrobiologi