Pemeriksaan Parameter Fisika Air Kolam Renang Pemeriksaan Parameter Kimiawi Air Kolam Renang

8. Umur adalah lamanya responden hidup sejak lahir sampai ulang tahun terakhir pada saat melakukan penelitian dalam tahun. 9. Jenis kelamin adalah jenis kelamin responden apakah responden pria atau wanita. 10. Jangka waktu penggunaan kolam renang adalah jumlah kehadiran responden berenang di kolam renang dalam satu bulan atau dalam setahun.

3.6 Pelaksanaan Penelitian

Sampel air kolam renang diambil pada 1 titik pengambilan karena pada dasarnya kualitas air kolam renang bersifat homogen pada setiap sudut kolam renang. pengambilan sampel dilakukan dengan cara pengambilan sampel yang sesuai dengan prosedur pengambilan sampel. Sampel kemudian diperiksa di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit BTKLPP .

3.6.1 Pemeriksaan Parameter Fisika Air Kolam Renang

1. Bau : Air kolam renang bebas dari yang mengganggu 2. Benda Terapung : Air kolam renang bebas dari benda terapung 3. Kejernihan : Penilaian terhadap kejernihan air kolam renang dilakukan dengan meletakkan piringan sechi pada dasar kolam yang terdalam, air dinilai jernih apabila piringan sechi dapat terlihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7 m.

3.6.2 Pemeriksaan Parameter Kimiawi Air Kolam Renang

1. Aluminium Analisa Al di lakukan dengan metode : Standard Method 19 th ed. 1995 Bahan : Universitas Sumatera Utara 1. Larutan Standar Al 1000 mgL 2. Air suling 3. Asam Nitrat, HNO 3 pekat 4. Kertas saring 5. Gas Argon Peralatan : 1. Inductively Couple Plasma ICP 2. Pemanas Listrik 3. Pipet volume 3, 5, 10, 25 ml 4. Labu ukur 1000 ml 5. Corong 6. Erlenmeyer 250 ml Persiapan Sampel : a. Pengujian Aluminium Terlarut 1. Saring sampel sebanyak 50 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml 2. Filtrat hasil saringan siap untuk diuji b. Pengujian Aluminium Total 1. Masukkan 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml 2. Tambahkan 5 ml HNO3 pekat dan panaskan perlahan – lahan sampai sisa volumenya 15- 20 ml 3. Tambahkan lagi 5 ml HNO3 pekat, tutup Erlenmeyer dengan kaca arloji dan panaskan lagi. Universitas Sumatera Utara 4. Lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logam larut, yang terlihat dari warna endapan dalam sampel menjadi agak putihjernih 5. Tambahkan lagi 2 ml HNO3 pekat dan panaskan kira – kira 10 menit 6. Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam Erlenmeyer 7. Sampel siap untuk di uji. Pembuatan Larutan Baku Alumunium a. Pembuatan Larutan Baku Alumunium 5 mgL 1. Pipet 5 ml larutan baku Al 1000mgL ke dalam labu ukur 1000 ml 2. Tambahkan Air Suling sampai tepat tanda tera b. Pembuatan Larutan Kerja Alumunium 1. Pipet 0, 3, 5, 10, 15, 25 ml larutan baku Al 5 mgL ke dalam labu ukur 1000 ml 2. Tambahkan air suling sampai tepat tanda tera sehingga diperoleh kadar Alumunium 0 ; 0.015 ; 0.025 ; 0.050 ; 0.075 ; 0.125 mgL 3. Masukkan masing – masing larutan kerja tersebut ke dalam Erlenmeyer 250 ml Prosedur Analisa a. Atur alat ICP dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar Alumunium b. Isapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat. c. Catat konsentrasi masing – masing sampel yang terbaca di layar komputer. 2. Oksigen Terabsorbsi Universitas Sumatera Utara Analisa Oksigen Terabsorbsi dilakukan dengan metode : SNI 06-6989.14- 2004 Bahan : 1. Mangan Sulfat, MnSO 4 .4H 2 O ; MnSO 4 .2H 2 O atau MnSO 4 .H 2 O 2. Air suling 3. Natrium Hidroksida, NaOH atau Kalium Hidroksida, KOH 4. Natrium Iodida, NaI atau Kalium Iodida, KI 5. Amilum Kanji 6. Natrium Azida, NaN 3 7. Asam salisilat 8. Asam sulfat , H2SO4 pekat 9. Sodium thiosulfat, Na 2 S 2 O 3 .5H 2 O 10. Kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7 Bahan : 1. Botol winkler 250 ml atau 300 ml 2. Buret 25 ml 3. Pipet volume 5 ml, 10 ml, dan 50 ml 4. Pipet ukur 5 ml 5. Erlenmeyer 125 ml 6. Gelas piala 400 ml 7. Labu ukur 1000 ml Prosedur Analisa 1. Ambil sampel yang sudah disiapkan Universitas Sumatera Utara 2. Tambahkan 1 ml MnSO 4 dan 1 ml alkali iodida azida dengan ujung pipet tepat di atas permukaan larutan 3. Tutup segera dan homogenkan hingga terbentuk gumpalan sempurna 4. Biarkan gumpalan mengendap 5 menit sampai dengan 10 menit 5. Tambahkan 2 ml H 2 SO 4 pekat, tutup dan homogenkan hingga endapan larut sempurna 6. Pipet 50 ml, masukkan ke dalam Erlenmeyer 150 ml 7. Titrasi dengan Na 2 S 2 O 3 dengan indikator amilum kanji sampai warna biru tepat hilang 3. Derajat Keasaman pH Analisa derajat keasaman menggunakan metode : SNI 06-6989.11-2004 Bahan : 1. Larutan penyangga pH 4, 7, dan 10 2. Air suling Peralatan : 1. pH meter 2. Tisu 3. Gelas ukur Prosedur Analisa 1. pH meter dibilas dengan air suling 2. pH meter dibilas dengan sampel 3. Hidupkan pH meter, dan celupkan ke dalam gelas ukur yang telah berisi sampel. Pastikan bagian elektroda dari pH meter terendam sampel 4. Tunggu sampai pembacaan pada pH meter menunjukkan angka yang stabil Universitas Sumatera Utara 5. Catat hasil pembacaan, matikan alat pH meter 6. Bilas pH meter dengan air suling dan keringkan dengan kertas tisu 4. Klor Bebas Cl 2 Analisa klor bebas Cl 2 menggunakan metode : Spektrofotometri Bahan : 1. Air Suling 2. DPD Free Chlorine Powder Pillow Peralatan : Spektrofotometer UV- vis DR 4000 HACH Prosedur Analisa 1. Pilih program analisa untuk free chlorine atau dengan menekan angka 1470 2. Layar spektrofotometer akan menampilkan tulisan : HACH PROGRAM : 1470 Chlorine, DPD – HR 3. Isi kuvet dengan 10 ml sampel sebagai blanko 4. Masukkan kuvet yang berisi blanko tersebut ke dalam spektrofotometer, tutup dan tekan tombol ZERO 5. Isi kuvet yang kedua dengan 10 ml sampel 6. Tambahkan 1 bungkus DPD Free Chlorine Powder Pillow, kocok selama 20 detik untuk pencampuran sempurna 7. Segera keluarkan kuvet yang berisi blanko tadi, dan ganti dengan kuvet yang berisi sampel. Tutup dan baca konsentrasi klor bebas yang terbaca di layar spektrofotometer. 5. Tembaga Cu Universitas Sumatera Utara Analisa Tembaga Cu menggunakan metode : Standard Method 19 th ed. 1995 Bahan : 1. Larutan standar tembaga 1000mgl 2. Air suling 3. Asam Nitrat, HNO 3 pekat 4. Kertas saring 5. Gas Argon Peralatan : 1. Inductively Couple Plasma ICP 2. Pemanas listrik 3. Pipet volume 3, 5, 10, 25 ml 4. Labu ukur 1000 ml 5. Corong 6. Erlenmeyer 250 ml Persiapan Sampel a. Pengujian Tembaga Terlarut 1. Saring sampel sebanyak 50 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml 2. Filtrate hasil saringan siap untuk diuji b. Pengujian Tembaga Total 1. Masukkan 50 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 250 ml 2. Tambahkan 5 ml HNO 3 pekat dan panaskan perlahan – lahan sampai sisa volumenya 15 – 20 ml Universitas Sumatera Utara 3. Tambahkan lagi 5 ml HNO 3 pekat, tutup erlenmeyer dengan kaca arloji dan panaskan lagi 6. Kesadahan CaCO 3 Analisa kesadahan menggunakan metode : SNI 06-6989.12-2004 Bahan : 1. Indikator Eriochrome Black T EBT 2. Larutan penyangga pH 10 ± 0.1 3. Larutan standar Kalsium Karbonat CaCO 3 0.01 M 4. Larutan baku Dinatrium Etilen Tetra Asetat Dihidrat 0.01 M Peralatan : 1. Buret 50 ml 2. Labu Erlenmeyer 250 dan 500 ml 3. Labu ukur 250 ml dan 1000 ml 4. Gelas ukur 100 ml 5. Pipet volume 10 dan 50 ml 6. Pipet ukur 10 ml 7. pH meter 8. Pemanas listrik 9. Neraca listrik 10. Neraca analitik 11. Gelas arloji 12. Mortir Prosedur Analisa Universitas Sumatera Utara 1. Ambil 25 ml sampel, masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml, encerkan dengan air suling sampai volume 50 ml 2. Tambahkan 1 ml sd 2 ml larutan penyangga pH 10 ± 0.1 3. Tambahkan seujung spatula 30mg sd 50 mg indicator EBT 4. Lakukan titrasi dengan larutan baku Na 2 EDTA 0.01 M secara perlahan sampai terjadi perubahan warna merah keunguan menjadi biru 5. Catat volume larutan baku Na 2 EDTA yang digunakan 6. Apabila larutan Na 2 EDTA yang dibutuhkan untuk titrasi lebih dari 15 ml, encerkan sampel dengan airsuling dan ulangi langkah 1 sd 5.

3.6.3 Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi Air Kolam Renang