73
4.2.6 Jenis Bantuan Zakat Produktif
BAZNAS SU menyalurkan zakat produktif dalam bentuk uang tunai dan barang modal. Namun dalam penelitian ini, Secara keseluruhan, jenis bantuan
yang diterima responden sebagai mustahiq zakat produktif di Kota Medan adalah dalam bentuk uang tunai. Artinya, responden lebih membutuhkan uang tunai
untuk mendukung kegiatan produktifnya. Dengan uang tunai, responden dapat menggunakannya untuk keperluan kegiatan produktif dalam bentuk yang berbeda-
beda sesuai dengan kemampuannya.
4.2.7 Jumlah dan Tingkat Kecukupan Zakat Produktif yang Diterima
Berikut akan dipaparkan jumlah dan tingkat kecukupan zakat produktif yang diterima oleh responden sebagai mustahiq di Kota Medan
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah dan Tingkat Kecukupan
Zakat Produktif yang Diterima Jumlah Zakat
Produktif yang Diterima
Keterangan Tingkat Kecukupan
Total Cukup
Kurang
500 ribu Jumlah
1 1
Presentase 2,7
0,0 2,7
500 ribu – 1 juta Jumlah
5 15
20 Presentase
13,5 40,5
54,1 1,1 juta – 3 juta
Jumlah 4
3 7
Presentase 10,8
8,1 18,9
3,1 juta – 5 juta Jumlah
3 3
Presentase 0,0
8,1 8,1
5 juta Jumlah
6 6
Presentase 16,2
0,0 16,2
Total Jumlah
16 21
37 Presentase
43,2 56,8
100,0
Sumber : Data Primer 2014.
Berdasarkan data antara jumlah zakat produktif yang diterima dengan tingkat kecukupannya, terlihat bahwa jumlah zakat produktif paling banyak
Universitas Sumatera Utara
74 diterima dalam bentuk pinjaman tanpa bunga dalam jumlah Rp 500.000 – Rp
1.000.000 adalah yang paling banyak, dengan jumlah responden sebanyak 20 responden 54,1, dimana pada tingkat kecukupan “cukup” sebanyak 5
responden, tingkat kecukupan “kurang” sebanyak 15 responden, dan tidak terdapat responden pada tingkat kecukupan “sangat cukup”. Namun pada jumlah
ini pula tingkat kecukupan “kurang” paling banyak dijumpai. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah zakat produktif pada jumlah tersebut kurang
mendukung perkembangan usaha yang dimiliki responden sehingga responden merasa jumlah tersebut masih dalam kategori kurang. Selain itu, hal ini juga
menunjukkan bahwa responden sebagai mustahiq zakat produktif melakukan pinjaman yang pertama kali, sehingga dana yang disalurkan masih dalam jumlah
yang relatif sedikit. Selanjutnya disusul dengan jumlah zakat produktif Rp 5.000.000 diperoleh 6 responden 16,2 dengan tingkat kecukupan “cukup”
pada semua respondennya. Jumlah zakat produktif Rp 1.100.000 - Rp 3.000.000 diperoleh 7 responden 18,9 dengan responden pada tingkat kecukupan
“cukup” sebanyak 4 responden dan pada tingkat kecukupan “kurang” sebanyak 3 responden. Jumlah zakat produktif Rp 3.100.000 – Rp 5.000.000 diperoleh 3
responden 8,1 dimana keseluruhan responden menyatakan pada tingkat kecukupan “kurang”. Kemudian pada jumlah zakat produktif Rp 500.000
diperoleh 2 responden 5,4 dimana pada tingkat kecukupan “cukup” terdapat 1 responden dan pada tingkat kecukupan “kurang” terdapat 1 responden. Jumlah
zakat produktif Rp 2.100.000 – Rp 3.000.000 dengan 1 responden 2,7 pada tingkat kecukupan “cukup”. Namun dalam penelitian ini tidak ditemukan
Universitas Sumatera Utara
75 responden yang memberikan tanggapan “sangat cukup” terhadap zakat produktif
yang diterima, sehingga dapat dikatakan jumlah zakat produktif yang disalurkan oleh BAZNAS SU kepada mustahiq masih relatif kurang.
Berdasarkan penjelasan data di atas, dapat disimpulkan bahwa zakat produktif yang diterima terbanyak adalah pada jumlah Rp 500.000 – Rp
1.000.000. Tingkat kecukupan “kurang” merupakan tingkat kecukupan terbanyak dan terdapat pada jumlah zakat produktif Rp 500.000 – Rp 1.000.000. Selain itu,
tingkat kecukupan tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah zakat produktif yang diterima tetapi juga dapat dipengaruhi oleh jenis usaha yang dimiliki oleh
responden. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang bervariasi pada setiap kategori tingkap kecukupan di tiap jumlah zakat produktif yang diterima.
4.2.8 Tanggapan Responden Terhadap Manfaat Zakat Produktif dalam Peningkatan Perekonomian Keluarga dan Frekuensi Menerima Zakat
Produktif
Zakat Produktif yang disalurkan oleh BAZNAS SU tentunya memberikan pengaruh terhadap perekonomian mustahiqnya. Adanya peningkatan
perekonomian mustahiq dapat menunjukkan bahwa kinerja BAZNAS SU dalam menyalurkan zakat produktif dan adanya pengawasan terhadap mustahiq sudah
tepat dan efektif sehingga mustahiq merasakan manfaat yang nyata dari zakat produktif tersebut. Selain itu, frekuensi menerima zakat produktif juga
mempengaruhi perekonomian mustahiq. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden sebagai mustahiq dana
produktif di Kota Medan, berikut frekuensi responden menerima zakat produktif
Universitas Sumatera Utara
76 dan tanggapan responden terhadap manfaat zakat produktif dalam peningkatan
perekonomian keluarga pada Tabel 4.6 :
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Manfaat Zakat Produktif dan Frekuensi
Menerima Zakat Produktif Tanggapan Responden
Terhadap Manfaat Zakat Produktif
Keterangan Frekuensi Menerima
Total 1
2 3
Sangat Bermanfaat Jumlah
6 3
1 10
dari baris 60,0
30,0 10,0
100,0 dari kolom
23,1 42,9
25,0 27,0
dari total 16,2
8,1 2,7
27,0
Bermanfaat Jumlah
14 2
3 19
dari baris 73,7
10,5 15,8
100,0 dari kolom
53,8 28,6
75,0 51,4
dari total 37,8
5,4 8,1
51,4
Cukup Bermanfaat Jumlah
3 1
4 dari baris
75,0 25,0
0,0 100,0
dari kolom 11,5
14,3 0,0
10,8 dari total
8,1 2,7
0,0 10,8
Kurang Bermanfaat Jumlah
2 1
3 dari baris
66,7 33,3
0,0 100,0
dari kolom 7,7
14,3 0,0
8,1 dari total
5,4 2,7
0,0 8,1
Tidak Bermanfaat Jumlah
1 1
dari baris 100,0
0,0 0,0
100,0 dari kolom
3,8 0,0
0,0 2,7
dari total 2,7
0,0 0,0
2,7
Total Jumlah
26 7
4 37
dari baris 70,3
18,9 10,8
100,0 dari
kolom 100,0
100,0 100,
100,0 dari total
70,3 18,9
10,8 100,0
Sumber : Data Primer 2014.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, diketahui sebanyak 19 responden 51,4 memberikan tanggapan “bermanfaat” terhadap zakat produktif yang diterima
Universitas Sumatera Utara
77 dimana terdapat 14 responden dengan frekuensi menerima zakat produktif 1 kali,
2 responden dengan frekuensi 2 kali, dan 3 responden dengan frekuensi 3 kali. Frekuensi menerima zakat produktif 1 kali adalah frekuensi menerima terbanyak
dengan jumlah responden sebanyak 26 70,3 dimana terdapat 14 responden yang memberikan tanggapan “bermanfaat” terhadap zakat produktif yang
diterima. Hasil paparan tabel di atas dapat dilihat tanggapan-tanggapan responden yang berbeda-beda. Pada frekuensi menerima zakat produktif sebanyak 2 kali
terdapat responden yang memberikan tanggapan “kurang bermanfaat”. Namun terdapat responden dengan frekuensi menerima zakat produktif sebanyak 1 kali
tetapi memberikan tanggapan “bermanfaat” terhadap zakat produktif yang diterima. Hal ini dapat menunjukkan bahwa setiap responden menerima jumlah
zakat produktif yang tidak sama. Selain itu, jenis kegiatan produktif yang dikelola dan manajemen pengelolaan zakat produktif yang diterima oleh setiap responden
juga berbeda-beda. Namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan
tanggapan “bermanfaat” terhadap zakat produktif yang diterima dengan frekuensi 1 kali. Oleh karena itu diharapkan BAZNAS SU untuk dapat terus meningkatkan
pendistribusian zakat produktif ini kepada mustahiq yang membutuhkan karena memberikan manfaat bagi peningkatan perekonomian mustahiq
yang menerimanya.
Universitas Sumatera Utara
78
4.2.9 Tingkat Pendapatan