Pengertian Zakat Landasan Hukum Zakat

9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Zakat

Zakat menurut syara’, berarti hak yang wajib dikeluarkan dari harta. Harta yang dikeluarkan menurut syara’, dinamakan zakat karena harta itu akan bertambah dan memelihara dari kebinasaan Wahbah, 1995: 83. Selain itu, zakat menurut syara’ istilah, adalah nama suatu ibadah wajib yang dilaksanakan dengan memberikan sejumlah kadar tertentu dari harta milik sendiri kepada orang yang berhak menerimanya menurut yang ditentukan syariat Islam Kartika, 2006: 10. Zakat dalam pelaksanaannya dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme yang mampu mengalirkan kekayaan yang dimiliki oleh kelompok masyarakat mampu the have kepada kelompok masyarakat yang tidak mampu the have not. Zakat juga bertindak sebagai pendistribusian pendapatan dari wajib zakat muzakki kepada penerima zakat mustahiq. Zakat merupakan instrumen utama pengentasan kemiskinan dalam ajaran Islam. Abu Zahrah dalam Garry, 2011: 38 menyatakan sesungguhnya zakat, sejak semula, diwajibkan untuk mengatasi kemiskinan. Universitas Sumatera Utara 10

2.1.2 Landasan Hukum Zakat

Kata Zakat dalam bentuk ma’rifah definisi disebut tiga puluh kali di dalam Quran, di antaranya dua puluh tujuh kali disebutkan dalam satu ayat bersama salat. Sebagian ahli mengatakan terdapat 82 kali kata zakat disebutkan di Quran. Hal ini menunjukkan bahwa perintah untuk melaksanakan zakat sangat wajib dilaksanakan bagi golongan yang mampu muzakki. Berikut beberapa landasan hukum zakat baik dari ajaran Islam maupun hukum negara yang telah ditetapkan sebagai berikut: 1. Al-Qur’an a. At - Taubah : 10 Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.” b. Al - Baqarah : 43 Artinya : “Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” c. Al - An’am : 141 Artinya : “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa bentuk dan warnanya, dan tidak Universitas Sumatera Utara 11 sama rasanya. Makanlah dari buahnya yang bermacam-macam itu bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya dengan dikeluarkan zakatnya; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” 2. As - Sunah Hadis diriwayatkan oleh Bukhari No. 7 dan Muslim No. 20 dari Abdullah bin Umar, Rasulullah Saw. bersabda, “Islam didirikan atas lima sendi, bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.” Rasulullah Saw. bersabda, “Ajaklah mereka kepada syahadah persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam. Dan jika mereka telah mena’atinya, maka beritahukanlah bahwa Allah telah mewajibkan atas mereka shadaqah zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-prang kaya mereka dan diberikan kepada orang-orang faqir mereka.” HR. Bukhari No. 1308 3. Ijma’ Kewajiban membayar zakat juga diperkuat oleh ijma’ para sahabat. Khalifah Abu Bakar, pada awal pemerintahannya dihadapkan dengan satu masalah besar yaitu munculnya golongan yang enggan membayar zakat, sedang Universitas Sumatera Utara 12 mereka mengaku islam. Berdasarkan ijtihadnya yang didukung sahabat- sahabat lain, maka tanpa ragu beliau mengambil tindakan tegas yaitu memerangi golongan pembangkang tersebut. Dan kewajiban ini terus berlangsung sampai khalifah-khalifah berikutnya Asnaini, 2008: 35. Menurut Muhammad Yusuf 2009: 22, adapun dalil berupa ijma’ulama ialah adanya kesepakatan semua ulama umat Islam disemua Negara kesepakatannya bahwa zakat adalah wajib. Landasan hukum zakat menurut undang-undang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang sebelumnya menggunakan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999.

2.1.3 Syarat Zakat