29 2.
Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharim, ibnu sabil dan mustahiq dan lain-lainnya.
3. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam dan
manusia pada umumnya. 4.
Menghilangkan sifat kikir pemilik harta kekayaan. 5.
Membersihkan sifat dengki dan iri kecemburuan sosial dari hati orang-orang miskin.
6. Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam
suatu masyarakat. 7.
Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang, terutama pada mereka yang mempunyai harta.
8. Mendidik manusia untuk berdisplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain yang ada padanya. 9.
Sarana pemerataan pendapatan rezeki untuk mencapai keadilan sosial.
2.1.7 Lembaga Pengelola Zakat
Dalam surah at-Taubah ayat 60 terkandung makna bahwa terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, salah satunya adalah golongan amil zakat
atau orang-orang yang bertugas mengurusi zakat. Sedangkan dalan surah at- Taubah ayat 103 menjelaskan bahwa zakat itu diambil dijemput dari orang-
orang yang wajib mengeluarkan zakat muzakki untuk kemudian diberikan kepada orang-orang yang berhak menerima zakat mustahiq. Pihak yang
Universitas Sumatera Utara
30 menjemput atau mengambil zakat itu yang dinamakan petugas zakat atau amil.
Hal tersebut menguatkan bahwa keberadaan petugas zakat atau amil zakat sangat penting dalam pengumpulan dan pendistribusian zakat. Petugas zakat atau amil
zakat umumnya berbentuk organisasi, badan, atau lembaga dalam menjalankan tugasnya. Menurut Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Agama nomor 29 Tahun 1991 47 Tahun 1991 tentang pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqoh, pada pasal 6 bahwa fungsi utama lembaga pengelola
zakat adalah sebagai wadah pengelola, penerima, pengumpulan, penyaluran dan pendayaguna zakat, infaq dan shadaqoh dalam rangka peningkatan kesejahteraan
masyarakat sebagai wujud partisipasi umat Islam dalam pembangunan nasional serta sebagai pembinaan dan pengembangan swadaya masyarakat
www.cakzainul.blogspot.com. Menurut UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, lembaga
pengelola zakat di Indonesia terbagi atas dua yakni: 1.
Badan Amil Zakat BAZ BAZ merupakan badanlembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh
pemerintah dimana kepengurusannya terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah. Badan Amil Zakat BAZ di tingkat nasional disebut dengan
Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS yang tugasnya mengelola zakat secara nasional. Dalam menjalankan tugasnya, BAZNAS dibantu oleh
beberapa BAZNAS tingkat provinsi dan BAZNAS tingkat kabupatenkota. Selain itu BAZNAS juga membentuk Unit Pengumpul Zakat UPZ yang
Universitas Sumatera Utara
31 berada di berbagai kantorinstansi pemerintah untuk memudahkan
pengumpulan zakat terutama pada pegawai pemerintahan dalam menunaikan zakat.
2. Lembaga Amil Zakat LAZ
Lembaga Amil Zakat atau LAZ Garry, 2011 adalah institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk oleh masyarakat yang bergerak dibidang
dawah, pendidikan, sosial atau kemaslahatan umat Islam, dan dikukuhkan, dibina dan dilindungi oleh pemerintah. Kegiatan LAZ adalah mengumpulkan,
mendistribusikan dan mendayagunakan dana zakat dari masyarakat. Lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh Ormas Islam, Yayasan dan atau
Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang bertaraf nasional dan beroperasi secara nasional, dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Agama. Selain
Lembaga Amil Zakat tingkat pusat atau yang beroperasi di tingkat nasional, terdapat pula LAZ yang didirikan swadaya oleh masyarakat dan tidak terdaftar
di Kementrian Agama.
2.1.8 Zakat dalam Perspektif Sosial Ekonomi