Syarat Zakat Landasan Teori

12 mereka mengaku islam. Berdasarkan ijtihadnya yang didukung sahabat- sahabat lain, maka tanpa ragu beliau mengambil tindakan tegas yaitu memerangi golongan pembangkang tersebut. Dan kewajiban ini terus berlangsung sampai khalifah-khalifah berikutnya Asnaini, 2008: 35. Menurut Muhammad Yusuf 2009: 22, adapun dalil berupa ijma’ulama ialah adanya kesepakatan semua ulama umat Islam disemua Negara kesepakatannya bahwa zakat adalah wajib. Landasan hukum zakat menurut undang-undang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 yang sebelumnya menggunakan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999.

2.1.3 Syarat Zakat

Syarat wajib zakat ialah sebagai berikut Wahbah, 1995: 98-114: 1. Merdeka. Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena hamba sahaya tidak mempunyai hak milik. Pada dasarnya, menurut jumhur, zakat diwajibkan atas tuan karena dialah yang memiliki harta hambanya. Oleh karena itu, dialah yang wajib mengeluarkan zakatnya, seperti halnya harta yang berada di tangan syarik partner dalam sebuah usaha perdagangan. 2. Islam. Menurut ijma’, zakat tidak wajib atas orang kafir karena zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir bukan orang yang suci. Mazhab Syafi’i, berbeda dengan mazhab-mazhab lainnya, yang mewajibkan Universitas Sumatera Utara 13 orang murtad yang mengeluarkan zakat hartanya sebelum riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya ketika dia masih menjadi seorang muslim. 3. Baligh dan Berakal. Keduanya di pandang sebagai syarat oleh Mahzab Hanafi. Dengan demikian, zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan orang gila sebab keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang yang wajib mengerjakan ibadah seperti shalat dan puasa. Sedangkan menurut Jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu zakat wajib di keluarkan oleh anak kecil dan orang gila. Zakat tersebut dikeluarkan oleh walinya. 4. Harta yang dikeluarkan adalah harta yang wajib dizakati. Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis, yaitu: a uang, emas, perak, baik berbentuk uang logam maupun uang kertas; b barang tambang dan barang temuan; c barang dagangan; d hasil tanaman dan buah-buahannya; dan e menurut jumhur, binatang ternak yang merumput sendiri atau menurut Mazhab Maliki, binatang yang diberi makan oleh pemiliknya. Harta yang dizakati disyaratkan produktif, yakni berkembang sebab salah satu makna zakat adalah berkembang dan produktivitas tidak dihasilkan kecuali dari barang-barang yang produktif. Menurut jumhur, maksud berkembang disini ialah bahwa harta tersebut disiapkan untuk dikembangkan, baik melalui perdagangan maupun diternakkan jika berupa binatang. Universitas Sumatera Utara 14 5. Harta yang dizakati telah mencapai nisab atau senilai dengannya. Maksudnya ialah nisab yang ditentukan oleh syara’ sebagai tanda kayanya seseorang dan kadar-kadar yang mewajibkannya zakat. 6. Harta yang dizakati adalah milik penuh. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan harta milik ialah harta yang dimiliki secara utuh dan berada di tangan sendiri yang benar-benar dimiliki. Mazhab Maliki berpendapat bahwa yang dimaksud dengan harta yang dimiliki secara utuh ialah harta yang dimiliki secara asli dan hak pengeluarannya berada di tangan pemiliknya. Mazhab Syafi’i berpendapat bahwa yang dimaksud dengan harta yang dimiliki secara penuh ialah harta yang dimiliki secara asli, penuh dan ada hak untuk mengeluarkannya. Mazhab Hambali berpendapat bahwa harta yang dizakati harus merupakan harta yang dimiliki secara asli dan bisa dikeluarkan sesuai dengan keinginan pemiliknya. 7. Kepemilikian harta telah mencapai setahun, menurut hitungan tahun qamariyah. Pendapat ini berdasarkan hadis Nabi saw. yang diriwayatkan dari ‘Ali oleh Abu Dawud, yaitu: “Tidak ada zakat dalam suatu harta sampai umur kepemilikannya mencapai setahun.” HR. Abu Daud No. 1342 Universitas Sumatera Utara 15 8. Harta tersebut bukan merupakan harta hasil utang. Menurut pendapat yang paling sahih, adapun hutang yang tidak berkaitan dengan hak para hamba, seperti hutang nazar, kafarat, dan haji, tidak mencegah kewajiban zakat. Begitu juga hutang tidak mencegah kewajiban sepersepuluh untuk tanaman dan buah-buahan kewajiban, pajak dan kafarat. 9. Harta yang akan dizakati melebihi kebutuhan pokok. 2.1.4 Jenis-Jenis Zakat 2.1.4.1 Zakat Fitrah