Tradisi Lisan Teori yang Digunakan

hasil tanaman padi subur dan panen melimpah adalah tanah yang mereka garap di berkati oleh Oppu Mula Jadi Na Bolon Tuhan pencipta langit dan bumi beserta isinya.. Setelah beberapa hari setelah upacara dilakukan muncullah semut merah atau semut bertelur putih dari Batu Siungkap-ungkapon. Jika hanya semut merah saja keluar dari Batu Siungkap-ungkapon tersebut bertanda sebagaian tanah tidak akan menghasilkan panen yang baik. Jika semut merah bertelur putih bertanda bahwa tanaman tidak akan diserang oleh hama tanaman dan hasil panen melimpah. Petunjuk keluarnya semut merah inilah pemimpin akan mengumumkan kepada masyarakat kapan waktu yang tepat untuk bercocok tanam.

2.2 Teori yang Digunakan

Berdasarkan judul penelitian ini, secara umum teori yang digunakan penulis untuk mendeskripsikan judul “Kearifan Lokal Bertani Padi Pada Masyarakat Batak Toba di Desa Baktiraja,” menggunakan teori tradisi lisan dan Antropolinguistik.

2.2.1 Tradisi Lisan

Tradisi menurut etimologi adalah kata yang mengacuh pada adat atau kebiasaan yang turun menurun, atau peraturan yang dijalankan masyarakat. Tradisi merupakan sinonim dari kata “budaya” di mana keduanya adalah hasil karya masyarakat yang dapat membawa pengaruh pada masyarakat tersebut karena kedua kata ini dapat dikatakan makna dari hukum tidak tertulis dan ini menjadi patokan norma dalam masyarakat yang dianggap baik dan benar adanya. Tradisi berasal dari bahasa Latin traditio diteruskan atau kebiasaan yang telah dilakukan dengan cukup lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi yaitu adanya tradisiyaitu adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasi baik tertulis maupun lisan. Dalam pengertian lain tradisi ialah adat-istiadat atau kebiasaan turun-menurun yang masih dijalankan dimasyarakat. Nilai dan norma tradisi lisan dapat dimanfaatkan untuk mendidik anak-anak memperkuat identitas dan karakter mereka dalam menghadapi masa depan sebagai generasi penerus bangsa. Tradisi lisan merupakan kegiatan masa lalu yang berkaitan dengan keadaan masa kini dan perlu diwariskan pada masa mendatang untuk mempersiapkan masa depan generasi mendatang. Universitas Sumatera Utara Tradisi lisan adalah salah satu cara masyarakat untuk menyampaikan sejarah lisan melalui tuturlisan dari generasi ke generasi berikutnya. Tradisi lisan berusaha menggali, menjelaskan, menginterpretasi secara ilmiah warisan-warisan budaya leluhur pada masa lalu dan membentuk karakter generasi masa kini demi mempersiapkan kehidupan yang damai dan sejahtera untuk generasi berikutnya Sibarani,2014:2-3. Menurut Sibarani 2014 :251- 252, “Tradisi lisan dapat dikaji dari latar belakang ilmu sastra. Semua stuktur seperti latar, alur, gaya bahasa, penokohan dan unsur estetika lain sejak dulu menjadi fokus penting dalam kajian sastra”. Apabila hanya mengkaji teks tradisi lisan dari segi ilmu sastra, kajian itu hanya kajian sastra, bukan kajian tradisi lisan dari latar belakang ilmu sastra. Tradisi budaya atau tradisi lisan masa lalu tidak akan mungkin dapat lagi dihadirkan pada masa kini persis seperti dahulu karena telah mengalami transformasi sedemikian rupa bahkan mungkin telah ” mati” karena sudah tidak hidup lagi pada komunitasnya, tetapi nilai dan normanya dapat diaktualisasikan pada masa sekarang. Hal yang paling mendasar dari tradisi lisan yaitu adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena tanpa adanya ini suatu tradisi bisa punah. Dalam pengertian lain tradisi ialah adat istiadat atau kebiasaan turun menurun yang masih dijalankan di masyarakat. Pesan atau amanat sebagai kandungan tradisi lisan dari sudut ilmu sastra menjadi sangat penting diungkapkan, tetapi amanat atau pesan itu mesti dikaitkan dengan konteks tradisi. Penelitian tradisi lisan dapat mengungkapkan kebenaran bentuk dan isi suatu tradisi lisan. Dengan demikian, diperlukan kajian ilmu sastra yang relevan untuk mengkaji tradisi lisan dengan tetap mempertimbangkan bentuk seperti : 1. Teks Merupakan unsurverbal baik berupa bahasa yang tersusun ketat seperti bahasa serta maupun bahasa naratif yang mengantarkan tradisi lisan nonverbal seperti teks pengantar sebuah performasi. 2. Ko-teks Merupakan keseluruhan unsur yang mendampingi teks seperti unsur yang mendampingi teks seperti unsur paralinguistik, proksemik, kinisek, dan unsur material lainnya, yang terdapat dalam tradisi lisan. Universitas Sumatera Utara 3. Konteks Merupakan kondisi yang berkenaan dengan budaya, sosial, stuasi, dan idiologi tradisi lisan. Isi yang terdapat dalam tradisi lisan yakni, isi tradisi yang berupa nilai dan norma yang pada umumnya menjelaskan tentang makna, maksud, peran, dan fungsi. Nilai dan norma tradisi lisan yang dapat digunakan untuk membentuk kehidupan sosial itu disebut dengan kearifan lokal. Dalam hal ini isi dapat dipilih jadi beberapa pembentuknya, pertama isi adalah makna dan fungsi atau peran. Kedua adalah nilai atau norma, yang dapat diinferensikan dari makna atau maksud dan fungsi atau peran dengan adanya keyakinan terhadap nilai atau norma itu. Ketiga adalah kearifan lokal yang merupakan penggunaan nilai dan norma budaya dalam menata kehidupan sosial secara arif. Contoh objek kajian tradisi lisan dalam bentuk bertani padi, di rujuk dari Sibarani, 2012:248. Dari makna dan fungsi bagian-bagian tradisi lisan serta makna dan fungsi keseluruhan tradisi lisan sebagai wacana yang lengkap akan dapat diungkapkan nilai dan norma sebuah tradisi lisan atau tradisi budaya melalui proses interpretasi yang dikaitkan dengan konteksnya. Bertani Padi Bentuk Isi Struktur Bertani Padi a Menanam b Mengolah c memanen a Makna dan fungsi b Nilai dan norma c Kearifan lokal Universitas Sumatera Utara Nilai dan norma budaya yang dapat diterapkan atau yang masih dimanfaatkan oleh komunitas untuk menata kehidupan sosial secara arif dan perlu digali serta dilestarikan.

2.2.2 Antropolinguistik