Ritual Mangan Indahan Siporhis

3. Ritual Mangan Indahan Siporhis

Ritualini dilakukan pelaksanaan perbaikan tali air. Yang diperlukan pada ritual ini antara lain tujuh Tandok beras, tujuh ikan tawar, pora-pora, nasi tumba, kunyit, gemiri, sorbuk beras yang disaok lalu digiling dan pedas. Ikan pora-pora tersebut harus ada dan rasa pedas dipercayai agar tetap bersemangat.Dimakan pada saat istirahat gotong-royong membersihkan tali ari.Ritual ini dilakukan dengan martangiang dan marhata gabe- gabeberdoa menggunakan kata-kata bahagia. Contoh gabe-gabe: Bintang na somiris Bintang yang beriringan Mardongan ombun na somorop Bertemankan embun yang sejuk Di dolok ni purba tua Di bukit dari marga purba tua Anak pe godang riris Anakpun banyak Dohot boru pe tung torop Maupun puteri Dongan mu na saur matua Teman mu sampai panjang umur Mengandung arti supaya tanaman bagus dan hasil panen yang baik. Universitas Sumatera Utara Manganindahansiporhis. 4. Ritual Mangamoti Ritual ini dilakukan pada waktu dua tiga minggu akan panen. Dimana ibu-ibu akan pergi ke sawah untuk mengambil tujuh gambiur biji padi dan disimpan kedalam tandokdan dimana bapak-bapak pergimarbindababi maupun kerbau. Padi tujuh gambiur yang diambil tadiakandisaok atau digonseng dan ditumbuk. Hasilnya akan dibuat menjadirondang dan sisanya dicampur pada waktu memasak nasi. Kelompok bapak-bapak tersebut membagi rata hasil binda bagianhewan yang dipotong perkepala keluarga, dan membawa kerumah masing-masing.Yang bertugas mendoakan adalah Raja Napitu.Hasil binda tersebut dimasak dirumah masing-masing bersamaan dengan memasak tujuh gambiur padi. Jika ada keluarga yang tidak ikut mengamotimaka pada waktu menggiling padi di kilang, keluarga tersebut harus membayar uang sewa menggiling padinya tersebut.Dan mengatakan bahwa keluarga tersebut tidak ikut pada upacara mengamoti.Mengamoti Universitas Sumatera Utara dilakukan sebagai ucapan terimakasih atas keberhasilan hasil pertanian, supaya hasil pertanian tahun depan lebih baik lagi, dan bebas menjual hasil panen tersebut.

4.3.1 Kearifan Lokal yang Terdapat Dalam Tradisi Menanam Padi di Baktiraja