Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan

apabila pasien melakukan program pemeliharaan kebersihan secara rutin dan efisien, mencakup motivasi dan instruksi kebersihan yang diberikan, sama halnya dengan melakukan kontrol berkala ke dokter gigi. Selain itu, pasien juga memiliki beberapa faktor risiko dalam pemeliharaan kebersihan GTP setelah pemasangan seperti usia, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. 5 Berdasarkan usia, menurunnya kemampuan fisik seiring bertambahnya, khususnya lansia. Pada jenis kelamin, GTP yang dipakai laki-laki lebih kotor dibandingkan perempuan, serta pasien tingkat pendidikan rendah yang tidak menanggapi terlalu penting kebersihan gigitiruannya.

2.3.2.3.1 Usia

Pemeliharaan kebersihan GTP memiliki perbedaan pada tingkatan usia, khususnya lansia. Penelitian Apratim dkk. 2013 menyatakan bahwa kebiasaan memelihara kebersihan GTP ditemukan kurang baik pada lansia. Hal ini dikarenakan menurunnya kemampuan fisik seiring bertambahnya usia. 17 Pengaruh preventif yang didapatkan dari memelihara kebersihan rongga mulut dan gigitiruan oleh lansia tidak sebaik yang didapatkan oleh pasien yang lebih muda. Hal ini disebabkan menurunnya penglihatan, kepikunan yang berat demensia, dan menurunnya keadaan fisik yang memengaruhi kemampuan untuk mengurus diri sendiri. Penelitian Rahmayani dkk. 2013 bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia pasien terhadap kebersihan gigitiruan. 28 Hal ini terjadi karena sebagian besar pasien lansia memiliki kesehatan rongga mulut dan kebersihan gigitiruan yang lebih rumit karena kurangnya kemampuan mereka untuk menjaga kebersihan mulut dan gigitiruannya.

2.3.2.3.2 Jenis Kelamin

Pemeliharaan kebersihan GTP memiliki perbedaan pada jenis kelamin. Dalam hal ini, pasien laki-laki cenderung kurang memperhatikan kebersihan gigitiruannya dibandingkan perempuan. Pada penelitian Baran dkk. 2009 dan Rahmayani dkk. 2013 yang menemukan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin pasien dengan kebersihan GTP. 27,28 Penelitian Peracini dkk. 2010 menemukan GTP yang dipakai pasien perempuan lebih bersih daripada pasien laki-laki. 3 Penelitian Amjad Universitas Sumatera Utara dkk. 2010 yang juga menyatakan pasien perempuan lebih rajin dan peduli membersihkan GTP daripada laki-laki. 7 Hal ini karena pasien perempuan lebih mementingkan estetik dan cenderung memiliki kesehatan rongga mulut yang lebih baik.

2.3.2.3.3 Tingkat Pendidikan

Perawatan gigitiruan memiliki perbedaan menurut tingkat pendidikan seseorang, karena setiap orang mempunyai tujuan, motivasi dan pengetahuan yang berbeda pula. Tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh pada perawatan gigitiruan, dikarenakan tingkat pendidikan berpengaruh langsung pada kesadaran. Pengetahuan seseorang sangat berdampak dalam keputusan untuk menggunakan gigitiruan, termasuk juga pada perilaku dalam memelihara kebersihan gigitiruan yang digunakannya. Tingkat pendidikan pada pemakai gigitiruan umumnya masih rendah, sehingga pengetahuan yang dimiliki juga sangat minim. Penelitian Amjad dkk. 2010 juga menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebersihan gigitiruan dengan jenis kelamin dan tingkat pendidikan, tetapi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kebersihan gigitiruan dengan usia. Dalam penelitian tersebut pada 173 sampel, yang terdiri dari 90 laki-laki dan 83 perempuan, 53,33 pasien laki-laki memakai GTP yang kotor dan 72,28 pasien perempuan memakai GTP yang cukup bersih. Dari 112 pasien yang tidak bersekolah, 69,64 memakai GTP yang kotor. 7 Penelitian Mapanawang dkk. 2013 menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh dalam perawatan dan pemeliharaan kebersihan gigitiruan. 30 Pengetahuan seseorang sangat berdampak dalam keputusan menggunakan gigitiruan, termasuk perilaku dalam memelihara kebersihan gigitiruannya. Penelitian Parizi dkk. 2013 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan signifikan antara tingkat pendidikan dengan kebersihan gigitiruan. 16 Menurut Bagaray dkk. 2014, pasien dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih memelihara kebersihan gigitiruannya daripada pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah. 8 Hal ini disebabkan pasien dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih mementingkan faktor estetik dan peduli terhadap kebersihan gigitiruannya, dimana mereka lebih sering pergi ke dokter gigi Universitas Sumatera Utara untuk melakukan kontrol berkala. Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga umumnya memiliki tingkat ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Keadaan ekonomi yang tinggi juga menunjang sesesorang untuk mendapat pelayanan kesehatan yang memadai. Selain itu, individu dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mementingkan faktor estetik serta kebersihan gigitiruan yang digunakan. Hal ini seperti menjadi sebuah batasan bagi orang yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, karena selain mengalami kekurangan dari segi ekonomi mereka juga sulit untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, bahkan pelayanan kesehatan yang baik. Bagi kebanyakan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah, terkadang faktor estetik dan kebersihan gigi tiruan dianggap tidak begitu penting, sehingga kebersihan gigi tiruannya kurang diperhatikan. 29

2.3.2.4 Sifat Bahan Basis Gigitiruan Penuh

Dokumen yang terkait

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

2 92 82

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 9 76

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 1 15

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 3

Hubungan Lama Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 0 7

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 13