Dokter Gigi Faktor-Faktor yang Memengaruhi

dilepaskan dari rongga mulut dan dibersihkan. Sebelum tidur malam GTP harus dilepas dan direndam dalam larutan pembersih untuk membersihkan deposit dari permukaannya. 19 Melepas GTP pada malam hari sangat dianjurkan untuk mengistirahatkan jaringan pendukung, mengembalikan perfusi oksigen ke gingiva, mempertahankan kesehatan jaringan periodontal, dan mengurangi insiden kecepatan resorbsi alveolar , serta mencegah meningkatnya pertumbuhan Candida albicans pada permukaan GTP yang dapat mengakibatkan terjadinya denture stomatitis. 20

2.3.2 Faktor-Faktor yang Memengaruhi

Dokter gigi dan pasien pemakai GTP harus menyadari pentingnya kebutuhan untuk memelihara kebersihan gigitiruan. Usaha-usaha dokter gigi dalam memberikan edukasi kepada pasien tentang pemeliharaan GTP yang harus dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan pasien akan pentingnya pemeliharaan kebersihan GTP serta dampak dari lama pemakaian gigitiruannya. Selain itu, bahan basis GTP juga merupakan faktor yang memengaruhi pemeliharaan kebersihan gigitiruan. 4,5

2.3.2.1 Dokter Gigi

Salah satu faktor berhasilnya suatu perawatan yaitu dengan komunikasi yang baik antara dokter gigi dan pasien. Dalam profesi kedokteran, komunikasi dokterdokter gigi dan pasien merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokterdokter gigi. Kompetensi komunikasi menentukan keberhasilan dalam membantu penyelesaian masalah kesehatan pasien. Pemberian informasi kepada pasien merupakan suatu pendidikan non formal yang diberikan dan bertujuan dapat menambah pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut serta meningkatkan kualitas hidup. Dampak komunikasi yang baik antara dokter gigi dan pasien adalah rasa senang pasien saat komunikasi berlangsung. Dengan munculnya rasa senang ini akan timbul ingatan yang akan berlanjut menjadi perubahan tingkah laku pada pasien. 4,5,24 Pengetahuan seorang dokter gigi tentang pemeliharaan kebersihan GTP merupakan faktor penting keberhasilan perawatan GTP jangka panjang. Dokter gigi Universitas Sumatera Utara harus memberikan instruksi kepada pasien setelah pemasangan gigitiruan dilakukan. Sebagian besar pemakai gigitiruan tidak mengetahui cara membersihkan gigitiruan karena mereka tidak pernah mendapatkan instruksi dari dokter giginya ataupun tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 24 Menurut Peracini dkk. 2010 bahwa 51,9 tidak menerima instruksi pembersihan gigitiruan dari dokter gigi. 3 Dikbas dkk. 2006 mengemukakan banyak masyarakat yang sudah mendapat instruksi tentang cara membersihkan gigitiruan, tetapi tidak peduli akan kebersihan gigitiruan dan rongga mulutnya. 4,5 Instruksi lisan nasehat dan tulisan leaflet sangat efektif untuk menambah pengetahuan pasien tentang menjaga kebersihan gigitiruan dan jaringan mulut yang tersisa. Salinan ringkas dari informasi dan instruksi tersebut harus diberikan kepada pasien. Instruksi tulisan tersebut termasuk penjelasan kepada pasien tentang terbatasnya penggunaan gigitiruan, pentingnya peran pasien untuk keberhasilan perawatan, instruksi untuk melepaskan gigitiruan selama 6-8 jam per hari, instruksi untuk membersihkan gigitiruan setiap hari, dan instruksi untuk melakukan kontrol berkala minimal setahun sekali. Instruksi tulisan ini harus ditambah dengan instruksi lisan yang sesuai dengan kebutuhan individu, yang diberikan oleh dokter gigi apabila diperlukan. 24 Menurut Ribeiro dkk. 2009 menyatakan bahwa pengetahuan dan kebiasaan perilaku positif meningkat dengan instruksi tertulis yang diberikan. 25 Hal ini sejalan dengan penelitian Dwiatmoko dkk. 2011 yang menemukan suatu perilaku baru yaitu meningkatnya pengetahuan dan kesadaran pasien dalam memelihara gigitiruannya setelah diberikan instruksi lisan dan tulisan. Pasien perlu diinstruksikan untuk membersihkan gigitiruan dan rongga mulut mereka setiap setelah makan, merendam gigitiruannya dalam larutan pembersih non-bleaching, dan untuk menghindari memakai gigitiruan mereka selama tidur. 24

2.3.2.2 Lama Pemakaian

Dokumen yang terkait

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

2 92 82

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 9 76

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 1 15

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 3

Hubungan Lama Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 0 7

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 13