Lama Pemakaian Faktor-Faktor yang Memengaruhi

harus memberikan instruksi kepada pasien setelah pemasangan gigitiruan dilakukan. Sebagian besar pemakai gigitiruan tidak mengetahui cara membersihkan gigitiruan karena mereka tidak pernah mendapatkan instruksi dari dokter giginya ataupun tidak mengikuti instruksi yang diberikan. 24 Menurut Peracini dkk. 2010 bahwa 51,9 tidak menerima instruksi pembersihan gigitiruan dari dokter gigi. 3 Dikbas dkk. 2006 mengemukakan banyak masyarakat yang sudah mendapat instruksi tentang cara membersihkan gigitiruan, tetapi tidak peduli akan kebersihan gigitiruan dan rongga mulutnya. 4,5 Instruksi lisan nasehat dan tulisan leaflet sangat efektif untuk menambah pengetahuan pasien tentang menjaga kebersihan gigitiruan dan jaringan mulut yang tersisa. Salinan ringkas dari informasi dan instruksi tersebut harus diberikan kepada pasien. Instruksi tulisan tersebut termasuk penjelasan kepada pasien tentang terbatasnya penggunaan gigitiruan, pentingnya peran pasien untuk keberhasilan perawatan, instruksi untuk melepaskan gigitiruan selama 6-8 jam per hari, instruksi untuk membersihkan gigitiruan setiap hari, dan instruksi untuk melakukan kontrol berkala minimal setahun sekali. Instruksi tulisan ini harus ditambah dengan instruksi lisan yang sesuai dengan kebutuhan individu, yang diberikan oleh dokter gigi apabila diperlukan. 24 Menurut Ribeiro dkk. 2009 menyatakan bahwa pengetahuan dan kebiasaan perilaku positif meningkat dengan instruksi tertulis yang diberikan. 25 Hal ini sejalan dengan penelitian Dwiatmoko dkk. 2011 yang menemukan suatu perilaku baru yaitu meningkatnya pengetahuan dan kesadaran pasien dalam memelihara gigitiruannya setelah diberikan instruksi lisan dan tulisan. Pasien perlu diinstruksikan untuk membersihkan gigitiruan dan rongga mulut mereka setiap setelah makan, merendam gigitiruannya dalam larutan pembersih non-bleaching, dan untuk menghindari memakai gigitiruan mereka selama tidur. 24

2.3.2.2 Lama Pemakaian

Pemakaian gigitiruan yang terus-menerus dapat menimbulkan buruknya kebersihan GTP serta beberapa reaksi terhadap jaringan yaitu stomatitis hiperplastik, stomatitis angularis, hiperplasia mukosa mulut, dan denture stomatitis. Barbosa dkk. Universitas Sumatera Utara 2008 menyatakan bahwa pemakaian gigitiruan yang terus menerus dapat menyebabkan jaringan pendukung dan permukaan gigitiruan akan terbentuk plak. Plak tersebut merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme termasuk Candida albicans. 20,21 Candida albicans merupakan spesies jamur yang secara normal terdapat pada rongga mulut setiap orang. 21 Candida albicans adalah spesies Candida yang paling dominan dalam rongga mulut, yaitu sebesar 50 dari seluruh flora normal mulut. Dalam rongga mulut yang sehat dan bersih jamur ini hanya ditemukan dalam jumlah kecil saja yaitu kurang dari 100 koloni ml saliva. 22 Gosavi dkk. 2013 menyatakan bahwa pemasangan GTP akan menimbulkan perubahan ekologis dalam rongga mulut dan memudahkan penumpukan plak pada gigitiruan tersebut, sehingga mikroorganisme Candida albicans dapat meningkat pertumbuhannya. 1 Mikroorganisme Candida albicans dapat berubah menjadi patogen. Perubahan ini disebabkan karena adanya perubahan kondisi di rongga mulut. Salah satu penyebabnya adalah pemakaian gigitiruan. Pada pasien yang kehilangan seluruh gigi dan dirawat dengan pemakaian GTP, jika tidak disertai dengan kebersihan yang baik sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh dokter gigi dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa makanan dan merupakan predisposisi terjadinya plak. Peningkatan jumlah Candida albicans pada pemakaian gigitiruan dilaporkan tergantung dari lama pemakaian gigitiruan dan kebiasaan pemakaian gigitiruan. Bila gigitiruan dipakai terus menerus termasuk pada malam hari dalam jangka waktu lama maka jumlah Candida albicans akan meningkat. 23 Pemakaian GTP dalam jangka waktu lebih dari 5 tahun akan memungkinkan terjadinya denture stomatitis karena sifat porositas bahan basis gigitiruan yang dapat menjadi tempat penumpukan plak serta berkembangnya koloni mikroorganisme seiring lamanya pemakaian akibat dari rendahnya pasien membiasakan memelihara kebersihan GTP secara rutin dan teratur setiap hari. Dikbas dkk. 2006 menyatakan bahwa 71,42 pasien yang memakai GTP lebih dari 5 tahun ditemukan dengan kondisi sangat kotor dan dijumpai denture stomatitis pada mukosa mulutnya. 5 Hal tersebut didukung oleh penelitian Compagnoni dkk. 2007 yang menemukan Universitas Sumatera Utara tingginya pertumbuhan Candida albicans pada pasien lansia yang memakai GTP dengan kondisi kebersihan yang kotor. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara kebersihan GTP dengan meningkatnya pertumbuhan Candida albicans. Meningkatnya pertumbuhan Candida albicans pada permukaan GTP dapat memengaruhi kebersihan GTP seiring lamanya pemakaian. Kondisi kebersihan GTP yang buruk akibat dari meningkatnya pertumbuhan Candida albicans merupakan proses awal terjadinya denture stomatitis. 22 Mandali dkk. 2011 menyatakan bahwa lama pemakaian dan kebersihan GTP yang buruk merupakan faktor-faktor predisposisi terjadinya denture stomatitis, tetapi ada beberapa faktor lain seperti terapi antibiotik jangka panjang, diabetes melitus, merokok, dan diet tinggi karbohidrat. 23 Penelitian Parizi dkk. 2013 menemukan ada hubungan signifikan antara lama pemakaian dan kebersihan GTP. Sebanyak 41,4 pasien yang memakai GTP lebih dari 5 tahun dengan kebersihan GTP yang kotor. Hal tersebut terjadi karena adanya penurunan kualitas dari basis gigitiruan seperti meningkatnya kekasaran akibat penggunaan pasta gigi abrasif, porositas, dan retak yang dapat meningkatkan penumpukan plak dan berkembangnya koloni mikroorganisme. 16

2.3.2.3 Karakteristik Pasien

Dokumen yang terkait

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

2 92 82

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 9 76

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 1 15

Hubungan Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 3

Hubungan Lama Pemakaian dan Karakteristik Pasien Terhadap Kebersihan Gigitiruan Penuh Yang Dibuat Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU

0 0 34

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lansia - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 0 7

Kualitas Hidup Lansia Pemakai Gigitiruan Penuh yang Dibuat Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Prostodonsia RSGMP FKG USU Tahun 2013

0 1 13