commit to user 48
peranakan sebagai warga negara lebih besar dari pada orang-orang keturunan totok. Masyarakat Cina totok datang belakangan, mereka datang dengan
menumpang kapal dagang dan mengajak keluarga mreka untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tanah perantauan. Dengan menumpang kapal-kapal
dagang tersebut, mereka kemudian mendirikan kelompok-kelompok pemukiman baru.
15
Mulai dekade ketiga abad ke-20, orang-orang Cina di Surakarta mulai menempati daerah strategis seperti Nonongan dan Coyudan. Tahun 1960-an
pedagang-pedagang Cina sudah menyebar ke lokasi-lokasi yang strategis, seperti jalan-jalan di sekitar Pasar Legi, sekitar Pasar gede, dan Pasar Singosaren. Pada
masa Orde Baru 1966-1998 hampir semua lokasi strategis atau jalan-jalan utama di Kota Surakarta ditempati oleh pedagang Cina. Pada tahun 1970-an merupakan
awal pedagang tekstil Cina masuk Pasar Klewer, ketika pasar itu manjadi pusat perdagangan dan bursa tekstil seiring dengan keyajaan industri batik dan tenun.
16
c. Etnis Arab
Etnis Arab datang pertama kali sejak abad ke-19. Mereka menetap di Pasar Kliwon, dengan mayoritas golongan atau keluarga sungkar. Pada umumnya
mereka bermata pencaharian sebagai pedagang, terutama pedagang klontong. Setelah mempunyai tempat tinggal menetap mereka mulai mengembangkan usaha
sebagai pengusaha batik. Tumbuhnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon, dapat dilihat dari dua
aspek yaitu yang pertama adalah sebagai akibat politik pemukiman di masa
15
Rustopo, op.cit, hal: 68-69
16
Ibid, hal: 64
commit to user 49
lampau dan yang kedua adalah sebagai perkembangan natural dari kota itu sendiri. Yang dimaksud sebagai akibat dari politik pemukiman di masa lampau adalah
bahwa munculnya perkampungan Arab tersebut tidak terlepas dari kebijaksanaan pemerintah jaman kerajaan maupun pada masa kolonial. Pola pemukiman di
daerah kerajaan tradisional Jawa seperti di Surakarta masih menguikuti pola kosentris di mana raja sebagai pusatnya. Semakin jauh pemukiman itu dari pusat
raja keraton, menunjukkan semakin rendah derajatnya.
17
Munculnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon yang telah ada semenjak jaman kerajaan tradisional itu dipertajam lagi oleh pemerintah Belanda setelah
dapat menguasai Jawa. Pemerintah Belanda selalu berusaha memisahkan orang- orang Arab dari pergaulan dan kontak sosial dengan penduduk Jawa. Misalnya
adanya peraturan yang membatasi masuknya para imigran Arab ke Indonesia, mereka yang sudah terlanjur masuk ke Indonesia harus memiliki ijin menetap,
mereka hanya boleh bertempat tinggal di bagian tertentu di kota tersebut. Untuk bepergian mereka harus mempunyai surat ijin, tidak saja dari satu kota ke kota
lainnya, tetapi juga dari satu tempat ke tempat lain di lingkungan kota, mereka harus selalu membawa surat ijin itu. Seperti halnya dengan orang-orang Cina,
maka pada masa pemerintahan Belanda dikenal juga adanya sistem
passen stelsel
dan
wijken stelsel
untuk orang Arab. Kemudian aspek kedua dari munculnya perkampungan Arab tersebut
adalah sebagai perkembangan natural dari kota itu sendiri. Hal ini dapat dijelaskan bahwa sejalan dengan perkembangan kota yang diikuti dengan masuknya
beberapa imigran dari berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa itu
17
Mahani, 2003, “Pasang Surut Usaha Indusrti Batik Masyarakat Keturunan Arab di Pasar Kliwon Tahun 1966-
2002”, Skripsi, Surakarta: FSSR UNS, hal: 28
commit to user 50
lama-kelamaan membentuk wilayah pemukiman tersendiri, misalnya kampung Jawa, Cina, Arab dan lain-lain. Sebenarnya Belanda mempunyai maksud untuk
menciptakan sifat eksklusif dari masing-masing kelompok yang sebenarnya merupakan penajaman saja dari pemukiman-pemukiman yang telah dibangun oleh
para leluhur dari masing-masing kelompok etnis yang bermigrasi ke Batavia.
18
Proses terbentuknya perkampungan Arab di Pasar Kliwon selain disebabkan pola pemukiman di masa lampau, perkampungan itu muncul
disebabkan pula adanya tarikan migran yang datang kemudian ke dalam kelompoknya sendiri yang mempunyai latar belakang kebudayaan, bahasa, serta
tradisi yang sama, sehingga terbentuklah suatu perkampungan yang khusus dihuni oleh suku bangsa tertentu yaitu orang-orang Arab. Perkampungan orang-orang
Arab itu pada perkembangan selanjutnya bukan lagi merupakan pemukiman yang eksklusif. Bersamaan dengan perubahan ekologi kota serta adanya pertambahan
penduduk kota dalam hal ini kota Surakarta, maka di Pasar Kliwon telah dihuni oleh berbagai kelompok suku bangsa yang tinggal secara berdekatan.
Perkampungan orang Arab di Surakarta yang berada di Pasar Kliwon ini merupakan tempat industri batik. Orang Arab ini, awalnya menjadi pengusaha
batik bersamaan dengan orang Cina. Barang dagangan batik tersebut dijual kepada orang pribumi dan di pasarkan di Pasar Klewer. Namun setelah perkembangan
jaman, orang Arab ini juga ikut berdagang sendiri hasil industrinya di Pasar Klewer. Mereka mulai masuk berdagang di Pasar Klewer sekitar tahun 80-an,
bersamaan dengan perkembangan Pasar Klewer yang sudah mulai dikenal oleh
18
Ibid, hal: 30
commit to user 51
masyarakat luas. Namun sekarang ini, orang Arab di Pasar Klewer tidak hanya berdagang batik, namun juga tekstil, konveksi dan bahkan sepatu.
d. Suku Banjar