commit to user
35
BAB III PERKEMBANGAN PASAR KLEWER TAHUN 1958-1998
A. Sejarah Pasar Klewer
Pasar Klewer pada mulanya dinamakan Pasar Slompretan.
1
Letaknya disebelah selatan alun-alun utara, tempat tersebut dahulunya digunakan untuk
menyimpan kereta dan tempat berhentinya kereta di pinggir jalan. Tempat tersebut paling tua di kota Surakarta, dan jalan tersebut juga merupakan jalan tertua.
Karena pernah dipakai pada saat perpindahan kerajaan jaman Pakubuwana II, dari Kartasura ke Sala, yang kemudian diberi nama Surakarta Hadiningrat, di sebelah
utara di bangun Masjid Agung. Dulunya Pasar Klewer disebut juga dengan
pakretan
2
karena digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta milik para abdi dalem dari luar kota, seperti
Delanggu, Kartasura dan Boyolali pada saat ada acara kebesaran di Istana. Nama
pakretan
tersebut sering kali salah dalam pengucapannya oleh masyarakat, maka berganti menjadi Slompretan. Maka lama-kelamaan dijadikan pasar Slompretan.
3
Kata Slompretan tersebut berasal dari slompret terompet karena suara dari kereta yang akan berangkat mirip dengan suara terompet ditiup.
4
1
Pasar Slompretan ini berasal dari nama orang pemilik tanah yaitu Tuan Lourens, dan setelah pemilik tanah tersebut meninggal kemudian tempat tersebut diberi nama Pasar Slompretan.
Pasar Slompretan berada di Jalan Ngapeman dekat dengan Pasar Klewer.
2
Pakretan berada di sepanjang jalan Coyudan dan tempat tersebut menjadi pusat dari transportasi local yang berupa andong. Alat transportasi andong ini biasanya digunakan oleh para
bangsawan maupun pedagang kaya yang mmbawa barang dagangannya dari rumah ke Pasar Klewer.
3
R.M Sajid, 1984, Babad Sala, Surakarta: Reksopustoko Mangkunegaran, hal: 68
4
Wawancara dengan Dwi Adi Prihutomo pada tanggal 16 Agustus 2010
commit to user 36
Pada saat dunia mengalami masa malaise sekitar tahun 1930, yaitu sebelum Perang Dunia ke II, kehidupan di kota Solo juga mengalami penderitaan
bagi masyarakatnya, banyak terdapat pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak bermunculan pedagang rombengan, yaitu pedagang yang menjual barang-barang
bekas dan dijual dengan berkeliling di perkampungan. Pedagang rombengan tersebut berdagang di Purwadiningratan dengan para pedagang klitikan dan besi
tua. Jumlah pedagang rombengan yang tiap tahunnya mengalami peningkatan, maka mereka mencari tempat yang sekiranya dapat digunakan untuk berdagang,
seperti sekitar jalan di Pasar Legi, Pasar Ngapeman dan Pasar Kliwon. Dan pada sore hari, pedagang rombengan tersebut pindah ke jalan Jendral Gatot Soebroto,
sebelah selatan Pasar Pon sampai Pasar Singosaren. Selain tempat-tempat tersebut, para pedagang rombengan ini juga berdagang di pertigaan Stabelan,
karena letaknya dekat dengan villa park Banjarsari yang pada saat itu masih menjadi perkampungan orang Belanda, maka lokasi ini paling strategis.
5
Pada jaman Jepang, sekitar tahun 1942-1945, biasanya barang yang dijual berupa barang-barang bekas. Para pedagang selalu berpindah-pindah, dan
terkadang-kadang mengganggu arus lalu lintas. Pada mulanya bertempat di Banjarsari sebelah tenggara Kantor Air Minum Kantor
Solose Water-Leiding
. Karena Pasar Slompretan dirasa sepi dan akan mati, maka para pedagang diminta
berdagang di pasar Slompretan. Dikarenakan para penjualnya berdagang dengan berkleweran di bahunya, kemudian pasar Slompretan diganti menjadi pasar
Klewer.
6
5
Dharma Kanda , “Mula Bukane Jeneng Pasar Klewer”, terbit Maret 1978, hal: V-VI
6
R.M Sajid, loc cit.
commit to user 37
Akhirnya timbul kata Klewer, yaitu pasar bagi orang miskin yang tidak memiliki tempat tertentu. Para pedagang menawarkan barang dagangannya
dengan disampirkan di bahu mereka, sehingga para penjaja dagangan tampak berkleweran di pinggir jalan. Dalam istilah Jawa pemandangan ini dikenal dengan
sebutan
pating klewer
. Oleh karena itu, akhirnya pasar tersebut dikenal dengan sebutan Pasar Klewer.
Nama Pasar Klewer berasal dari bahasa Jawa, yang artinya memanjang dari atas ke bawah secara tidak beraturan. Berkembangnya suatu pasar, karena
pada awalnya di tempat tersebut banyak orang menjual barang dagangannya dengan meletakkan barang dagangannya dibahu dan dibawa kemana-mana.
Karena barang yang diletakkan dibahu banyak yang
kleweran
, serta barang yang diperdagangkan sebagian besar berupa kain dan sandang, maka barang ini dapat
dijual dengan cara rombengan artinya berdagang keliling sambil membawa barang dagangannya dengan cara digantungkan ditangan. Demikian juga halnya di Pasar
Klewer ini, barang-barang yang diperdagangkan sifatnya mudah dikemas, digantung dan terurai di lantai, sehingga istilah Jawa tersebut dipakai sebagai
nama pasar yaitu Pasar Klewer dan nama tersebut dipakai sampai sekarang. Setelah pembangunan pasar pada tahun 1958 yang diperluas ke barat.
Pasar Klewer mulai dikenal oleh masyarakat sekitar maupun dari berbagai kota seputar Jawa Tengah. Pada saat yang sama pasar sepeda di pindahkan ke Alun-
alun selatan dan pasar burung dipindahkan ke Widuran, karena lokasi tersebut akan digunakan untuk berjualan tenun dan batik. Karena kondisi pasar Klewer
yang sudak tidak memenuhi persyaratan ekonomis, kesehatan dan perkembangan
commit to user 38
kemajuan pembangunan, maka Pemerintah melakukan renovasi pasar hingga mencapai bentuk seperti yang sekarang ini.
B. Keadaan Pasar Klewer