guru adalah sebagai fasilitator dalam proses yang komunikatif, bertindak sebagai partisipan, dan yang ketiga bertindak sebagai pengamat.
4. Pengertian Persepsi Guru
Menurut Robbins, 2005 dalam Simbolon, 2008 mendefinisikan bahwa persepsi sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan
dan menafsirkan atau menginterpretasikan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka.
Menurut Mc Shane dan Von Glinow, 2000 dalam Simbolon, 2008 persepsi adalah proses penerimaan informasi dan pemahaman tentang lingkungan,
termasuk penetapan informasi untuk membentuk pengkategorian dan penafsiran. Intinya persepsi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima informasi dan
menyesuaikan dengan lingkungannya. Ini berarti adanya interpretasi dalam memahami informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan yang menerimanya
atau adanya seleksi terhadap berbagai rangsangan yang ditangkap oleh panca indera. Hal ini nantinya akan mempengaruhi perilaku masing-masing individu
yang menerima informasi tersebut.
5. Komponen Kepemimpinan Transformasional
Menurut Bass 1985 kepemimpinan transformasional yang otentik mengandung empat komponen yakni :
1. Idealized Influence yaitu memimpikan, yakin dan membentuk standar
yang tinggi usaha penyamaannya. Kepemimpinan dengan pengaruh
Universitas Sumatera Utara
idealisme menginspirasikan bawahan untuk menerima nilai-nilai, norma- norma dan prinsip-prinsip bersama. Pengaruh idealisme dapat
menghasilkan dorongan yang sangat besar lebih dari biasanya dan menginspirasikan bawahan untuk mewujudkan standar perilaku yang
tinggi. Perilaku pengaruh idealisme juga berusaha untuk mewujudkan etika secara konsisten serta menunjukkan tanggung jawab sosial dan jiwa
pelayanan sejati. 2.
Inspirational Motivation yaitu akan menjadi bekal motivasi para pengikut dalam menghadapi tantangan untuk mencapai tujuan. Pemimpin
transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan,
mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui optimisme.
3. Intellectual Stimulation yaitu kepemimpinan transformasional membantu
para pengikut untuk menjawab asumsi dan untuk membangkitkan solusi yang lebih kreatif terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Pemimpin
transformasional juga mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan
dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan- pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi.
4. Individualized Consideration yaitu kepemimpinan transformational
memperlakukan masing-masing bawahan sebagai individu dan mendampingi, memonitor dan menumbuhkan peluang. Dalam komponen
Universitas Sumatera Utara
ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan
bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir.
Keempat komponen dari kepemimpinan transformasional ini saling berhubungan, dan dapat menumbuhkan komitmen karyawan pada organisasi dan
mempengaruhi efektivitas dan performansi sebagai karyawan yang loyal pada organisasi. Tiap organisasi diharapkan dapat berhasil, bertahan dan memberikan
kesejahteraan bagi karyawan sebagai anggota dari organisasi. untuk dapat bertahan, organisasi memerlukan karyawan yang memiliki komitmen organisasi
yang tinggi. Dengan demikian, pengukuran kepemimpinan transformasional juga merefleksikan keempat komponen kepemimpinan transformasional tersebut yaitu
idealized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan
individualized consideration
6. Karakteristik KepemimpinanTransformasional